2. Masuk Ke Hutan

505 44 25
                                    

Previous Chapter: Bikin Konten

Di tengah teriknya sinar matahari, motor melaju di atas aspal yang panas. Keringat bercucuran dari badanku, membuatku menyesal menggunakan jaket.

Tak lama setelah itu, motor berbelok ke kiri dan masuk jalan tanah berumput yang tak rata, kurang lebih sejauh 80 meter. Suasana menjadi agak teduh dengan adanya pohon-pohon tinggi di sisi kanan jalan dan ladang warga di sisi kiri.

Hingga akhirnya kami mendekati sepasang pohon kembar dengan tali tambang besar mengikat kedua pohon tersebut, kendaraan akhirnya berhenti melaju. Aku turun dari motor dan melepas masker serta helmku.

"Uhhh, panasnya," keluhku sambil membuka jaket.

Motor di parkirkan di bawah papan besi, yang berisi pernyataan bahwa hutan ini dilindungi oleh pemerintah, serta larangan membabat hutan. Fattah sengaja tidak memarkirkan motornya di gerbang hutan supaya motornya bisa ia rantai ke tiang.

Sementara Fattah mengunci motornya ke tiang besi. Aku merekam sekeliling sebentar, untuk mengambil gambar. Tampak sepeda dan motor terparkir di sisi kiri gerbang tak jauh dari kami.

"Rupanya bukan cuma kita yang hari ini masuk hutan," batinku. Menurutku itu hal yang wajar mengingat masih banyak orang yang mengunjungi hutan.

"Kok dilepas jaketnya?" tanya Fattah dengan nada protes.

"Nggak pa-pa, biar adem," jawabku sambil memasukkan jaket ke bagasi di bawah jok motor, "pake lotion dulu, yok!" ajakku sembari mengeluarkan sebotol lotion anti nyamuk dari ranselku dan mulai mengoleskannya ke kulitku.

"Enggak usah," tolak Fattah.

"Untung kita bawa minum," kataku seraya mengangkat sebotol air yang tergantung di cantelan motor.

"Hutannya agak runggut(rimbun; lebat), loh! Pake aja jaketnya, takutnya nanti kulit kamu lecet," saran Fattah.

"Nggak pa-pa Mas Fat, udahlah yuk masuk!" jawabku santai.

Di saat aku berjalan sambil membawa barang-barang, Fattah berjalan cepat menjajariku. Dia langsung mengambil alih barang bawaanku. "Ngapain kamu bawa light ring? Kan masih terang?"

"Oh iya ya? Hehehe," jawabku sambil cengengesan (nyengir), aku hanya bisa tersenyum saat Fattah mengambil alih barang bawaanku.

Gerbang masuk hutan ini berupa dua buah pohon kecil setinggi tiga meter. Sedangkan tali tambang yang terikat melintang antar kedua pohon, diikat setinggi orang dewasa, kira-kira setinggi seratus enam puluh senti, setinggi leherku. Lalu agak ke atas, terdapat sebuah papan yang bertuliskan 'HUTAN LARANGAN'.

 Lalu agak ke atas, terdapat sebuah papan yang bertuliskan 'HUTAN LARANGAN'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kurang lebih, begini ilustrasi gerbangnya. Namun tanpa juntai-juntai dan papan namanya memanjang. Selain gerbang, sekeliling hutan berupa parit dan semak rumput putri malu. Lalu tiang di sisi kiri dan kanan berupa sepasang pohon tinggi)

TERSESAT DI HUTAN PARALEL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang