[31]-Keikhlasan Zein

124 34 5
                                    

-
Keikhlasan dapat membuat kita lebih tenang. Keikhlasan juga tak akan membuat kita kecewa pada apapun yang terjadi
-

Zein memandang keluar jendela, suasana malam saat ini sangat tenang, rasanya bagai ketenangan yang tidak akan terulang kembali

Pandangannya menatap bulan yang bersinar, adanya bulan dan bintang membuat langit terlihat sangat indah, dibalik gelapnya malam ada ketenangan yang menanti

Mendengar kabar kematian Fendra membuat Zein semakin terpuruk dalam kesedihan, baru saja ia kehilangan Keenan, dan sekarang.. ia juga kehilangan Fendra, bahkan ia belum pernah mengobrol bersama Fendra hingga akhir hidupnya

Zein mengusap pelan air matanya yang membasahi pipinya "om Keenan.. Fendra.. aku gak nyangka kalian pergi secepat ini, kehilangan kalian sekaligus rasanya sangat berat, coba saja aku bisa bertemu kalian sekali lagi.. aku ingin sekali mengatakan bahwa aku sangat bahagia bisa mengenal kalian.."

Tes,,tes,,tess
Air mata Zein menetes kelantai karena pandangannya yang menunduk "sekarang aku udah ikhlas.. kalian udah tenang dialam sana, aku tidak akan membuat kalian terbebani karena memikirkan kalian, terima kasih telah ada didalam hidupku.. aku tidak akan melupakan kalian.."
.

.

.
Dikediaman (Almarhum) Fendra..

Tok,,tok,,tok,,
"Assalamualaikum.."

Ceklek,,
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita tua yang berada diambang pintu "Waalaikumsalam, siapa ya?"

Pandangan Zeo menangkap seorang remaja yang dikenalinya, seketika ia berlari dengan melayangkan bogemannya pada remaja itu

Bugh!
Bogeman Zeo mendarat tepat dipipi remaja yang dikenalinya itu, namun remaja itu hanya diam saja, seolah ia menginginkan hal itu

"berani²nya.. berani²nya kau datang kesini dasar kakak jahat!" teriak Zeo membentak remaja itu

Mendengar keributan diluar, kepala sekolah beserta istrinya dan Nia bergegas keluar rumah

"ada apa ini? kenapa diluar sangat berisik?" tanya kepala sekolah bingung

Melihat seorang remaja yang dikenalinya berada dihadapnya membuat Nia bungkam, ia mengigit bibirnya karena kesal, lalu menghampiri Zeo yang terlihat sangat marah

"kak Zeo!" Nia memeluk kakaknya erat. "kakak jangan gegabah, nanti kakak terluka, Nia gak mau itu terjadi.."

Pak kepala sekolah menghampiri remaja itu "ada apa? kenapa kau datang kesini?" tanyanya datar

Remaja itu menunduk dengan pandangan sedih "saya tahu bapak dan keluarga bapak tidak akan memaafkan saya, tapi saat ini saya benar-benar melakukan kesalahan, dan saya sangat meminta maaf kepada bapak dan keluarga bapak.."

"saya dan keluarga saya sudah memaafkan mu, tapi saya mohon jangan tunjukkan lagi wajah mu dihadapan saya dan keluarga saya, keluarga saya telah menandai kamu sebagai dalang dari hancurnya anak saya, walau begitu saya dan mereka juga tidak akan bisa menuntutmu, jadi saya mohon jangan tunjukkan lagi wajahmu dihadapan kami.. kami bermohon padamu, Tuan muda Tezza.." ucap pak kepala sekolah

"kalau begitu, saya mohon izinkan saya melayat kemakam Fendra, dia juga adalah teman saya, sebagai seorang teman saya sangat ingin bertemu dengan teman saya.."

Selamat Tinggal✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang