[08]-Penculikan Zein

161 34 1
                                    

-
Mengambil hak orang lain adalah hal yang buruk, tapi apakah kita bisa mengambil hak kita kembali?
-

Disebuah kafe, terlihat Zein dan Tezza yang sedang bersantai bersama. Mereka menikmati minuman dan makanan yang telah mereka pesan.

"Zein.." Panggil Tezza.

"iya Za?" Sahut Zein.

"Gadis tadi cantik ya"

"lumayan.."

"kok lumayan sih?! dia cantik banget tau!"

"iya² dia cantik banget"

"gitu dong.. ohiya Zein, kamu kok bisa kenalan sama dia? gimana awalnya?"

"kemarin aku diculik oleh pria asing, untung aja ada Lyla dan dia yang menolongku, disaat itu aku kenalan dengan sama dia"

"tapi kok dia bisa tau sekolah kita?"

"kalau soal itu aku gak tau Za"

"owh.."

Terlihat dari kejauhan, terlihat dua orang pria yang berbadan besar tengah membicarakan hal serius seraya sesekali melihat ke kafe tempat Zein dan Tezza bersantai.

"itu bocah yang kemarin gagal aku culik, sekarang aku serahkan tugas ini kepada mu" Ucap seorang pria berbadan besar pada pria disebelahnya.

"Oke Boby! percayakan saja pada ku"

'maaf Lyla, walau kau telah memberikan ku pekerjaan, tapi tugas ini harus kuselesaikan' Benak pria berbadan besar bernama Boby itu.

Sementara itu di kafe, Tezza dan Zein hendak beranjak pulang.

"kau pulang bersama ku saja Zein, hari ini ayah ku lewat depan rumah mu" Ajak Tezza menawarkan tumpangan pada Zein.

"Enggak usah Za, makasih tawarannya, jemputan ku udah dateng kok"

"owh yaudah kalau gitu, hati-hati dijalan ya Zein"

"iya Za, bay.."

"bay...!

Begitu keluar dari kafe, Zein berjalan menuju mobil yang datang untuk menjemputnya.

Pak!
Pintu mobil tertutup "ayo pak kita jalan" Ucap Zein.

"iya tuan muda"

Diperjalanan pulang, rasanya aneh kalau Zein tak mendengar ocehan supirnya, biasanya supirnya akan bertanya kabar dan aktivitas Zein.

"pak.." Panggil Zein.

"iya tuan muda?" Sahut si sopir.

"bapak kok tumben gak nanya kabar saya? biasanya kan bapak setiap hari nanya kabar terus, bapak ada masalah ya? cerita aja pak gak perlu sungkan, saya siap kok jadi pendengar"

"saya gak bisa nanya kabar tuan muda lagi, karena..."

Sopir itu menutup mulut Zein menggunakan kain dengan sangat kuat, hingga membuat Zein tak sadarkan diri. "saya yang akan membawa mu keakhirat bocah!"
.

.

.
Cahaya menerangi indra penglihatannya, namun hanya terlihat satu cahaya saja yang menyinari wajahnya

"di-dimana ini..?" Tanya Zein dengan lirih.

Belum sempat pertanyaan Zein terjawab, Lyla dengan tiba-tiba muncul dan menendang wajah pria berbadan besar yang hendak menghampiri Zein.

Bughh!

Tendangan dari Lyla mengenai wajah pria berbadan besar yang dikenalnya bernama Boby. "Boby! kau belum kapok juga setelah kutendang kemarin? ternyata kau sangat menyukai tendangan ku, kalau begitu, ayo kita berduel secara terang-terangan, agar kau bisa merasakan tendangan ku yang lebih dasyat!"

"dasar gadis kecil sialan!!" Boby menarik kerah baju Lyla, sehingga membuat Lyla melayang.

"le-lepaskan aku, ekh!" leher Lyla rasanya tercekik, sepertinya boby menarik kerah baju Lyla terlalu kuat

"lepaskan Lyla! dia hanya ingin menolong ku! tolong lepaskan dia!!"

"diam kau bangsat!!"

"ekh!"

"Dengar Lyla, sekali lagi kau menendang wajahku, aku akan membunuh mu!" Boby melempar Lyla kearah Zein, dengan sigap Zein menangkap tubuh Lyla

"akh!!"

"Lyla!" Zein membantu Lyla berdiri

"makasih Zein"

"kenapa kau datang? kau tau kan ini bahaya"

"tidak mungkin aku membiarkan kedua temanku menjadi seperti ini, disisi lain aku ingin membuat boby tidak melakukan kejahatan lagi, dan disisi lainnya, aku ingin melindungimu karena sepertinya kau selalu dalam bahaya"

"iya tapi tidak perlu sampai datang sendiri, kau kan bisa menghubungi polisi"

"aku tidak ingin boby ditangkap polisi, dia adalah teman pertama ku"

"dasar, ternyata benar kau sangat mirip dengan Faaz"

"lagi² kau membahasnya, kau semakin membuatku penasaran seperti apa dia, jangan lupa tunjukkan pada ku si Faaz itu ya"

"iya Lyla.. Sekarang ayo kita pergi dari sini, boby akan kembali"

"hei!! kalian berdua mau kemana? kalian pikir aku akan membiarkan kalian pergi begitu saja? tidak akan!"

"aduuh, maaf Zein, sepertinya ada yang harus aku hadapi"

"apa? tidak! aku akan membantu mu"

"kau pandai bela diri?"

"sedikit"

"Baiklah, itu sudah cukup sebagi penambah rasa"
.

.

.
TiitTiit
"kok Zein gak angkat panggilan aku sih? berdering kok, tapi tetep gak digubris, apa Zein tidur ya?"

"mungkin.. ini kan udah siang, kalau gak jawab panggilanku, palingan si Zein udah turu manja dikasurnya" gumam Faaz
.

.

.
"Akh!!"

"Lyla! kamu gak papa kan?"

"aku gak papa kok, kamu jago juga ya bela dirinya, aku aja kewalahan lawan si boby, tapi kamu dengan mudahnya kalahin dia"

"makasih pujiannya, tapi kamu harus kerumah sakit dulu, tangan mu berdarah, harus diobati"

"iya Zein"

"kamu tadi kelemparnya jauh banget, untung aja masih hidup"

"heh! sembarangan kamu ya kalau ngomong!"

"hehe, habisnya aku kaget banget liat kamu kelempar tadi"

"ck"
.

.

.
Maaf ya part kali ini pendek, Author lagi mager mengetik, hehe ^_^ Part sembilannya ditunggu ya! partnya akan lebih panjang!
716 kata...

Selamat Tinggal✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang