Sanzu Haruchiyo x Reader
.....
[Name] tak menyangka bisa berhubungan dengan petinggi Bonten, padahal Naoto sudah memperingatkan [name] sebelumnya untuk tidak sampai terlibat dengan organisasi kriminal itu. Tapi karena suatu insiden dan kelalaiannya, [name] malah berurusan dengan salah satu petinggi apalagi dia merupakan orang nomor 2 dari Bonten.
.Saat ini [name] berada di ruangan Sanzu Haruchiyo, ia hanya duduk menunggu sang pemilik ruangan selesai menemui orang yang menjadi atasannya. [Name] benar-benar tak bisa kemana-mana, dilihatnya tadi ada dua penjaga yang menunggu ruangan ini.
"Ah.. Aku sungguh tidak tahu mereka! Kau beneran bodoh [name]! Kenapa bisa minta bantuan pada salah satu dari mereka." Lirih [name] yang kesal pada dirinya sendiri sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya kemudian menyugar rambutnya merasa frustasi dengan rentetan kejadian yang makin mempersulit dirinya.
.Bunyi notifikasi ponselnya berbunyi, ia mendapat pesan dari pihak rumah sakit tentang pengobatan ibunya akan segera dihentikan jika tak membayar tagihannya.
[Name] terheran-heran, bukankah sebagian sudah dibayar ayahnya? Tapi mengapa pihak rumah sakit masih menagih tagihan itu padanya.Tapi satu fakta yang ia dapat ketika menanyakan perihal itu kepada pihak rumah sakit, dan pihak mereka menjawab bahwa tak ada pembayaran apapun kepada pihak rumah sakit tentang perawatan ibunya.
Hati [name] mencelos, ia merasa dikhianati. Padahal selama ini ia selalu menuruti keinginan orang-orang dirumah itu sampai ia harus bertunangan dengan orang yang bernama Hiro hingga ia harus berurusan dengan Bonten.
[Name] sampai bertanya-tanya dalam hatinya, ia percaya ayahnya bukan orang yang melanggar janji. Tapi yang [name] yakini itu adalah perbuatan nyonya rumah berserta saudara tirinya.
Padahal ia tak meminta apapun, [Name] hanya ingin ayahnya tak menghentikan pengobatannya. Tapi mereka dengan kejamnya menyabotase pembiayaan itu.
Air matanya keluar, ia menangis terisak jika mengingat hal ini. Padahal segalanya ia korbankan sampai harus membuang harga dirinya untuk tidak menghentikan pengobatan sang ibu."Apakah ibuku terlalu hina dimata mereka?" Gumamnya terisak sambil menghapus perlahan. Ia selalu berusaha untuk kuat, tapi nyatanya tetap saja orang-orang itu menghancurkan dirinya.
.
.[Name] sudah gelisah, ia ingin keluar dari sini. Ia masih mendengar langkah kaki yang bolak balik menjaga ruangan ini.
"Dia lama sekali. Padahal aku harus segera pergi ke rumah sakit."
[Name] mondar mandir, ia sampai terpikirkan untuk menjual rumah satu-satunya milik ibunya dan sebagian meminjam uang kepada kerabatnya. Ia memang sudah buntu, uang tabungannya pun hampir habis.
"Aku lebih baik menghubungi Naoto untuk bicara dengan paman." Lirihnya
Sambil menunggu Sanzu kembali,
[Name] mencoba menghubungi Naoto untuk berbicara dengan paman Tachibana. Ia akan meminjam uang pada pamannya untuk membayar tagihan rumah sakit yang sekarang belum dibayarkan......
Tak lama Sanzu Haruchiyo masuk ke ruangannya, ia mengambil ponsel [name] dan melihat nama orang yang dihubungi. Ia mengerutkan dahinya.
"Tachibana Naoto?"
"I..itu Saudaraku."
"Saudaramu?"
[Name] mengangguk, ia takut dengan Sanzu dengan ekspresi nya yang kembali menatapnya datar dan dingin.
"A...aku tidak bermaksud melaporkan tentang kalian... sungguh." Ucapku hanya menunduk tak berani menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Revengers: LIAR II || Sanzu Haruchiyo x Reader [End] ✅
Fiksi PenggemarDia yang telah pergi membuat duniaku semakin buruk dan hancur. Aku yang sejak awal seorang pembunuh, sudah tak tahu lagi mana kebaikan dan keburukan. hidupku sekarang hanya membunuh dan terus membunuh. Aku hanya menginginkan kebahagaian, satu kebah...