Previous chapter: Begal Meresahkan
Kak Bila benar. Jika aku meninggal saat pandemi. Seharusnya jenazahku dikuburkan secara masal seperti yang menimpa Dani.
"Coba kamu tanyain lagi ke pak Darmono, mumpung dia masih ngobrol sama ayah di bawah." saran kak Bila.
Aku pun segera bangkit dan turun ke bawah mencari pak Darmono. Namun ayah bilang dia sudah pulang.
"Udah pulang orangnya." sahutku pada kak Bila, seraya mengambil ponselku di tas.
"Ya udah, coba kirimi pesan."
"Iya, ini mau kutanyain." jawabku sembari mengetikkan pesan, yang intinya menanyakan kebenaran informasi, yang tadi aku diskusikan dengan kak Bila.
Pesan terkirim. Namun belum ada balasan. Aku akan menanyakannya besok.
Sebenarnya aku masih ingin mendiskusikan banyak hal dengan kak Bila. Namun badanku capek. Akhirnya, usai sholat isya, aku mencoba merumuskan fakta-fakta hutan
Fakta-fakta hutan:
1. Tali gerbang harus diangkat jika ingin memasuki dunia lain.
2. Ada banyak dimensi dalam hutan. Sejauh ini dua belas dimensi.
3. Orang yang tersesat ke dimensi lain, memiliki eksistensi yang tipis
4. Sejauh ini, kita tak bisa memasuki dimensi yang sama secara tidak sengaja atau random. Kecuali kelompok begal yang memiliki metode tertentu. Oleh karena itu, keluar masuk hutan secara random, belum tentu bisa pulang.
5. Markas begal ada di dimensi lebah.
6. Besar kemungkinan Yusfia kabur ke dalam hutan, karena eksistensinya menipis.
7. Satu-satunya cara yang diyakini untuk bisa kembali adalah menemui pemuda penguasa hutan. Namun tak menutup kemungkinan kita bisa sampai ke dunia asal dengan bolak-balik. Jika beruntung mungkin bisa pulang.
8. Orang antar dimensi bisa mirip, bisa berbeda(?)Aku menandai poin terakhir dengan tanya. Karena aku masih belum paham dengan cara kerja dunia ini. Tetapi, dari semua orang hanya pak Darmono saja yang berbeda jauh satu sama lain.
Sejauh ini ada tujuh poin pasti, yang kucatat mengenai hutan. Sangat sedikit sekali informasi yang terkumpul.
"Kalau begini ceritanya, gimana bisa pulang?" keluhku. Beberapa jam ngobrol di rumahnya, rupanya hanya informasi ini yang kudapat.
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada sebuah pemberitahuan masuk.
Saat aku cek, rupanya itu adalah balasan pesan dari pak Darmono.
Lani
Selamat malam pak, mengenai keterangan bapak bahwa saya meninggal karena pandemi. Saya merasa agak janggal. Mengapa bapak bisa mengantarkan jenazah saya ke rumah? Padahal kan, orang yang meninggal karena penyakit menular dikuburkan secara massal sesuai protokolPak Darmono
Soal itu ada yang lupa saya jelaskan mbak.Pak Darmono
Jadi, bapak ibu mbak Lani membayar saya untuk membawa jenazah mbak Lani pulang.Lani
Maaf, memang boleh pak?Pak Darmono
Nah, aslinya nggak boleh mbak, saya membawanya secara ilegal, dengan dokumen palsu. Itu biayanya nggak murah. Orang tua mbak rela melakukan hal itu demi bisa bertemu dengan anaknya untuk terakhir kali.Penjelasan pak Darmono sedikit banyak memberi penjelasan padaku, meski sebenarnya aku masih merasa kebingungan. Namun tubuhku sudah tidak bisa diajak terjaga.
Aku pun menggeliat dan meregangkan tubuhku. Mulutku menguap lebar. Kasur memanggilku untuk tidur.
Kulihat kak Bila masih mengerjakan tugas sekolah di laptop. Jadi aku pamit tidur duluan di kasurnya.
***
Keesokan paginya, aku bangun dan mendapati kak Bila tidak ada di kasurnya.
Aku berpikir mungkin dia sudah bangun duluan.
![](https://img.wattpad.com/cover/308908050-288-k532652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSESAT DI HUTAN PARALEL [TAMAT]
FantasyLani dan pacarnya sedang berjalan-jalan ke hutan guna membuat konten. Seharusnya perjalanan ini aman-aman saja, karena warga sekitar sini juga sudah berulang kali bolak-balik hutan desa dengan berbagai tujuan dan baik-baik saja. Sayangnya, apa yang...