[24]-Fendra dan Tezza

123 33 2
                                    

-
Apa yang kita inginkan bisa saja bertentangan dengan keputusan yang lain. Jika ingin mempertahankan keinginan kita, maka perlawanan lah yang akan menjadi acuan bagi kita
-

"Gua kan udah bilang! bahkan kita udah sepakat kalau kita hanya akan membuat Zein menderita! enggak sampai bunuh Zein juga, otak lo, lo gunain gak sih? Hah!" teriak Tezza

"Berensek lo! mau bagaimana pun kita buat Zein menderita, pada akhirnya Zein akan mati juga! lo gak bisa ubah apa yang udah gua sepakatin!"

"iya tapi gak sampai bunuh Zein juga kan? emang lo mau dipidana?"

"terserah! mau gua dipidana, dihukum mati yang terpenting gua puas! Zein mati itu keinginan gua!"

Tezza menarik kerah baju Fendra dalam genggamannya "gua kasih tahu lo ya, kesepakatan kita itu hanya sebatas buat Zein menderita! bukan bunuh Zein! ngerti lo"

"cih, gua tahu kalau kesepakatan kita hanya sebatas itu, tapi apa yang mau gua lakuin sekarang itu adalah keputusan pribadi gua! dan lo gak berhak ngelarang-larang gua!"

"Fendra!! kalau sampai Zein kegores dikit aja karna lo,, gua yang akan jadi lawan lo!" ucap Tezza penuh amarah
.

.

.
Dikamar Zein, terlihat ia yang sedang disuapi makan oleh mamanya

"Zein hari ini jadi anak kecil dulu ya.. Zein mau kan?"

"iya ma"

Jevan mengusap pelan surai hitam Zein "pelan² makannya, sampai blepotan tuh.. Nayla juga hati-hati dong nyuapin Zein"

"iya ini aku hati² banget kok mas"

"hati-hati gimana? buktinya Zein makan aja sampai blepotan, itu pasti karena kamu nyuapinnya gak bener"

"yaudah mas aja yang suapin Zein!"

"okeh, sini makanan Zein"

"enak aja! cuma aku yang boleh manjain Zein! mas gak boleh"

"lah? kenapa? aku kan ayahnya"

"udah.. kok malah jadi berantem sih? Zein kapan nih makannya?"

"ohiya maafin mama ya sayang, mama lupa kalau lagi suapin kamu, hehe.. gara² mas Jevan nih"

"ih, kok aku?" tanya Jevan tak terima tuduhan Nayla

"papa sama mama tadi keasikan becanda, jadi lupa deh sama anak sendiri"

"kenapa? kamu ngambek ya?" tanya Jevan dengan nada datarnya

Nayla menepuk pundak Jevan pelan "mas..!"

"apasih? orang cuma nanya juga"

"iya cuma nanya, tapi kalau Zein sampai sedih karena sindiran kamu itu.." ucap Nayla dengan nada geramnya
Kretek,,
"siap² terbang ya mas.." lanjutnya penuh penekanan

"iya maaf Nayla, maaf ya Zein.. hehe"


"ma.."

Selamat Tinggal✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang