Episode 32 : Sad Ending

6K 402 10
                                    

💐💐💐

Elio Diamond, apa kalian masih mengingat pria ini?

Ya, Dia adalah Kakak Elena.

Dia masih hidup, Elena pikir orang ini sudah lama mati. Tapi, Dia muncul di hadapannya sekarang ini.

"Kenapa kamu ada di sini, Kak? Ada urusan apa?" Tanya Elena.

"Aku ke sini karena merindukan mu, sudah lama rasanya tidak melihat dirimu secara langsung. Seperti sekarang ini, Elena."

"Oh, begitu rupanya. Ya..., Seperti yang Kakak lihat. Aku baik-baik aja, cuman ya gitu Matthias ninggalin beberapa pekerjaan nya yang belum sempat Dia selesaikan."

"Anakmu..., Bagaimana dengannya?"

"Anakku juga baik, Kak."

"Apa kamu sedih dengan kepergian mendadak Matthias, Elena?"

"Aku tidak sedih, Kak. Justru aku senang, karena aku tidak perlu mengotori tangan ku untuk melenyapkan nya. Orang lain melakukan nya untukku, aku sangat senang dengan itu."

"Kenapa? Dia suamimu, juga Papa nya Erza."

"Dia pembunuh Kak, Dia orang yang telah membunuh Mama kita! Untuk apa aku bersedih atas kepergiannya, yang sudah jelas aku harapkan sejak dulu."

Elio menatap sendu adiknya, dari kecil Elena tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang utuh. Satu-satunya orang yang benar-benar tulus menyayangi Elena, hanyalah Victoria.

Dan, setelah Mamanya meninggal.

Elena menjadi orang yang lebih banyak berdiam diri, dan saat usia remaja datang pada Elena. Sikap Elena langsung berubah, Dia menjadi pribadi yang kasar.

"Alana..., Dia menanyakan kabarmu."

"Terus?"

"Dia ingin menemui mu, Papa juga sebenarnya ingin menemui mu Elena."

"Dia belum mati?" Elio terlihat tidak suka dengan pertanyaan Elena, dan Elena terlihat berpikir sesuatu tentang seseorang yang memberinya berita bahwa Louis sudah mati.

"Apa maksudmu berkata seperti itu, Elena? Tentu saja Papa masih hidup, Dia hanya terkena serangan jantung dadakan. Tapi, setelah itu kondisinya kembali pulih."

Sepertinya aku di tipu, katanya orang itu sudah mati. Tapi, nyatanya malah belum. Menyebalkan sekali!

"Pulanglah, Elena. Mama Charline tidak akan mengganggumu lagi, aku bersumpah semua orang akan berubah pada waktunya."

"Ckh! Sekarang kau memanggil ular itu dengan sebutan 'Mama'? Apa kau lupa! Gara-gara ular itu juga lah, Mama kita sakit!"

"Itu takdir, Elena. Lagian, semuanya sudah berlalu."

Elena sangat kecewa dengan jawaban yang Elio berikan, bagaimana bisa itu di bilang takdir? Elena benar-benar tidak menyangka, dirinya harus dengan terpaksa memasukkan Elio ke dalam daftar hitam miliknya.

"Pertemuan kita cukup sampai di sini saja, dan aku harap ini pertemuan terakhir kita, Tuan Elio Diamond."

Elena beranjak dari tempatnya, Elio hanya memandangi adiknya yang sudah tumbuh sebesar ini.

Kalo tidak salah, usia Elena sekarang menginjak 32 tahun, dan dirinya 36 tahun.

"Kamu sudah memiliki anak Elena, berpikirlah lebih dewasa! Jangan egois! Anakmu masih kecil, apa kamu tidak memikirkan itu?!"

Elena menulikan telinganya, dan segera keluar dari tempat ini.

💐💐💐

Elena tiba di kediaman nya, dan langsung berjalan menuju kamar Erza.

"Mama!"

Elena bisa melihatnya, Erza begitu bahagia hanya dengan melihatnya berjalan ke arah Erza.

"Dia sudah minum obat kan?"

"Baru saja saya berikan, Nyonya." Elena mengangguk lalu menyuruh para pekerja yang berada di kamar Erza, untuk meninggalkan mereka berdua di kamar.


"Erza, Papamu sudah tidak ada. Jadi, jangan menyusahkan Mama."

"Aku tidak akan menyusahkan Mama!" Elena tersenyum bahagia, akhirnya ada seseorang yang mau menurutinya tanpa harus bertanya terlebih dahulu.

"Mama bahagia mendengarnya, kamu tahu? Selama ini Mama selalu hidup dengan penuh harapan. Mama selalu berharap agar orang-orang tidak meninggalkan Mama. Tapi, mereka semua berjalan pergi menjauhi Mama. Itu semua karena ulah Papamu! Dia itu penjahat! Dia juga pembunuh!"

"Mama..., Erza tidak akan meninggalkan Mama! Erza berjanji pada Mama!"

"Terimakasih Erza, Mama harap kamu tidak lupa dengan janjimu ini, sayangku—muachhh." Elena mengecup kening anak semata wayangnya, dengan penuh kasih sayang.

Erza tersenyum bahagia, Dia senang karena akhirnya Mamanya menciumnya dengan penuh kasih. Jika tanpa Papanya, Elena akan menyayanginya seperti ini. Erza tidak akan pernah menyesal karena sudah berterimakasih untuk kematian Papanya.

"I love you, Mama!"

💐💐💐

Endingnya sampai disini aja ya? Soalnya, Elena sama Erza bahagia banget tanpa Matthias:v

Kasihan bener si Matthias, anak sama bininya nggak ada yang sedih di tinggal sama Dia nih.

Untuk cast yang lainnya, bodoamat ya. Soalnya, kan cerita ini tentang Matthias dan Elena.

Dan

Makasih banyak sama kalian semua yang sampai sekarang masih setia stay buat cerita ini, senang banget karena pembacanya lumayan banyak.

Sekali lagi aku berterimakasih banyak sama para pembaca yang benar-benar dukung aku dari awal hingga akhirಥ_ಥ

Aku senang karena kalian benar-benar nantiin banget kelanjutan cerita ini...makasih banyak ya semuanya...sampai jumpa lagi👋

Oh iya, untuk epilognya menyusul ya!

Dadah...semuanya!

Twin's Antagonist : Male's Antagonist(New Version!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang