Bagian 12

210 32 1
                                    

Sanzu Haruchiyo x Reader

...

Author POV

[Name] yang bekerja menyelesaikan tugas kantornya kini didekati oleh Kurenai.

"[Name] apakah nanti kau akan dijemput kekasih mu lagi?" Tanya Kurenai yang tiba-bisa saja bertanya seperti itu.

[Name] sama sekali tak memandang curiga ataupun semacamnya. Ia selalu berfikir positif saja, sebab Kurenai adalah teman dekat dikantor nya.

"Hm.. aku tak tahu. Haruchiyo kadang sibuk. Lagipula aku tak enak padanya jika setiap hari dia menjemputku terus."

"Ya tak masalah kan? Lagi pula ia kekasihmu ini. "

"Bukan begitu Kurenai, Haruchiyo juga bekerja. Aku itu khawatir padanya, seharusnya ia pulang saja sehabis bekerja dan langsung beristirahat. Kita kan bisa berkomunikasi lewat ponsel."

Ia mendengus, [name] hanya tersenyum. [Name] sama sekali tak curiga padanya. [Name] tak ingin berburuk sangka terlebih dahulu. [Name] memang merasakan keanehan itu, Kurenai terus-menerus menanyakan Sanzu.

"Eh aku mau ketoilet dulu. Kalau ketua menanyakanku tolong bilang ya."

Kurenai mengangguk.

"Udah sana.." ucapnya.

.
Melihat ponsel [name] yang tergeletak diatas mejanya, Kurenai dengan lancang mengambil dan mencari nomor ponsel Sanzu Haruchiyo. Setelah menemukannya, Kurenai meng-save nomor Sanzu di ponselnya.
Kurenai kembali menyimpan ponsel [name] ketempat semula. Dengan berpura-pura kembali bekerja.

[Name] baru saja kembali dari toilet dan kembali mengerjakan tugasnya yang sempat tertunda tanpa mengetahui perbuatan Kurenai tadi.

....

Saat jam istirahat, Kurenai tak biasanya makan siang bersama dengan [name]. Ia beralasan ada urusan dengan teman kantornya yang lain. [Name] sendiri tak mempermasalahkan itu, sebab bukan hanya [name] saja teman dari Kurenai dikantor ini.

Seseorang duduk di bangku kosong tempat [name] beristirahat, siapa lagi kalau bukan wanita dengan julukan 'Mak Lampir'. Dengan tatapan seperti orang angkuh, ia duduk begitu saja.

"Jangan pernah percaya padanya, kelak dia akan menikam mu ." Ujarnya yang  sambil membuka bekal makan siangnya.

[Name] langsung terdiam sejenak dengan ucapan wanita dihadapannya, Watanabe Maya.

"Apa maksudmu, Watanabe-san."

"Aku hanya ingin memberitahu mu, Kurenai tak sebaik yang kau kira. Ia seperti musuh dalam selimut. Mau percaya atau tidak, ya itu terserah mu sih."

Watanabe Maya memakan makanannya dengan santai, [name] sendiri sebenarnya agak kesal ketika ia mengatakan itu secara tiba-tiba. Ia masih belum percaya dengan ucapan wanita itu, sebab wanita itu sendiri selalu bersikap buruk padanya. Tapi ia tak bisa marah begitu saja, ia tak mau dikeluarkan dari tempat kerjanya ini. Ia sudah merasa nyaman kerja disini, apalagi CEO nya sendiri begitu baik padanya. Rihito selalu ramah pada seluruh karyawannya.

[Name] kembali memakan bekal siangnya, nyaman tak nyaman ia harus mengisi energinya sampai pulang bekerja.
.

Kurenai sendiri diam-diam menghubungi Sanzu Haruchiyo tanpa tahu siapa si pria berambut mullet itu. Ambisinya menggelapkan dirinya untuk mendekati orang nomor dua dari Bonten itu.

....

Sanzu POV

Aku yang sedang mengeksekusi sebagian para penghianat. Tiba-tiba bunyi notifikasi pesan dari ponselku berdering. [Name]? Itu tidak mungkin, ia tak akan menghubungiku disaat jam kerjanya. Ia sudah bilang sebelumnya padaku dari jauh-jauh hari, kecuali jika memang darurat.

Tokyo Revengers: LIAR II || Sanzu Haruchiyo x Reader [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang