Happy Reading^^
"Aku ada disini kok Eve, kalau kamu butuh bantuan telfon aku aja nggak papa kok. "
Eve tersenyum namun tidak menjawab apa yang dikatakan gadis di samping nya ini.
Ia merasa hatinya teramat kosong semenjak tidak berkomunikasi dengan gadisnya sejak satu bulan terakhir.
Jujur saja, itu menyakiti dirinya sendiri, dan Eve tidak suka.
Namun mau bagaimana lagi ini demi kebaikan (Y/n) sendiri, jika Eve lebih dekat dengan gadis tersebut ia takut akan membawa lebih banyak masalah.
Karna lihatlah sudah satu bulan Eve tidak berada di dekatnya dan gadis itu baik baik saja.
Jadi terbukti seperti apa yang dikatakan Kokawa, menjauh dari (Y/n) adalah pilihan yang tepat jika Eve tidak ingin menyakitinya lebih jauh lagi.
Yah... Saat ini pria tersebut hanya bisa melihat wajah gadis tersebut dari jauh lagi, padahal sebelumnya dia sudah cukup dekat dengan (Y/n) tapi sekarang dia harus kembali ke masa masa SMA.
"Eve aku pulang dulu yah, inget yang kamu lakukan ini yang terbaik buat dia." Pesan Kokawa sebelum pergi.
Seperginya Kokawa Eve masih betah termenung di halte pandangan nya terlihat lesu seperti tidak bersemangat hidup, isi kepalanya hanya tertuju pada satu nama Nakayama (Y/n).
Eve merasa heran dengan gadis tersebut, padahal tingkah nya saja sudah kelas menunjukkan kalau Eve sedang menjauhinya.
Namun (Y/n) masih saja tekun menyapanya setiap hari, membuatnya selalu berharap ia bisa menghabiskan waktu dengannya lagi.
Tidak ingin membuang waktu lama di halte, Eve kemudian beranjak pergi dari halte.
Sejujurnya Eve tidak mengerti kenapa dia bisa meminta saran kepada Kokawa yang bahkan Eve tidak dekat dengannya, sama sekali tidak dekat.
"Sialan dia cantik banget." Ucap Eve begitu melihat gadisnya
Mode stalker Eve aktif begitu saja, dia dengan cepat memakai topi yang dia bawa lalu membuntuti (Y/n) yang masih sibuk memilih bahan masakan.
Seperti biasa gadis tersebut tidak sendiri dia bersama adiknya, Hiiro.
Namun sialnya ia sempat berkontak mata dengan Hiiro yang membuat Eve panik setengah mati, buru buru ia menyembunyikan dirinya di balik rak rak makanan sembari pura pura sibuk sendiri.
Untuk kali ini harus Hiiro akui, akting Eve payah.
Pria dengan kaos hitam itu sibuk dengan kegiatan nya sejak satu jam terakhir.
Tangannya aktif menggeser layar ponselnya untuk melihat hasil jepretan nya hari ini di minimarket, lumayan bagus.
"Cantik."
"Cantik."
"Cantik."
"Cantik."
"Cantik."
Sedari tadi hanya kata itu saja yang terus Eve gumamkan ketika melihat banyak nya foto yang dia ambil hari ini.
Saking fokusnya dengan foto foto itu sampai tidak sadar dengan kedatangan adiknya.
"Stalker elit confess sulit. "
"Sialan." Umpat Eve sambil melempar bantal sofa ke arah adik nya.
Sou hanya tertawa kecil, kakak nya ini benar benar pengecut.
Yah sebenarnya Sou sendiri tidak jauh beda dengan Eve karna buktinya dia bisa menyembunyikan perasaannya selama hampir tiga tahun.
"Nggak papa?" Tanya Sou tiba tiba
"Apanya?"
"Yakin mau jauhin dia?"
"Nggak."
"Terus kenapa dijauhin?"
"Yah kalau ditanya yakin nggak jauhin dia, jelas aku nggak yakin dari awal hidupku cuma tertuju buat dia."
"Diri iwil hidipki cimi tirtiji biit dii, hilih."
"Dengerin!!"
"Iya iya ku dengerin."
"Aku cuma ikut saran temen ku aja, kalau di liat liat lagi juga dia ada benar nya, selama aku dekat sama dia, dia banyak banget kena masalah."
"Perasaan baru pertama dah."
"Iya juga yah..."
Sou menghela napas, kakak nya ini bahkan lebih bodoh dari biasanya.
Eve memang orang yang mudah terpengaruh jika itu menyangkut
(Y/n), namun yang membuat Sou penasaran seperti apa teman yang membuat Eve menjauhi (Y/n) dalam waktu satu bulan.Ini mungkin hanya firasat Sou saja, tapi teman kakak nya ini seperti sengaja menjauhkan Eve dari (Y/n).
Meski Sou tidak tahu firasat nya benar atau tidak semoga saja Eve cepat sadar.
Karna semenjak satu bulan Eve menjauhi gadis tersebut, kakak nya ini menjadi lebih kacau dari biasanya.
Dan Sou khawatir akan itu.
TBC
Eve waktu kepergok ama Hiiro
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Dear Coward" Eve x Reader [Utaite]
Fanfiction"𝐌𝐚𝐚𝐟, 𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐜𝐮𝐭, 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐚𝐭𝐚 𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚" -Eve- Ini tentang perjuangan Eve, seorang pria pengecut yang tidak pernah menyerah untuk berbica...