[13]-Kedatangan Tezza

114 32 2
                                    

-
Entah masa lalu apa yang telah mengubah pola pikir kita sehingga membuat orang yang sama sekali tak bersalah menjadi tersakiti
-

Ditaman, Zein nampak murung, menyadari hal itu Faaz bingung dan bertanya "kamu kenapa Zein? ada masalah? cerita aja sama aku.. aku siap kok denger cerita kamu"

"hm? Enggak ada apa² kok Az, aku baik² aja kok, tadi aku cuma kepikiran pelajaran besok aja, hehe"

"emang pelajaran besok susah ya?"

"iya Az.."

"ooh.. yaudah kita pulang yuk, udah mau sore nih.." ucap Faaz dan diangguki oleh Zein
.

.

.
Diperjalanan pulang, Zein nyaris saja menabrak seorang bocah yang hendak menyebrang

"adek gak papa?"

"saya gak papa kok bang, tadi cuma kaget aja, hehe"

Zein mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan bocah itu, lalu mengusap surai hitam bocah itu pelan "lain kali kalau nyebrang hati² ya.."

"iya bang.."

Zein memberikan sebuah permen kepada bocah itu, yang dibelinya disuper market saat berada dipersimpangan jalan

"waah, makasih ya bang..!"

"iya sama², kalau gitu abang duluan ya.."

"iya bang.. abang hati-hati dijalan ya!"

"sip!" ucap Zein lalu melajukan motornya
.

.

.
Setibanya dirumah, Zein tidak melihat seorang pun dirumah, bahkan mamanya pun tak ada di rumah "mama dan yang lainnya kemana ya?"

Zein berjalan menaiki tangga, saat hendak melangkah menaiki anak tangga berikutnya, Zein melihat selembar kertas tergeletak dilantai tangga

"kertas apaan nih?"

Betapa terkejutnya Zein saat membaca isi dari kertas itu, yang berisi ancaman untuk ibunya datang dan temui aku ditempat ***, jika kau menolak, nyawa Zein taruhannya_keenan

"Keenan? siapa orang ini?" Zein menggenggam erat kertas itu "berani²nya dia mengancam mama ku, aku akan pergi menemuinya.." gumam Zein kesal
.

.

.
"setelah sekian lama, aku bertemu dengan mu Nayla, kamu tau gak? aku tuh rinduu~ banget sama kamu, kamu rindu gak sama aku?"

"kamu apa-apaan sih mas? kenapa ngancem aku pake Zein segala? kamu pikir aku takut sama ancaman kamu?!"

"wah, wah, ternyata kamu gak berubah ya, sayang ku ini tetap cantik seperti dulu" Keenan mengelus pelan pipi Nayla

Dengan kesal bercampur risih, Nayla menepis tangan Keenan dengan kasar "jangan sentuh aku mas, kamu tinggal ngomong aja, apa yang mau yang mau kamu omongin sama aku?"

"aku.. ingin.."

"ingin apa mas? udah ngomong aja.."

Selamat Tinggal✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang