Episode 27 : Hei!

6K 407 5
                                    

💐💐💐

Eliza, menatap Kakak sepupunya yang terlihat sedang menyiram bunga.

Ya, semenjak kejadian tujuh tahun yang lalu, Kakek buyut mereka, pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.

"Eliza, kemarilah. Jangan hanya melihat saja disana, ada banyak bunga yang menunggu untuk disiram." Ucap Alvaro, Eliza tersenyum dan segera menghampiri Alvaro, membantu pria itu untuk menyiram bunga.

Alvaro menepati janjinya, Dia memang laki-laki sejati. Eliza diperlakukan sama seperti Angel, kadang kala Alvaro berpikir Kayaknya adik gue itu Eliza, bukan Angel itu karena sifat Eliza yang mau nurut dengan perkataannya, tidak seperti Angel. Tapi, Alvaro tidak pernah menyesali apapun. Sekarang juga, Eliza adalah adiknya.

Lalu, Miracle...ya, Laki-laki ini juga belum menyerah sedikitpun. Alvaro ingin memakinya, tapi mengingat dirinya yang pernah melakukan hal yang sama, Alvaro tidak jadi melakukannya.

"Eliza, aku punya saran."

"Aku ingin mendengarnya."

"Jadi, begini. Aku punya rencana, kamu ingin membalaskan dendam mu pada Miracle, iya kan?"

"Entahlah Kak, rasanya tidak perlu. Aku benar-benar sudah sangat malas berurusan dengan Miracle, Kak."

"Eyyyy, jangan begitu. Aku benar-benar bosan melihatmu yang hanya berada dirumah seharian penuh, sekali-kali kau harus melakukan hal yang seru diluaran sana, Eliza. Jangan mengurung diri seperti ini."

"Baiklah, katakan. Katakan hal yang perlu aku lakukan untuk itu, Kakak sepupuku." Alvaro tersenyum masam mendengarnya.

"Menikah dengannya, dan tembak Dia tepat di dadanya! Lakukan itu saat malam ke seratus kalian." Alvaro menyeringai.

"Baiklah, aku pergi sekarang ya." Alvaro mengangguk ringan, dan mengibaskan tangannya.

Eliza sudah biasa melihat itu, Alvaro memang agak lain.

💐💐💐

Miracle menatap Matthias yang terlihat begitu memprihatinkan, padahal kemarin-kemarin Dia masih baik-baik saja.

"Ckh! Kenapa kau kemari? Pergilah! Aku sedang malas menerima tamu tidak penting sepertimu!"

Miracle pergi tanpa membalas perkataannya, hal itu cukup mengejutkan untuk Matthias. Tapi, sakit di hati dan kepalanya lebih harus Dia perhatikan.

Sementara itu,

Miracle kembali ke kediamannya, mengemudikan mobilnya.

Dan, hal yang mengejutkan terjadi.

"Eliza...?"

Miracle keluar dari mobilnya dengan terburu-buru menghampiri Eliza, yang terlihat kedinginan. Hari ini memang hujan.

"Eliza, apa yang kamu lakukan disini? Sampai basah kayak gini! Kamu nggak sayang dirimu sendiri?!" Ucap Miracle, sambil menggendong Eliza, dan membawanya masuk ke dalam kediamannya.

Sesampainya di dalam, Miracle berteriak memanggil para pelayannya, setelah Dia menurunkan Eliza di sofa ruang tamunya.

Miracle memberitahukan apa saja yang perlu para pelayan itu lakukan, dimulai dari menyiapkan air hangat, pakaian, dan sup.

Dan, setelah itu.

"Kenapa kamu tiba-tiba berada di kediamanku? Bukannya kamu tidak ingin bersamaku? Kenapa sekarang kamu malah muncul disini?"

Ingat! Miracle bukanlah orang yang suka basa basi, Miracle lebih suka berbicara ke intinya.

"I want to kill you, Miracle."

"Oh...begitu rupanya, baik. Apa yang sudah kamu rencanakan untuk membunuh ku?"

"Entahlah."

"Eliza, kamu masuk ke wilayah ku. Jadi, jangan harap kamu bisa keluar dari sini."

"Aku bisa keluar dari sini, kapan saja."

"Ya, lakukan saja sesuka hatimu. Tapi, satu hal yang pasti kamu tidak akan bisa keluar dari sini lagi, setelah masuk."

💐💐💐

Guys, aku butuh pendapat kalian tentang cerita ini

Tolong, kirimkan pendapat kalian di cerita ini.

Terimakasih🌹

Twin's Antagonist : Male's Antagonist(New Version!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang