"My Dear Coward" Eve x Reader [Utaite]

Nakayama Family

Happy Reading^^

“Selamat siang, apa yang kamu makan hari ini? Senang melihat mu punya teman baru.”

 

Berapa kalipun aku membolak balikkan kertas berwarna biru ini tetap tidak menemukan siapa pengirim nya, ini baru ku buka saat makan siang tadi, orang yang mengirim ku pesawat kertas ini hampir membuat ku gila.

“Tadaima.”

“Okaeri, mandi habis itu makan.”

“Ahh aku mau main game dulu.”

Tuk

“HII-CHAN!!”

“IYA IYA AKU MANDI, GALAK BANGET SIH PANTES NGGAK ADA YANG SUKA!!”

Kata siapa? Ada kok yang suka aku..... kayanya sih.

Aku menatap pesawat kertas yang sudah tidak berbentuk lagi, yah kayanya ada yang menyukainya ku walau aku tidak tahu apa yang dia lihat dari tubuh gadis rapuh ini tapi kakak mu masih ada yang suka kok.

“Nee-chan!!”

“Hai'i?”

“Bantu keringkan rambut ku.”

“Yahh, sebentar.”

Aku mengambil handuk kecil lalu berdiri di belakang Hiro yang duduk di sofa, menunggu ku untuk mengeringkan rambut nya.

Namanya Nakayama  Hiiro, aku biasanya memanggil nya Hii-chan, kami tinggal berdua di rumah ini, Ibu sudah tidak ada, sedangkan Ayah entah kemana dia pasti sangat bersenang senang dengan hidup nya sekarang.

“Nee-chan.”

“Hmm?”

“Aku kerja paruh waktu.”

Tangan ku berhenti, “Siapa yang nyuruh kamu kerja?”

“Semesta.”

“Serius ihh.”

“Yah lagian aku kasian tahu sama Nee-chan, kuliah berangkat pagi pulang nya langsung kerja, udah gitu aku bentar lagi kelas tiga kebutuhan makin banyak.”

“Tapi tugas mu kan sekolah, jangan aneh aneh deh.”

“Nee-chan juga kuliah, tugas kuliah nggak jauh beda sama sekolah.”

“Kamu bisa ngatur waktunya?”

“Ya Tuhan aku bukan anak kecil lagi yah, pulang nya nggak malem malem banget kok.”

“Jam berapa?”

“Jam setengah sembilan, apa perlu aku jemput Nee-chan sekalian?”

“Serius kamu sanggup?”

“Sanggup!!”

“Yakin?”

“Yakin!!”

“Nggak merasa terbebani?”

“Nggak!!”

“Ya udah besok jemput Nee-chan yah, pakai sepeda jangan motor bahaya.”

“Iya iya lagian aku juga nggak dibolehin bawa motor.”

“Yah kan memang kamu nggak punya motor.”

Hiiro hanya tertawa, di rasa rambutnya sudah cukup kering aku melepaskan handuk dan kembali mengerjakan tugas kuliah yang diberikan Prof Soraru tadi pagi, padahal baru masuk sudah di beri tugas.