[23]-Penyakit Zein

184 34 4
                                    

Part khusus mengenai penyakit Zein
--------

Ceklek,,
"permisi dokter.." ucap Zein begitu melangkah masuk kedalam ruangan

"silakan tuan muda" Dokter Sanjaya mempersilakan Zein untuk duduk dihadapannya. Zein mengangguk sopan lalu duduk

Selembar kertas kini berada ditangan Zein, ia membaca isi kertas itu, Dokter yang saat ini ada dihadapan Zein, menjelaskan beberapa inti dari isi lembar kertas itu, membuat Zein semakin paham dengan kondisinya saat ini

"Nyonya Nayla telah mengetahui semuanya" ucap Dokter Sanjaya "Saya tidak bermaksud untuk memberitahu Nyonya Nayla lebih dulu, tapi Nyonya Nayla sedari kemarin telah mendesak saya untuk memberitahukan kondisi tuan, Saya mohon maaf sebesar-besarnya tuan muda atas kelancangan saya" lanjutnya menundukkan kepala

"tidak apa-apa dokter, mama saya lebih berhak tahu tentang apa yang terjadi pada saya, dokter tidak perlu meminta maaf seperti itu"

Dokter Sanjaya mengangguk paham "saat ini tuan Zein tidak perlu khawatir dengan pernyataan penyakit tuan, walau kelihatannya sangat menusuk hati, berusaha lah untuk tetap tegar menghadapi semuanya tuan muda"

"saya sudah ikhlas dokter, penyakit saya juga tidak datang sendirinya, tapi saya yang telah membawanya, resikonya akan saya tanggung sendiri, selama saya masih hidup tolong jangan beritahukan kepada publik selain keluarga saya"

"itu sudah tentu tuan muda.."

"baiklah, saya pamit dokter.."

"silakan tuan.." Dokter sanjaya menggiring Zein hingga keluar ruangan

"saya pamit, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam.."
.

.

.
Dikediaman Nayla..

Puk!
Zein memeluk Nayla erat "mama jangan minta maaf, jangan.. jangan pernah menyalahkan diri mama hanya karena Zein.."

Nayla mengusap punggung putranya lembut "kamu juga jangan salahin diri kamu sayang, mama gak pernah bebanin semua yang kamu hadapi, tapi mama juga akan ikut serta membantu kamu sayang, jadi apapun masalahnya, mama akan selalu ada disisi kamu sayang"

"ma.. maafin Zein yang selalu ngebantah omongan mama, dan jarang ngobrol bareng mama, selama Zein masih hidup, Zein akan terus jaga mama" Zein semakin mengeratkan pelukannya, keduanya berpelukan bagai kelopak bunga yang menutup rapat
.

.

.
Malam harinya dikamar Zein, terlihat ia sedang melakukan panggilan video bersama Faaz. Saat ini Faaz telah ada disurabaya, esok harinya ia akan berangkat bersama pamannya Ke-Amerika. Sesuai permintaan Nayla, Jevan berhasil membujuk Zein agar tidak pergi ke-Amerika, Faaz setuju dengan bujukan Jevan, baginya keselamatan Zein adalah yang utama, jika harus pergi bersamanya ke-Amerika ia tak bisa menjamin Zein akan aman disana

 Sesuai permintaan Nayla, Jevan berhasil membujuk Zein agar tidak pergi ke-Amerika, Faaz setuju dengan bujukan Jevan, baginya keselamatan Zein adalah yang utama, jika harus pergi bersamanya ke-Amerika ia tak bisa menjamin Zein akan aman disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Tinggal✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang