Bagian 9

283 30 3
                                    

Sanzu Haruchiyo x Reader

....

[Name] POV

Lagi dan lagi, wanita yang ku ejek Mak Lampir itu memberikan ku pekerjaannya padaku. Padahal aku dan dia sama-sama bekerja dan mendapatkan gaji di perusahaan ini. Namun semenjak aku diamkan dia, sikapnya semakin menjadi-jadi bahkan semakin seenaknya padaku.

Paling parahnya, dia menyinggungku dengan peristiwa beberapa hari yang lalu. aku mendapat pengampunan dari ketua divisiku, itupun aku sekali terlambat dan di bantu oleh CEO-ku Rihito.

Aku terlambat memang memiliki alasan, itu pun Sanzu yang mengatakannya langsung kepada Rihito. Aku saja baru tahu Rihito merupakan teman baik dari Sanzu ketika kami bersamaan kekantor. Jadi Rihito mengatakan langsung kepada ketua divisiku untuk tak memberi teguran dan akhirnya aku bisa lolos dari teguran ketua divisiku. Jujur saja aku berterima kasih padanya. Tetapi ujung-ujungnya aku mendapatkan gosip yang tak sedap dari orang-orang kantor.

"Sudah jangan didengar... Mereka memang suka begitu kalau sama anak baru. Aku juga dulu begitu."

"Aku tahu, tenang saja aku tak akan down hanya karena omongan mereka."

"Oh.. itu bagus. Kau tenang saja, lama kelamaan mereka bakalan bungkam sendiri."

"Ya semoga saja.."

"Ehm...Kalian berdua jangan mengobrol terus, kerjakan tugas kalian. " Tegur ketua divisi timku ketika ketahuan kami mengobrol

"Maaf pak ketua." Seru kami berdua.

Setelah menegurku dan Kurenai, kami berdua malah tertawa kecil sembari mengerjakan tugas-tugas kantor yang menumpuk.
.

Hari sudah petang, waktu menunjukkan pukul 6 sore. Semua para pekerja lain pun sudah bersiap pulang termasuk juga aku. Aku yang baru saja selesai membereskan tempat kerja kini bersiap pulang, begitupun juga temanku Kurenai. Kami berdua keluar dari gedung perkantoran secara bersamaan.

Ketika diluar, aku melihat  Sanzu sudah menunggu. Ia menyenderkan punggungnya sambil memainkan ponselnya yang ternyata mengirim pesan padaku.
Mau tak mau aku membalasnya daripada dia marah lagi seperti kemarin-kemarin.

Setelah mendapat pesanku, Sanzu menghampiriku yang bersama Kurenai. Aku bukannya malu, hanya saja aku tahu diri bahwa aku terlihat tak sepadan dengannya.
Kurenai sendiri terlihat terpaku melihat Sanzu, ku perhatikan ia seperti tertarik padanya. Apalagi aku akui Sanzu memang tampan, bahkan mata birunya serta bulu matanya sangatlah cantik untuk laki-laki. Jika dibandingkan aku, itu sangat jauh sekali.

"[Name].. dia pacarmu?" Bisik Kurenai.

"Gimana menjawabnya ya, mungkin iya."  Ujarku yang gelagapan.

Aku bingung untuk menjelaskan pada Kurenai, sebenarnya aku belum tahu perasaanku padanya. Aku masih ragu apakah ini cinta atau hanya sekedar ungkapan terima kasihku karena sudah menolong biaya pengobatan ibuku. Aku hanya ingin memastikan perasaanku saja saat ini, lagipula aku juga belum sepenuhnya mengenal Sanzu dengan baik. Sanzu jarang terbuka mengenai masalahnya sendiri, yang aku tahu dia selalu bersikap sesukanya sendiri dan cepat sekali emosi.

Lagipula Kurenai juga belum tahu siapa pria itu, seandainya dia tahu Sanzu Haruchiyo adalah seorang kriminal pasti dia akan terkejut. Tapi aku tak berani membocorkan rahasia dirinya, Sanzu akan sangat marah jika itu keluar dari mulutku.

Kurenai begitu terpesona melihat Sanzu ketika mendekat, tapi sikap Sanzu sangatlah masa bodoh terhadap wanita disebelahku. Ia malah menarikku pergi tanpa berkata apapun. Aku merasa tak enak meninggalkannya begitu saja. Maka, akhirnya aku hanya melambaikan tangan pada teman kantorku itu, Kurenai sendiri membalas lambaian ku dengan memandang penuh minat pada Sanzu.

Tokyo Revengers: LIAR II || Sanzu Haruchiyo x Reader [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang