Daisy Flower

71 13 4
                                    

LONG TIME NO SEE HUHU(╥﹏╥)
aku mau bilang karna aku mulai sibuk jadi update nya kira kira seminggu dua kali yah.



















Setelah berunding selama empat jam di rumah bersama para utaite yang lain, Eve akhirnya menerima saran dari teman nya yang paling waras, Soraru.

Kini tangan nya mengenggam kuat buket bunga yang berukuran sederhana namun cukup elegan, Eve menarik napas dalam dalam karna dia akan memberikan nya secara langsung.

Tadinya Eve berniat dia akan menaruhnya di meja sambil meninggalkan note seperti biasanya tapi Soraru menentang keras hal itu.

Eve sudah besar, dia harus keluar dari zona nyaman nya dan memberanikan diri untuk lebih sering berinteraksi dengan gadis nya, entah ketika ada urusan atau tidak ada.

Dan sekarng Eve sudah berangkat lebih dulu, paling pertama dari yang lain, biasanya (Y/n) akan berangkat sekitar lima belas menit lagi, waktu yang semakin dekat membuatnya semakin gugup.

"Bunga? Keren, buat siapa?"

"Kamu tahu lah siapa."

Maru duduk di samping Eve, melihat penampilan teman nya yang sudah kembali normal membuat Maru ikut lega, karna semenjak kemarin Eve dan (Y/n) tidak banyak bicara seperti biasanya.

"Kamu nggak cosplay Amatsuki?"

"Ng-nggak!! Nggak mau!!"

"Selamat pagi, aduh pagi pagi udah berduan aja."

Melihat kedatangan Onami, Maru langsung merangkul teman nya, "Iyalah, kita temen."

"Temen? Yakin nih?"

"Mau lebih Eve?" tanya Maru sambil menatap Eve serius.

Eve yang menyadari tanda bahaya segera berdiri, "Ogah!! Aku masih lurus."

"Bercanda kali."

"Yah.... penonton kecewa."

"Kamu liat (Y/n) nggak?" Tanya Eve

"Tadi aku liat dia baru masuk gerbang."

Eve memegang erat buket bunga nya, dia semakin gugup ketika tahu gadisnya berangkat lebih pagi dari biasanya.

"Pagi...."

Dan kegugupan nya bertambah tatkala orang yang dia tunggu sedari tadi akhirnya menampakkan diri, Eve menarik napas panjang beberapa kali, presentasi pertama nya saja tidak segugup ini padahal.

Gadis sederhana itu duduk di bangku nya, dia terlihat tenang dengan earphone yang terpasang di telinga, novel romansa yang dia baca beberapa kali membuatnya tersenyum sampai Eve harus menahan cemburu.

Iya, tidak ada yang boleh membuat (Y/n) tersenyum selain dirinya sendiri, bahkan walau itu sebuah cerita romantis.

"Eve, kesempatan." Ujar Maru untuk menyadarkan Eve dari lamunan nya.

Kegugupan yang tadinya hilang kini kembali lagi ketika Eve sadar dari lamunan nya, dia kembali menyadarkan diri sendiri kalau ini saat nya untuk meminta maaf.

"(Y/n)......"

Gadis yang dipanggil menengok ke samping kanan, begitu menyadari ada seseorang dia melepas earphone nya dan duduk menghadap Eve.

"Iya?"

"M-maaf."

"H-hah?"

"Aku..... minta maaf, janji nggak bakal berubah."

"Memang nya..... aku marah?"

Eve terdiam, sejujurnya (Y/n) memang berkata dia tidak marah dan bertingkah biasa saja, tapi entahlah Eve merasa ada sedikit jarak yang membuatnya tidak nyaman ketika tidak meminta maaf.

Buket bunga yang disembuyikan di belakang dia keluarkan, menunjukkan nya tepat di wajah sang gadis, bunga daisy berwarna merah yang harum, memang siapa yang bisa menolaknya?

Dan yang bisa adalah si gadis ini, reflek setelah Eve menunjukkan bunga (Y/n) menjauhkan wajah nya begitu saja, wajah nya memerah begitu juga dengan tangan tangan yang lain nya.

Tidak hanya itu gejala bersin dan tubuhnya yang mulai menghangat dan terasa panas membuat Eve gelagapan, gawat dia melakukan kesalahan yang lain lagi.

"(Y/n)!! Kamu nggak papa?" tanya Onami yang langsung menjauhkan bunga dari hadapan sahabat nya.

"A-aku..... uhh a-aku mau pulang."

Namun entah kenapa Eve langsung bersikap siaga, dia melepas jaketnya dan taruh di pundak sang gadis, cepat cepat dia membuang bunga nya ke arah Maru yang untung nya langsung di tangkap oleh pria tersebut.

Tangan putih Eve memegang pundak gadisnya untuk menuntun agar bisa mengantarkan nya ke rumah sakit tau sekedar uks.

"maaf..... maaf..... maaf...."

Sedari tadi menuntun hanya itu yang Eve gumamkan, tubuh (Y/n) semakin panas, wajah nya sekarang benar benar merah, walau bersin bersin nya sudah berhenti tapi tetap saja Eve sangat khawatir.

Sampai di uks (Y/n) langsung di periksa, Eve menunggu nya di samping ranjang, harap harap cemas dan juga kesal.

Kesal karna dia selalu mengacaukan segala nya, ketidak tahuan yang membuatnya bodoh berkali kali lipat, sekali saja hanya sekali Eve ingin semuanya berjalan lancar.

"Eve-san tolong ambilkan obat disana"

"B-baik."

Dengan tangan yang bergetar Eve mencari cari obat yang di suruh, tapi karna dia tidak tahu obat nya yang mana Eve mengambil semua nya.

"Tuangkan air minum nya dan nyalakan pendingin ruangan."

Lagi lagi Eve hanya menurut, dia super duper bingung dia hanya bisa bergerak ketika disuruh saking cemas nya.

"Alergi bunga."

"Ehh?"

"Teman kamu ini alergi sama bunga, kamu ngasih dia bunga atau serbuk bunga?"

"A-aku......"

Eve diam, dari gejala yang di lihat tadi Eve baru tahu itu alergi, dia kira alergi bunga hanya semacam bersin bersin saja lalu di tinggal sebentar sembuh, nyatanya separah itu.

"Kamu selama ini mata matain dia gimana bisa nggak tahu!!"

Yah selama ini Eve memang memata matai nya, tapi dia tidak sampai tahu tentang segala hal yang disuka dan tidak suka, hal yang boleh dan tidak boleh karna ketika Eve memata matai (Y/n) dia tidak mendengar kan apaa apa, yang di perhatikan hanya wajah nya.









TBC


See you(≧▽≦)

"My Dear Coward" Eve x Reader [Utaite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang