Episode 17 : UAS H-3 (Terakhir)

9.7K 766 13
                                    

Elena menatap kertas yang berada di atas meja, kertas perjanjian. Elena menatap Louis, orang yang berstatus sebagai Papa nya.

"Saya ingin membatalkan pertunangan ini, tidak peduli Anda setuju atau tidak." Elena mengucapkannya dengan lantang.

"Sayangnya pihak Salvador tidak menginginkannya, maaf ya putriku yang tidak berguna." ujar Louis, Dia menghina Elena yang adalah putri kandungnya sendiri.

"Tidak apa-apa Papa bajinganku, aku tau ini akan terjadi. Makanya, aku hanya memberitahu kalian. Karena, aku sudah membicarakannya dengan Tuan Salvador, setuju tidak setuju. Aku tetap memutuskan pertunangan ini." ucap Elena, sambil tersenyum manis pada Louis.

Louis menatap Elena dengan raut wajah yang tidak bersahabat, Elena memasang raut wajah yang sebaliknya.

"Kau memang mirip dengan Ibumu yang keras kepala itu! Pergilah dari sini! Sudah cukup Saya menampung pengemis seperti mu."

"Aku memang akan pergi, tenang saja. Terimakasih karena telah mengijinkan Saya tinggal di sini." ucap Elena, yang setelah itu pergi ke kamarnya.

"Sayang, apa yang kamu lakukan? Jika Elena pergi, maka...apa yang akan kamu katakan pada Tuan Salvador. Mereka pasti tidak akan menerimanya." Ucap Charline, Ibu tiri Elena.

"Tenang saja, lagian putra sulung mereka tidak akan pernah bisa membiarkan Elena pergi. Hal itu yang membuat aku berpikir, bahwa lebih baik Elena yang menderita dari pada Alana." Ucap Louis.

Charline tersenyum dan memeluk Louis dengan manja, suaminya memang yang paling menyayangi anak mereka.

💐💐💐

Elena pergi dari rumah ini, Dia tidak akan mau lagi menginjakkan kakinya di neraka ini.

Elena pergi dengan membawa mobil peninggalan Ibunya, yang masih tersisa.

Besok adalah hari terakhir UAS, Elena benar-benar tak sabar. Tak sabar untuk meninggalkan Indonesia, dan pergi ke Cambridge.

"Menjijikkan! Ckh! Pengkhianat! Tukang selingkuh!!! Bajingan!!! Dasar bau tanah!!!" Elena terus menerus mengumpat, Dia sangat kesal melihat Louis yang berbahagia dengan wanita perebut seperti Charline.

Elena merasakan ketidakadilan yang pernah di rasakan oleh mendiang Ibunya, Victoria. Tak cukup sampai di sana, Alana anak dari dua orang yang paling menjijikkan bagi Elena pun malah mendapatkan kehidupan yang sempurna di dalam keluarga.

Elena, tak pernah mendapatkan semuanya, lingkungan yang Elena tempati benar-benar terasa rusak baginya.

Sangat menjengkelkan melihat yang lain bahagia, sedangkan dirinya malah menderita di sini.

"Mom..., Aku sangat merindukanmu..."

Kedua mata Elena terasa perih, dan akhirnya Elena menangis sambil mengemudikan mobilnya.

"Buat apa gue di kasih kesempatan kedua? Untuk apa?!!"

"Penipu! Pembohong!!! Sialan! Kenapa semua yang buruk datangnya cuman ke gue?!"

"Ckh! Sadar! Gue harus sadar! Gue pinter! Gue cantik dan berbakat! Gue harus sadar! Gue nggak boleh nyerah!"

"Elena, jangan sedih! Mereka semua bahagia! Lo harus bisa buat mereka ngerasain apa yang lo rasakan!"

"Iya! Benar!"

Elena tersenyum, namun...itu tampak tak berguna. Elena malah terlihat semakin menyedihkan.

"Hiks..."

💐💐💐

Matthias menatap ke depan dengan tatapan sendunya,

"Elena..."

Seseorang menepuk pundak Matthias dari belakang, hal itu tentu tidak membuat Matthias mengalihkan pandangannya.

"Gue dengar-dengar, Elena bakalan kuliah di luar negeri ya? Semangat bro!! Kalo emang udah takdir, mau kemanapun Dia pergi, pasti akhirnya juga sama lo."

Matthias sedikit merasa lebih baik, hanya sedikit.

"Tapi, kalo lo masih nggak percaya juga, coba deh. Coba lo culik Dia, dan lihat aja. Akhirnya juga, cuman sama lo. Kalo takdir."

Pria ini tidak berharap bahwa Matthias akan membalas ucapannya. Tapi, di luar dugaan,

"Kalo gue berhasil culik Dia, itu artinya Dia milik gue. Tapi, kalo gue nggak berhasil, itu artinya gue yang harus gantiin Tuhan."

"Udah gila ternyata."

💐💐💐

Twin's Antagonist : Male's Antagonist(New Version!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang