Sanzu Haruchiyo x Reader
.....
Author POV
Seminggu setelah kejadian itu, [name] menjadi pendiam. Bahkan untuk didekati saja sangat sulit. Ia juga mengalami sakit-sakitan pasca ditinggalkan ibunya. Tapi yang lebih sakit lagi, Sanzu Haruchiyo melukai perasaannya dihari yang sama dengan kematian ibunya.
[Name] menutup diri, dia hanya bisa tidur di kamarnya berhari-hari. Ia selalu menahan sakit di kepalanya, berbagai memori mulai masuk. Hingga akhirnya, ia mengingat bahwa dirinya adalah orang yang sudah lama mati. Ia adalah Hasegawa [name], tapi hatinya terlanjur hancur dan dia memilih tak ingin bersama pria itu. Biarpun diberi kesempatan hidup, tetap saja ia tak diberi kebahagiaan. Ia harus kehilangan kembali apa yang ingin ia jaga.
.[Name] bangun dari tempat tidurnya, ia melihat cincin yang ia lepas dari jemarinya dimeja yang tak jauh dari ranjangnya. Cincin itu pemberian Sanzu Haruchiyo, ia harus melupakan pria itu dan meninggalkannya.
Setelah itu fokus nya [name] kini mencari sesuatu dari kamarnya. Ia ingin mengakhiri hidupnya, dia cukup lelah dengan semua ini.
[Name] menemukan sebuah gunting didalam lacinya, Ia mengambilnya dengan cepat dan memegang dengan erat. Di depan cermin [name], ia melihat dirinya sendiri yang nampak berantakan bahkan wajah pucat. Gunting yang itu sudah ia letakkan dipergelangan tangannya.
Namun bayangan ibunya [name] menghantuinya, melarangnya untuk mengakhiri hidupnya dengan wajah sedih dihadapannya. Ia kembali menangis, dan begitu frustasi hingga tangannya berdarah karena memegang erat tajamnya ujung gunting.
"Kenapa aku harus terus seperti ini? Aku tidak sanggup! " Isaknya.
Ia menatap kembali cermin, melihat dirinya yang berantakan. Ia menyentuh rambutnya dan memangkas rambut panjangnya hingga pendek sebagai bentuk pelampiasan.
Helaian rambutnya berserakan dilantai.'tok..tok..tok...'
Seseorang mengetuk pintu, itu adalah suara Hinata.
"Nee-san, aku masuk ya."
Ketika Hinata masuk, dirinya terkejut melihat [name] rambutnya terpotong pendek dengan lumuran darah pada gunting dan tangannya. Hinata segera menyimpan makanan yang ia bawa dimeja dan langsung menghampiri [name]. Wajahnya nampak khawatir, bahkan menangis melihat keadaan kakaknya.
"Nee-san, kenapa kau sampai melakukan ini."
[Name] tak menanggapi, matanya sudah berkunang-kunang bahkan pingsan. Hinata menjadi panik dengan ini, ia segera menelpon ambulans untuk dibawa kerumah sakit.
.
.[Name] dirawat dirumah sakit, namun ada hal yang membuat Hinata terkejut. Ketika dokter memberitahukan kondisi kakak sepupunya, dokter menyatakan [name] sedang mengandung dan usia kandungannya pun masih sangat muda.
Hinata jujur saja takut dengan ini, ia takut kondisinya makin terpuruk setelah mendengar ini. Hinata bimbang, tapi ia tak bisa selamanya menyembunyikan ini dari kakak sepupunya.
.Selama 2 jam pingsan, akhirnya [name] bangun. Disana sudah ada Hinata dan bibi Tachibana.
"Syukurlah nak, akhirnya kau sadar."
"Ini dimana?"
"Nee-san berada dirumah sakit. Tadi nee-san pingsan dan tangan nee-san juga terluka. Aku sangat takut."
"Maaf, jadi merepotkan."
Hinata menggeleng, Hinata dan ibunya tak menyalahkan kakak sepupunya.
Hinata menghela nafasnya, ia secara serius ingin menyampaikan kabar yang mungkin akan membuatnya terpuruk kembali. Ibu Hinata mengerti jika Hinata ingin menjelaskan sesuatu dengan [name] secara personal, beliau memilih untuk keluar agar mereka berdua bisa bicara dengan nyaman sebab ibu Hinata tahu [name] hanya dekat dengan putrinya.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/311493016-288-k907448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Revengers: LIAR II || Sanzu Haruchiyo x Reader [End] ✅
Fiksi PenggemarDia yang telah pergi membuat duniaku semakin buruk dan hancur. Aku yang sejak awal seorang pembunuh, sudah tak tahu lagi mana kebaikan dan keburukan. hidupku sekarang hanya membunuh dan terus membunuh. Aku hanya menginginkan kebahagaian, satu kebah...