Previous chapter: Obrolan dengan Mbak Uus
Sebuah mobil keluarga bewarna biru tua masuk ke halaman rumah. Pak Ono parkir dan turun dari mobil. Lalu dia mengucap salam dan masuk ke rumah.
Nisya yang menyambutnya, suara mobil dan suara pak Ono rupanya membangunkan Hani. Kini dia menanyakan ibunya, sehingga aku, Hani dan Mbak Uus bergabung ke ruang tamu dan menanyakan kabar Karni pada pak Ono.
"Karni harus dirawat di puskesmas Mbak Lani, ini saya datang mau mengambil baju sama bawa Mbak Lani, Pak Asep dan Hani."
"Kok Pak Asep juga?" tanyaku heran.
"Buat kontrol lukanya Kak." Nisya yang menjawabku.
Akhirnya aku pergi mengemas pakaian Karni. Sepertinya untuk kali ini aku harus menunggu agak lama hingga petualangan berikutnya.
Saat aku keluar kamar, Nisya menyarankan aku untuk membawa bekal dari rumah, karena aku perlu menginap untuk merawat Karni.
Aku setuju dengannya dan mulai menyiapkan pakaian yang aku kenakan saat menunggui Karni, sementara Nisya menyiapkan makanan untukku. Setelah semuanya siap, aku keluar dan mencari pak Ono.
Aku, pak Ono, pak Asep dan Hani yang berada dipangkuanku, berangkat ke puskesmas. Jaraknya cukup jauh, aku maklum karena di tempat asalku puskesmas juga sejauh itu jaraknya dari rumah.
Pada awal perjalanan, aku hanya mengobrol dengan pak Ono saja. Dari situ aku mengetahui bahwa mobil ini adalah milik pak Ono.
Tadinya kukira pak Ono dan mbak Dini mengantar Karni dengan mengendarai motor, sebab di rumah hanya ada motor. Kemudian pak Ono menceritakan bahwa tadinya mereka memang berkendara bertiga naik motor, kemudian berganti naik mobil pribadinya.
Aku menanyakan kondisi Karni pada Pak Ono, yang dijawab kondisi Karni tidak begitu baik. Kuungkapkan rasa heranku mengingat Karni baik-baik saja selama melakukan perjalanan denganku.
Lalu Pak Ono menjelaskan bahwa Karni mengkonsumsi buah-buahan tertentu di hutan dalam jumlah banyak, buah tersebut beracun dan baru bereaksi setelah 24 jam setelah memakannya.
Aku terdiam dan mencerna penjelasan Pak Darmono. Karni sudah beberapa hari di hutan sebelum bertemu denganku, dan selama itu aku tidak terlalu tahu dia sudah makan buah apa saja? Memang Karni mengatakan dia mengalami gejala diare, mencret dan cepirit karena makan sembarangan. Selain itu tak ada keluhan lain.
Selama denganku pun, dia selalu makan-makanan yang sama denganku, mulai dari masakan ibunya Aji, durian, ubi bakar, ikan bakar, dan lain sebagainya. Jadi, jika penyebab keracunannya adalah makanan yang ia makan bersamaku, seharusnya aku juga keracunan. Di sini penjelasan Pak Ono masuk akal dan menenangkanku.
"Saya kira ini salah saya," akuku.
"Bukan Mbak, untuk penjelasan rincinya tanyakan aja sama Dokter dan Dini," tutur Pak Ono sambil menyetir.
Setelah itu aku ngobrol biasa sama Pak Ono, sesekali Pak Ono mengajak Pak Asep untuk terlibat dalam pembicaraan. Posisiku berada di depan karena Hani merengek ingin duduk di depan, sedangkan Pak Asep mengasingkan diri di belakang, sehingga aku agak susah memulai pembicaraan pribadi dengan Pak Asep. Tapi dari pada kami diam-diam saja seperti orang asing, akhirnya aku paksakan diri untuk memaksanya berbicara denganku.
"Pak Asep kenal saya nggak?" tembakku.
Mulanya Pak Asep menyangkal, namun aku memaparkan sejumlah hal yang aku tahu tentang dirinya, termasuk saat dia dan kawannya mencoba menyelamatkanku dari Rizky sebelum aku memulai perjalananku (lihat chapter 24. Perjalanan Baru Dimulai).
Akhirnya Pak Asep mengakui dia mengenaliku. Kutanyakan soal lukanya, dia bilang sepertinya akan membutuhkan waktu untuk luka tikaman ini sembuh.
Pak Ono yang menyimak pembicaraan kami terkejut karena kami saling mengenal, dia malah mengira kami dari universe yang sama. Kemudian aku menjelaskan bahwa Pak Asep adalah salah satu orang yang kukenal saat bertualang mencari jalan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSESAT DI HUTAN PARALEL [TAMAT]
FantasiaLani dan pacarnya sedang berjalan-jalan ke hutan guna membuat konten. Seharusnya perjalanan ini aman-aman saja, karena warga sekitar sini juga sudah berulang kali bolak-balik hutan desa dengan berbagai tujuan dan baik-baik saja. Sayangnya, apa yang...