21

111 17 16
                                    

Hi!
Masih ada yg nunggu kah? Wkwk
Maapin baru update 🙏


21. Confirmation

☕️

"Jadi, mau ngobrolin apa?" Airin memecah gelembung percakapan di otak Sean setelah menyajikan minuman dan snack untuk Sean.

"Rin, sorry, aku mau mastiin sesuatu... Eum... You okay, Rin?"

"Seperti yang kamu lihat, aku baik, Sean."

"I mean... your heart," Sean menjeda untuk melihat respons Airin. "Semenjak aku kembali ke Jakarta, udah dua kali aku lihat kamu ketemu Jay secara langsung. You okay with it?"

"Ah, soal itu..."

"Apa kamu udah baik-baik aja?"

"Kalau mau ngomongin soal perasaanku ke Jay... I think time will heal itu benar adanya. Setidaknya aku udah gak lagi merasa sakit hati bahwa cowok yang aku sayangi memilih mengakhiri hubungan kami."

"Kalau boleh tau, sekarang kamu menganggap Jay sebagai siapanya kamu?"

"Maksudnya?"

"Apakah kamu udah menganggap dia pure sebagai senior kamu atau mungkin seseorang yang pernah hadir di hidup kamu yang kamu sayangi?" Airin tampak berpikir. "You may not answer it if you don't wanna tell me."

"Hmm.. Both of them. Jay adalah senior yang banyak membantuku, baik waktu di kampus maupun di dunia kerja. Dan yang kedua, ya, dia lelaki yang pernah aku sayangi, aku gak bisa menyangkal fakta kalau dia pernah mengisi hari-hariku."

"Lalu, apa rasa sayang itu masih ada?" tanya Sean hati-hati.

"Aku udah anggep dia murni sebagai seniorku. Soal hubunganku dengannya dulu, aku udah lupain itu secara perlahan-lahan..."

Hening menghampiri keduanya setelah Airin menjawab.

Sean memberanikan diri untuk mengikuti saran ibu dan juga kakak Airin. "Tentang obrolan kita waktu di apartemenku sebelum aku ke London...," Sean menjeda. Airin merasa bahwa Sean akan serius kali ini.

"Tentang waktu yang kamu minta... kira-kira berapa lama lagi yang kamu butuhkan?" Airin akhirnya menangkap maksud Sean. "Apakah kamu udah berhasil memulihkan hatimu?"

"Eh? Eum... Ya, aku udah berdamai dengan hatiku."

"Kalau gitu, apa kamu berencana untuk membuka hatimu kembali?" Airin menatap Sean, ia terkejut oleh pertanyaan pemuda itu.

"Selama di London, aku selalu mikirin kamu. Apa Airin baik-baik aja? Apa Airin udah move on? Apa Airin bakal nunggu aku dan kasih kesempatan ke aku... ," Sean mengatakan dengan lirih. "Atau mungkin Airin udah punya seseorang di hatinya... Yeah, pertanyaan semacam itu yang menghampiriku setiap hari." Airin diam mendengarkan.

"Dan aku baru berani mengatakannya sekarang setelah memastikan kalau kamu not in relationship with someone. So... How are you feeling toward me, Rin? You know that I have feeling for you and I'm waiting for you." Airin shock dengan pernyataan tiba-tiba yang Sean sampaikan. Meski ia pernah mendengar pernyataan yang sama dari pemuda itu, namun mendengar Sean confess lagi cukup membuatnya kehilangan kata-kata. Beberapa saat kemudian, Airin akhirnya bersuara.

"Sean, actually I wonder the same things... You said that you want us to be more than friends. But... Kamu gak pernah bahas itu. Bahkan saat aku ke London, kamu juga gak nanyain itu," Airin mengikuti kata hatinya untuk mengungkapkan rasa penasarannya.

Love Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang