06

96 15 8
                                    

Happy reading ~~~
Jangan lupa pencet ⭐
Thank you

~~~

6. Kalah?

🍃

Dua minggu berlalu.

Pagi hari seusai sarapan, keluarga Airin duduk di ruang keluarga yang menghadap ke taman samping rumah sambil mengobrol santai. Airin memang jarang menghabiskan weekend bersama kekasihnya, ia lebih memilih untuk bersantai dengan keluarganya. Hal tersebut lantaran ia tidak ingin ditanya-tanya oleh orang tuanya dengan siapa Airin akan menghabiskan waktunya, mengingat Airin yang temannya tidak sebanyak dulu.

Pagi ini Airin sudah membulatkan tekad untuk memberitahu orang tuanya terkait hubungannya dengan Jay. Tetapi sebelum Airin membuka suara, ayahnya terlebih dahulu bertanya kepada Airin.

"Gimana hubungan kamu sama Sean, Rin? Udah sering ketemu, kan?" Tanya sang ayah mengingat hari ini terhitung dua minggu sudah sejak pertemuan mereka di rumah keluarga Sean.

"Pa, Ma, sebenernya ada yang pengin aku sampein," Airin menjeda kalimatnya, "sebenernya aku udah punya pacar," ujar Airin pelan karena ia takut akan reaksi orang tuanya.

"Pacar? Kamu memutuskan untuk pacaran dulu sama Sean?" tanya sang ibu memastikan.

"Eum.. Ma... Bukan... Bukan Sean, tapi orang lain," jawab Airin.

"Siapa orang itu? Papa kenal?" tanya ayah Airin yang cukup kaget dengan pernyataan anak perempuannya itu.

"Dia... pemilik restoran tempat aku kerja, Pa," Airin sudah tidak bisa merahasiakan hubungannya lagi.

"Sudah berapa lama kalian bersama? Kenapa gak bilang ke Papa Mama?" ayah Airin mencoba menahan amarahnya.

"Hampir satu tahun ini, Pa."

"Kenapa gak bilang dari awal sih, Rin kalau kamu sudah punya pacar? Jadi kamu mau batalin perjodohan sama Sean? Astaga, mau ditaruh mana muka Papa ini, Ma?" jawab ayah Airin frustrasi sambil melihat respons istrinya yang juga terlihat shocked.

Ayah Airin bukan tipe ayah yang pemarah. Jadi beliau mencoba memahami keadaan Airin saat ini.

"Papa, maafin Airin." Airin merasa sangat bersalah karena tidak memberitahu orang tuanya lebih awal.

"Sean udah tau?" tanya Mama Airin mencoba mencari jalan tengah. Airin mengangguk lemah.

"Ah, ya ampun. Papa, gimana kita bilang ke keluarga Sean ini, Pa?" Ibu Airin pun merasa bersalah karena setuju dengan ide suaminya untuk menjodohkan putrinya yang mereka kira belum memiliki kekasih itu.

Alasan Airin tidak bisa langsung protes ketika makan malam di rumah keluarga Sean waktu itu adalah karena ia juga punya sesuatu yang belum disampaikan kepada orang tuanya. Jadi, Airin tidak bisa serta merta menyalahkan orang tuanya karena menjodohkan Airin tanpa sepengetahuannya. Oleh sebab itu, Airin berniat meluruskan segala hal.

"Ma, Pa, Airin minta maaf baru bilang sekarang," ucapnya merasa bersalah.

"It's okay, sayang. Biar nanti Papa Mama ngomong lagi ke keluarga Om Surya," ucap Mama Airin mencoba menenangkan putrinya meski dalam hati ia juga merasa bersalah kepada keluarga Sean.

"Ma, untuk itu biar Airin aja yang ngomong sama orang tua Sean,"

"Tidak, sayang. Papa yang punya rencana ini, jadi Papa yang akan bertanggung jawab," ujar Papa Airin.

"Makasih, Ma, Pa," ujar Airin pelan. Sebenarnya ia tidak enak hati karena dengan pembatalan perjodohan itu, Airin takut hubungan orang tuanya dan orang tua Sean menjadi renggang.

Love Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang