Bonus Chapter

114 17 10
                                    

Annyong!! Bonus akhir tahun hehe

Enjoy🫶







🌻



Di sela-sela kesibukan mempersiapkan pernikahan mereka, Airin dan Sean juga tengah menyiapkan calon rumah baru yang akan mereka tempati setelah menikah nanti. Weekend ini mereka menata perabot dan membersihkan rumah itu. Dari segi konstruksi, sudah lebih dari 90% rampung, tinggal melengkapi furnitur. Sean sedang berada di dapur untuk mengecek beberapa bagian sementara Airin di ruang tengah. Airin mengambil kursi untuk menaruh beberapa pajangan pada rak yang tertempel di tembok karena ia sadar tanpa bantuan kursi, ia tidak akan bisa menjangkau rak dinding tersebut.

Sean yang sudah selesai dengan urusan dapur menghampiri Airin dan kaget melihat calon istrinya menaiki kursi.

"Ya ampun, Sayang, kamu ngapain?"

"Ini dikit lagi selesai kok, Mas."

Sean buru-buru menghampiri Airin dan menyuruh perempuan itu turun. Airin menurut. Namun, pergerakan Airin membuat kursi plastik tersebut oleng. Sean meraih pinggang Airin agar sang calon istri tidak jatuh. Posisi mereka sangat intim dengan Airin yang berada dalam pelukan Sean. Keduanya saling menatap dengan jantung yang berdebar hebat.

"Sayang, boleh gak kalau kita nikahnya dimajuin jadi besok?" Ucap Sean setelah beberapa detik terpana dengan kecantikan sang calon istri dari jarak yang intim.

"Emang kenapa?"

"I wanna kiss you so badly..." ujar Sean lirih tanpa melepaskan pandangannya.

"Then, you may kiss me," jawab Airin tersipu.

"Sayang, kamu yakin? You allow me to kiss you?"

Airin mengangguk sambil berusaha mengontrol detak jantungnya yang berpacu tidak karuan. Tanpa membuang waktu lagi, Sean pun mencium Airin. It's their first kiss.

"Sayang, maaf... Aku udah gak tahan lagi," ucap Sean setelah beberapa detik ciuman itu berlangsung. Sean takut kelepasan jika berlama-lama melakukannya.

"It's okay. Tapi yang lebih dari ini, tunggu sampai kita udah resmi ya. Sepuluh hari lagi. Sabar ya, Mas."

"Alright, My Love."

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎


Sepuluh hari kemudian, setelah rangkaian pernikahan mereka usai, Sean dan Airin memutuskan untuk pulang ke rumah Airin karena gadis itu belum rela tinggal terpisah dari orang tuanya. Sean tidak keberatan dengan hal itu meskipun rumah baru mereka sudah siap huni. Airin mendahului Sean memasuki kamarnya. Memang ini bukan pertama kalinya pemuda tersebut memasuki kamar Airin, namun kali ini terasa berbeda setelah hubungan keduanya akhirnya sah di mata agama maupun hukum.

Sean meletakkan tasnya yang berisi beberapa potong pakaian dan perlengkapan pribadinya di sebelah sofa yang kini pemuda itu duduki. Sementara Airin duduk di depan meja rias karena ia berniat menghapus make up nya terlebih dahulu. Perempuan itu pun membuka suara, "Kamu mandi dulu aja, Mas. Handuk baru ada di kabinet dekat wastafel, ya," ucap Airin sambil menoleh ke arah Sean yang sedang memainkan ponselnya. Jujur Airin agak gugup berada di ruangan yang sama dengan Sean, apalagi dengan status mereka yang sudah sah sebagai suami-istri.

"Kamu butuh bantuan, gak?" Sean bertanya lantaran ia melihat berbagai hiasan yang masih menempel di rambut indah istrinya itu. Ah, sudah jadi istri, ya, akhirnya. Terima kasih, Tuhan, ucap Sean dalam hati. Ia pun menghampiri Airin yang terlihat sedikit kesusahan melepaskan hiasan di rambutnya.

Love Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang