Episode 21 : Tell Me, Tell Me

7.9K 544 9
                                    

Matthias menatap pantulan dirinya, di cermin.

Hari ini adalah hari Selasa, seseorang sedang berulang tahun.

"Matthias, putraku sayang." Ibunya memanggil.

"Iya, ada apa?"

"Maafkan Mama, Mama tidak bisa menghentikan Elena yang membatalkan pertunangan kalian." Sesalnya kepada putranya.

"Sudahlah Ma, lagian Elena juga udah pergi. Buat apa bahas Dia lagi? Aku juga nggak masalah kok, mungkin emang kita nggak berjodoh."

"Kamu...beneran nggak masalah, sayang?" Nyonya Salvador sebenarnya bersyukur mendengarnya, namun ada keraguan pula di hatinya, seperti tidak mungkin Matthias, putranya yang sudah cinta gila sama Elena bisa berkata seperti ini. Jelas saja, Nyonya Salvador merasakan perasaan cemas.

"Iya Mama, sudahlah."

"Mama sepertinya terlalu khawatir sama kamu, ya sudah, Mama pergi dulu ya sayang." Matthias mengangguk.

Setelah kepergian Nyonya Salvador, Matthias menyorot dingin pantulan dirinya di cermin.

Iya, gue nggak masalah.

Cause' Elena milik gue, sejauh apapun Dia pergi, gue bakalan tangkap Dia!

Biarlah Dia bersenang-senang disana.

Tapi, saat waktunya udah tiba...gue bakalan rantai paksa Dia!

Pikiran-pikiran jahat Matthias mulai mengambil alih, tanpa bisa di cegah. Matthias menjadi lebih aneh dari sebelum-sebelumnya.

"That's right!"

Matthias pergi setelah dirasa cukup dengan penampilannya di cermin, tidak lupa pula Matthias menutup dan menguncinya, tidak biasanya.

Hal itu membuat Matthias semakin terlihat aneh, Dia benar-benar aneh, bukan?

💐💐💐

Entah ini keberuntungan atau bukan, karena Ares datang. Ailen benar-benar senang.

"Kakak!" Ailen rasanya ingin menangis, namun Ares menginstruksikan kepadanya untuk tetap diam dan tenang.

Bukan perjalanan mudah untuk sampai ke tempat ini, Ares bahkan merencanakannya, karena tempat Alvaro menyembunyikan Ailen, bukanlah tempat biasa.

Ini seperti membangun rumah di tengah-tengah hutan Amazon, itu mengerikan.

Membayangkan ular piton, yang besarnya tidak biasa, atau mungkin itu anaconda.

Memikirkan hal-hal yang dialami Ares selama beberapa hari ini, membuat Ares merinding. Ares juga tidak menyangka, bahwa dirinya masih hidup.

Kadang-kadang juga Ares memikirkan tentang bagaimana Alvaro melakukan ini? Ini sungguh tidak biasa bukan? Ini namanya menentang hukum alam.

Dan, entahlah. Ares hampir berpikir bahwa Dia benar-benar ada di pulau Amazon, saking mengerikannya tempat ini.

Tapi, dari informasi yang ia dapat, keluarga Afrodite memang rata-rata gila, dan pastinya mereka tidak memikirkan resiko apapun. Bagi mereka mungkin, keinginan mereka harus terwujud.

Ares berhasil membobol jendela kamar yang berada Ailen di dalam sana, walau memang sulit sekali untuk meretas keamanan mereka. Tapi, Ares ini kan anggota geng motor yang dijuluki oleh masyarakat sebagai Mafia Jalanan. Jadi, Ares bisa berhasil melakukannya.

Saat berhasil masuk, Ares langsung mendekati Ailen, dan meneliti tubuh Ailen. Bahkan, Ares hampir membuka pakaian adiknya, untuk memeriksa apakah ada luka di tubuh adiknya atau tidak ada.

Tapi, mengingat mereka sedang ada dimana saat ini, membuat Ares langsung buru-buru keluar dari kamar ini, dengan Ailen tentu saja.

"Naik ke atas punggung Kakak." Ailen menurut, dan hal ini tentu saja memudahkan Ares.

Mereka jalan, sesuai dengan jalan yang Ares lalui. Ares melakukannya karena, Dia tidak mau mengambil resiko dengan mengambil jalanan yang baru lagi, Ares tidak tahu akan ada hal apa lagi yang nantinya Ia temukan.

Apa lagi, Adiknya sedang bersamanya.

Kan, bahaya.

"Ailen, tutup mata lo ya? Jangan buka sampai Kakak bilang buka, paham?"

"Iya."

💐💐💐

POV Alvaro

Gue capek banget hari ini, gue pengen cepat-cepat balik ke rumah. Kangen banget sama Ailen.

Tapi, disini banyak banget pekerjaan yang benar-benar nggak bisa gue tinggalin sedikit pun.

Nggak tau kenapa deh,

Gue pengen lihat Ailen, Dia sedang apa ya, sekarang?

💐💐💐

Elena menatap hamparan pasir di pantai, itu cukup menenangkan, walau sekarang suasananya sedang dingin.

Tapi, itu cukup bagus. Hanya segelintir orang saja yang berada di pantai, itu cukup membuat Elena bisa menenangkan pikirannya.

"Capek banget gila! Tapi, pantainya lumayanlah! Rastha, gimana nih?"

"Gimana apanya coba?"

"Gue tuh masih gimana ya? Itu loh, gue masih agak heran aja gitu, agak aneh denger lo ngomong pake bahasa Indonesia."

"Ya...wajar kali! Kan bukan asli Indonesia, nggak kayak kamu tuh"

"Sorry to say! Gue juga bukan asli Indonesia ya! Gue lahirnya di Milan!"

"Tapi, besarnya di Indonesia kan? And, don't forget! Mama mu asli Indonesia!"

"HM."

Elena tetap fokus pada hembusan angin, yang semakin membuatnya merasa dingin. Tanpa memperdulikan dua orang yang masih adu mulut itu.

"Sayang banget ya? Eliza sama Ailen nggak ada, terutama Ailen sih, Dia diterima di ICL itu keren banget loh!"

"Iya benar, Eliza di Harvard, of course!"

"Iya, Eliza emang pintar sih. Cuman suka pura-pura bego aja, jadinya gitu deh."

"Hahaha...malah benar lagi!"

"Eliza..., Bagaimana kabarnya sekarang, Angel?"

"Dia baik, tenang aja. Kakek bisa lindungi Dia, kan' Afrodite."

Iya, Angel benar.

Afrodite adalah keluarga mafia tertua, mereka memiliki pengalaman yang tidak biasa.

Dan, mereka semua rata-rata gila.

💐💐💐

Twin's Antagonist : Male's Antagonist(New Version!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang