Selama perjalanan, Elena sibuk memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Asing, sangat asing. Elena tidak tahu Matthias ingin mengajaknya kencan dimana, semoga saja Matthias tidak menculik Elena.
Dan, tanpa Elena ketahui Matthias tersenyum, lebih tepatnya menyeringai.
"Elena, gue tadi malam mimpi buruk loh."
"Terus, gue peduli gitu?"
"Mimpinya tuh aneh banget, kayak nyata!" Sambung Matthias, yang jelas saja mengabaikan ucapan Elena. "Kita mati dimobil yang berbeda tapi tempatnya sama, mobil kita berdua meledak!" Lanjut Matthias yang dimana membuat Elena membeku seketika, Matthias menyadarinya.
Dengan sengajanya, Matthias kembali membuat Elena berkeringat dingin.
"Dan pas bangun-bangun, gue kaget karena gue masih sekolah padahal seharusnya gue udah lulus tiga tahun yang lalu dan bentar lagi kita nikah." Elena tidak bisa berkata sepatah kata pun, "mimpinya nyata banget, sampai nggak bisa dibedain. Lo juga pernah ngalamin hal yang sama kayak gue nggak?" Lanjut Matthias.
Tak ada jawaban dari Elena, Matthias mengelus punggung tangan Elena, membuat Elena sadar.
"Kira-kira, kita dikasih kesempatan kedua nggak ya? Kita mati lalu hidup lagi, menurut lo gimana."
"Matthias, maksud lo apa ya? Gue nggak ngerti, dan jangan ngaco kalo nyari topik!" Matthias tersenyum lembut, dan kembali fokus menyetir.
"Aneh banget, kenapa Matthias tiba-tiba ngomong kayak gitu? Maksud dia, dia ngulang waktu kayak gue gitu?" Batin Elena.
"Tapi, emang aneh sih. Dari tadi siang Matthias ngelakuin hal-hal yang nggak pernah dia lakuin sebelumnya, tapikan bisa aja gara-gara gue yang bergerak nggak sesuai, dia juga jadi gitu." Batin Elena.
"Gue nggak boleh nyimpulin hal-hal yang kayak gini, gue aja juga masih nggak percaya kalo gue ngulang waktu. Kan, nggak ada teorinya?!!!" Batin Elena
Seolah terpikirkan sesuatu, Elena terdiam seolah dia tidak tahu apapun.
"Gue bakalan cari tahu, apa ada teori yang pernah membahas tentang hal ini, dan juga gue perlu bukti. Ya, itu ide yang bagus!" Batin Elena.
Sibuk dengan pikirannya, Elena sampai tak sadar bahwa mereka telah sampai. Matthias memarkirkan mobilnya, lalu melepas seatbelt nya.
"Kita udah sampai, ayo turun." Ucap Matthias yang setelah itu keluar dari mobilnya, disusul oleh Elena yang segera menyusul Matthias.
Matthias tersenyum dan menggenggam tangan Elena, menuntunnya ke tempat yang telah Matthias siapkan untuk malam kencan mereka.
Elena merasa aneh, karena dari jalanan bahkan sampai tempatnya sangat berbeda dengan tempat mereka kencan di kehidupan lalu.
Saat berjalan lebih jauh lagi, Elena melihat air mancur yang indah dengan pencahayaan yang minim, lalu beralih lagi ke sebelahnya pohon-pohon yang dihias seindah mungkin dengan lampu.
Elena melihat kedepannya yang ada satu meja dengan dua kursi, meja dan kursi yang dikelilingi oleh lilin dan kelopak bunga mawar.
"Astaga!"
"Kenapa? Lo kurang suka?"
"Lo yang siapin semua ini?"
"Iya, gue siapin sendiri. Ini semua untuk kencan pertama kita, gue cuman pengen yang terbaik untuk malam ini."
Jika tidak mengingat kehidupan pertama, Elena pasti akan terharu. Tapi, masalahnya sekarang adalah Elena akan menangisi wajahnya selama beberapa hari ke depan akibat Matthias yang tidak tahu dan juga tidak bilang, bahwa hidangan penutup yang mereka makan di bagian akhir itu dibuat dari kulit lemon. Elena alergi dengan semua hal yang ada di buah lemon, wajahnya akan berbintik-bintik dan mengeluarkan nanah yang baunya tentu saja bau lemon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin's Antagonist : Male's Antagonist(New Version!)
Novela JuvenilElena Diamond, seorang budak cinta yang sangat mencintai Xavier Baskara. Namun, tidak semuanya cinta berakhir indah. Elena mati saat mencoba menabrak Clara, membuat mobil yang Elena bawa saat itu masuk kedalam jurang dan meledak. Ini semua karena El...