[11]-Pergi Untuk Selamanya

132 32 1
                                    

-
Manusia pasti melakukan kesalahan, namun ada masanya kita tidak boleh menyalahkan diri kita atas semua yang telah terjadi, takdir itu ada dan itu adalah ketetapan dari Sang Pencipta
-

"makasih ya mas Jevan, jadi ngerepotin bantuin mangkas bunganya"

"nggak papa kok Nayla, aku juga hari ini gak sibuk, jadi bisa bantu².."

"yaudah kalau gitu mas, aku masuk dulu ya"

"oh, mau saya bantu angkat barang²nya?"

"nggak usah mas, saya bisa sendiri kok, makasih tawarannya.."

"iya sama-sama.." ucap Jevan "tunggu Nayla..!"

"iya mas Jevan? ada apa?"

"nggak ada apa² kok, aku cuma mau pulang juga, Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.."

Disepanjang perjalanan pulang kerumah, Jevan terus tersenyum memikirkan Nayla, ia bahkan. hampir saja menabrak seseorang yang hendak menyebrang karena tidak fokus berkendara

"Astagfirullahhal'azim..! Anak muda jaman sekarang gak bisa hati² apa?! lampu merah tuh, kok gak ngerem sih?" ucap seorang ibu² yang nampak sangat kesal karena hampir saja tertabrak

Jevan menuruni mobilnya dan menghampiri ibu itu "maaf bu, saya tadi gak tau kalau lagi lampu merah"

"saya gak mau tau, pokoknya kamu harus ganti rugi, sayuran saya jadi hancur gara² kamu!"

"iya bu, saya akan ganti rugi kok" Jevan memberikan amplop berisi uang kepada ibu itu

Ibu itu dibuat tetkejut saat membuka amplop yang berisi uang bernilai banyak "Ya Allah.. banyak banget uangnya, anak gak salah kasih ibu uang sebanyak ini?"

"itung² juga sedekah bu, saya lagi seneng sekarang, tau² gak sengaja hampir nabrak ibu"

"nggak papa kok nak, saya udah maafin kamu kok, lain kali hati-hati ya, masih untung saya selamat"

"iya bu.. kalau begitu saya pergi dulu ya bu.. Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.."

Jevan kembali memasuki mobilnya, dan melaju menuju kerumahnya "dasar ibu² jaman sekarang.."
.

.

.
Peluru itu menembus sebuah dinding, hampir saja Lyla yang menjadi korban peluru itu

"aku berubah pikiran, dari pada langsung membunuh mu, lebih baik aku menyiksa mu saja, agar kau mati secara perlahan.."

Pria itu menaruh kembali pistolnya kedalam saku celananya lalu ia duduk disebuah sofa usang disudut gubuk yang gelap

Zein, Tezza dan beberapa bodyguard Lyla telah tiba ditempat yang diperintahkan oleh si penculik, sesuai kemauan penculik itu, Zein membawa uang sebanyak penculik itu minta

"ini bener tempatnya Zein?"

"iya Za, ini bener tempatnya, ayo kita masuk"

Selamat Tinggal✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang