17. Living the Dream
⏳️
Keesokan harinya, Sean, Airin, serta Sheila dan pacarnya mengunjungi Harry Potter Studio. Mereka berangkat bersama namun berpencar ketika sudah tiba di lokasi. Kevin dan Sheila beralasan ingin mencari suvenir terlebih dahulu sementara Sean menyarankan agar menikmati pamerannya terlebih dahulu. Keempatnya sempat berdebat kecil namun Airin yang setuju usul Sean pun akhirnya memilih untuk mengikuti Sean. Padahal sebenarnya itu hanya alasan Kevin dan Sheila agar Sean bisa menikmati waktu berdua dengan Airin.
Airin benar-benar bahagia bisa berada di tempat yang menjadi impiannya sejak kecil, seperti hidup dalam mimpi. Ditambah keberadaan Sean yang selalu ada di sisinya membuat kebahagiaannya bertambah. Sean yang mengingat semua wishlist Airin ketika gadis itu sedang bucin-bucinnya dengan Harry Potter membuat Airin terharu.
Airin pun teringat sesuatu ketika mereka beristirahat sejenak setelah mengelilingi arena Harry Potter Studio. "Sean, would you do me a favor?" Ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sesuatu. "Karena ini hadiah dari kamu, would you mind helping me to wear this?" ucapnya lirih sambil membuka telapak tangannya. Sean speechless melihat benda yang dikeluarkan gadis itu. Airin pun menegaskan kembali, "Kalau kamu gak keberatan, tentunya."
Oh, Tuhan, kenapa Sean jadi baper? Ia terharu Airin membawa hadiah darinya.
"Sure," ucap Sean sebelum Airin menarik tangannya untuk kembali memasukkan benda itu. Ia pun mengambil benda itu dan berpindah posisi di belakang Airin. Airin dengan spontan langsung menyatukan rambutnya untuk memudahkan Sean memasang benda itu. Ya, benda itu adalah time-turner yang merupakan hadiah ulang tahun dari Sean.
Tanpa mereka sadari, jantung keduanya berdetak lebih cepat. Terutama Sean, ia berusaha mengontrol dirinya agar detak jantungnya tidak terdengar Airin. Meski sempat grogi, Sean akhirnya berhasil memasangkan kalung tersebut.
"Thank you, Sean. It's beautiful."
Sean membalasnya dengan tersenyum penuh arti.
"Jadi berasa kayak Hermione," tambah Airin. Keduanya terkekeh bersama. Mereka pun hanyut dalam obrolan asyik tentang memori indah bertahun-tahun lalu.
"Kalau time-turner ini bisa berfungsi beneran, kamu pengen kembali ke momen apa, Rin?" tanya Sean.
"Eum... Apa ya?" Hening beberapa saat. "Boleh aku jawabnya gak sekarang?"
"Ah, ya, tentu saja. Take your time."
Keduanya pun melanjutkan perjalanan karena masih ada beberapa wishlist Airin yang belum ia kunjungi. Jadi Sean yang sudah berjanji akan menjadi tour guide nya, langsung menyetujui untuk mendampingi Airin karena kali ini Airin yang menentukan destinasi mereka. Sean pun memberitahu Kevin dan Sheila bahwa mereka akan kembali berpencar karena destinasi yang diinginkan Airin berbeda.
Beberapa hari di London, akhirnya Airin dan Sheila kembali ke tanah air. Sementara itu, Sean dan Kevin harus menyelesaikan administrasi kelulusan terlebih dahulu sehingga mereka tidak bisa pulang bersama kedua gadis itu.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Beberapa minggu kemudian, Sean sudah kembali ke Jakarta. Ia pun menyempatkan diri untuk mengunjungi restoran Airin untuk pertama kalinya dengan mengajak Sheila dan juga Kevin. Airin tentu saja menjamu mereka dengan spesial.
Sebulan berlalu, terhitung baru dua kali Sean berkunjung ke restoran Airin lantaran ia sibuk mencari opportunity di tempat baru. Ia pun takut mengganggu Airin jika sering berkunjung. Sean akhirnya mendapatkan tawaran pekerjaan di tempat baru setelah beberapa kali apply lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi. Itulah sebabnya ia jarang menghubungi atau bertemu dengan Airin karena kesibukannya sebagai jobseeker. Sebagai perayaan karena akhirnya berhasil mendapatkan posisi yang ia inginkan, Sean mengajak Airin, Sheila dan Kevin untuk makan bersama di restoran Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Again ✔️
General FictionDipertemukan kembali pada waktu dan keadaan yang sangat tidak terduga. Akankah takdir mempersatukan mereka? ---- Cerita ini hanyalah fiksi. Pembaca bebas berimajinasi mengenai cast-nya. Please show your support for my works, thanks. Highest rank #3...