Episode 16 : UAS H-2 (Karma)

11.4K 833 11
                                    

Hari pertama UAS, Elena mengalami perasaan seperti rollercoaster, dan itu menjengkelkan.

Elena merasa seperti dunia sedang mempermainkan dirinya.

"Kenapa gue selalu ngerasa kalo semua nasib baik itu datangnya cuman ke Clara! Dan, semua nasib buruk itu datangnya ke gue aja?!"

Elena benar-benar tidak bisa berhenti memikirkannya, Dia benar-benar tidak kuat dengan semuanya.

"Mungkin ini karma gue, karena selalu jahat sama yang lain."

"Iya! Benar banget! Baddie, ckh!" Ucap Austin, Kakak tirinya yang masuk tanpa permisi ke kamarnya ini.

Elena menatap Austin, yang terlihat amat bahagia. Sangat berbeda, dengan Elena yang sedang terpuruk ini.

"Ngapain lo di sini!? Pergi lo! Jangan muncul lagi di depan gue!?!" Bentak Elena.

"Ckh! Lo bisa terima aja nggak sih nasib lo ini?! Nggak usah ngelawan takdir!" Ucap Austin, yang jelas tak mendengar apa yang Elena katakan tadi.

"Diam! Pergi lo!" Elena bangun dari tempat tidurnya, menuju pintu kamarnya.

Dia mendorong Austin dengan sekuat tenaganya, dan menutup pintu kamarnya, lalu menguncinya.

"Ckh! Urusin aja sana adik lo! Sialan!" Teriak Elena.

"Lo juga adik gue, btw." Ucap Austin di balik pintu kamar Elena.

"Diam tolol!"

💐💐💐

Di kediaman Camino

Ailen menatap binggung Kakaknya, Ares.

"Kakak...pulang? Tumben." Ucap Ailen.

"Lo nggak pengen gue pulang?" Tanya Ares, dengan pandangan dingin dan menusuknya, yang ia berikan pada Ailen.

"Nggak, aku cuman heran aja. Kan, biasanya juga... Kakak..." Ailen memelankan suaranya saat melihat Kakaknya pergi ke kamarnya.

"Kan, gue cuman kaget aja. Dia pulang? Kan, aneh. Biasanya Dia nggak pernah pulang-pulang, kenapa sekarang malah di rumah?" Ucap Ailen.

"Tapi...,"

"Kalo Dia pulang, gue yang harus pergi dong? Kan, gitu, iya nggak sih? Duh, kok gue jadi binggung gini!"

"Intinya, gue pergi kan?"

Ailen pergi ke kamarnya, dan mengemasi barang-barangnya, untuk bersiap pergi dari rumah. Entah apa yang ada di pikirannya itu.

Ku pikir Dia lincah, ternyata lemot juga.

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, Ailen memesan taksi. Tapi, Kakaknya Ares keluar dari kamar.

"Lo mau kemana!?" Ailen terkejut saat Kakaknya berbicara dengan nada yang lebih tinggi dari biasanya.

"Mau...pergi, Kak."

"Siapa yang suruh lo pergi?!"

"Nggak ada, aku pergi atas niat sendiri."

"BIBI!" Teriak Ares.

Dengan buru-buru, pembantu yang paling lama bekerja di rumah ini datang.

"Iya, Tuan?"

"Atur kembali pakaian Ailen!"

"Baik Tuan." Pembantu itu mengambil tiga koper besar milik Ailen dan membawanya ke kamar Ailen.

Ailen menatapnya dengan binggung.

"Kak,"

"Mulai sekarang, lo di larang keluar dari rumah! Lo di larang keluar!"

Twin's Antagonist : Male's Antagonist(New Version!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang