1. E

440 34 0
                                    

Beomgyu duduk sendirian di salah satu kafe hits yang banyak dikunjungi kaum muda. Ia tak seutuhnya sendirian, sebenarnya sedang menanti seseorang. Bukan menanti kedatangan seseorang, melainkan menanti orang yang berdiri gagah diujung pandangannya agar segera menghampirinya.

Choi Soobin. Pemuda tampan dengan lesung pipi andalannya yang mampu membuat para wanita serta uke menjerit ketika melihatnya tersenyum. Pria itu masih berdiri disana. Di meja kasir, mengetikkan pesanan para pelanggan. Tak jarang pipi kenyalnya menjadi sasaran empuk orang-orang yang sedang order disana.

Dari jarak yang cukup dekat Beomgyu menyaksikan seluruh interaksi yang terjadi antara si penjaga kasir dan juga pelanggannya. Ada rasa kesal, marah, jengkel, dan segala jenis emosi negatif pada dirinya.

Ketika kedua netra itu saling bertemu, dengan pongahnya Beomgyu mengangkat dagu sembari memberikan gestur dua jari seakan mencolok mata dan melemparnya pada pandangan si pria kasir. Soobin bergidik ngeri.

"Da--sar-- ge--nit," membuka mulut sesuai dengan kalimat yang ia lontarkan, tapi tak ada suara yang mengudara dari kalimat tersebut. Beomgyu hanya menggerakkan bibirnya dengan kedua mata yang masih menatap tajam ke arah pria penjaga kasir.

Selang beberapa lama, tepatnya pukul sepuluh malam seseorang menghampiri beomgyu yang masih setia duduk seorang diri.

"Sayang. Maafkan aku karena lama," tutur pria berlesung pipi yang kini mengambil tempat duduk tepat di hadapan si manis. Yang dihampiri langsung membuang muka.

"Ayolah bamie, jangan ngambek dong. Kakak belikan eskrim mau?" Bujuknya. Namun tetap saja si manis tidak merespon, bahkan kini mengambil ancang-ancang untuk pergi.

"Iya aku salah. Aku genit aku cuekin kamu. Tapi aku kan paling sayang sama bamie. Maafin ya?"

"Bener sayangnya cuma sama bamie?" Soobin mengangguk. "Mana buktinya?"

Soobin menghela nafas pelan, dipikir sudah kelar ternyata dramanya masih berlanjut. Susah juga kalau ngurus uke ngambek.

"Mau disini aja? Gak malu dilihat orang lain?" tanya Soobin sembari menaik turunkan alis. Wajahnya terlihat amat menyebalkan.

Beomgyu mengernyitkan alis, merasa tak paham dengan pacar abstraknya ini. Tingkahnya random, kadang gemesin, kadang ngeselin, kadang bikin sayang, kadang ya gak jelas kaya gini. "Apa emang?"

"Kisseu?" Dan mendapat tabokan sayang dari Beomgyu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Enggak kak, bamie naik bis aja," elak Beomgyu yang sedari tadi dipaksa menaiki motor butut sang kekasih. Bukannya malu, tapi Beomgyu belum siap diberi banyak pertanyaan oleh keluarganya jika pulang bersama seorang pria.

"Tapi ini udah malem bam. Kakak gak mau ada apa-apa sama kamu."

"Engga kak, gak ada kok yang berani ganggu bamie. Tenang aja." Soobin menggeleng. Bagaimanapun ia merasa bertanggung jawab atas Beomgyu, sebab anak ini harus pulang malam karena menunggunya bekerja. Tapi namanya Beomgyu anaknya keras kepala.

"Yasudah, tapi kalau sudah sampai rumah langsung hubungi aku ya." Akhirnya Soobin mengalah saja, dari pada uke nya pundung terus gak mau ketemu lagi sama dia. Kan repot. Soobin gak siap sehari aja tanpa Beomgyu.

Beomgyu mengangguk lucu, membuat gemas pria yang sudah bertengger diatas motor butut yang seharusnya sudah diganti sejak lama.

Soobin menarik pergelangan tangan si pria manis agar berdiri lebih dekat, mengecup singkat bibir ranum yang menjadi candunya. Beomgyu tertawa kecil dalam kecupan tersebut.

"Udah sana pergi!" pinta Beomgyu sembari mendorong pundak Soobin.

"Gamau, aku mau mastiin pacar manis ini masuk ke bis."

Beomgyu hanya tersenyum karena tingkah menggemaskan si pacar. Akhirnya keduanya menunggu sampai bis yang akan membawa Beomgyu pulang tiba di halte.

Keduanya saling menatap sayang, Soobin kembali mengecup bibir Beomgyu sebelum melepasnya untuk dibawa pulang pak sopir bis.

"Bamie pulang ya, kak."

"Hati-hati sayang, jangan lupa telpon kakak kalo sudah sampai rumah." Beomgyu mengangguk.

Saat Beomgyu telah memasuki bis, ternyata Soobin juga ikut dibelakangnya. Hampir saja Beomgyu terjungkir saking kagetnya, "kak bin ngapain?"

Tak membalas, Soobin terus saja masuk dan menghampiri supir bis, "pak, tolong anter pacar saya sampai rumah dengan selamat. Awas aja sampe ada lecetnya, saya inget muka bapak!"

Demi Tuhan, Beomgyu malu sekali. Mau ditaruh dimana wajah tampannya ini?

Setelah mendapat anggukan, Soobin turun dari bis sembari memberikan lambaian tangan dan juga flying kiss ke arah si manis.

Sumpah, Beomgyu ingin nyelam ke laut aja saking malunya. Apalagi karena beberapa penumpang ikutan bersorak ricuh. Bikin pipi panas aja.

Bis berjalan meninggalkan Soobin yang kini juga menjalankan motor bututnya ke arah yang berlawanan.

Beomgyu mengintip ke belakang, melihat sang pacar yang sudah pergi menjauh.

"Pak pak, turunin saya disini!"

"Loh dek, tapi ini bukan pemberhentiannya, tunggu nyampe halte berikutnya ya."

"Enggak pak, saya sudah di jemput supir pribadi. Turunin aja, lagian sepi gak bakal di tilang polisi."

"Tapi dek, nanti kalau pacarnya marah gimana?"

"Nih saya kasih uang lebih!" Dua lembar uang 50.000won disodorkan pada pak supir. Cukup jumlah yang sangat menggiurkan. Pak supirpun mengangguk dan memberhentikan bis nya.

"Hati-hati ya dek, cepet telpon pak supirnya!" Beomgyu mengangguk dan segera menuruni bis. Membiarkan pak supir yang tersenyum sumringah saat melontarkan kalimatnya.

Beomgyu berdiri di tepi jalan, merogoh ponsel yang sedari tadi ada di saku jaket.

"Woy Jeno! Jemput sini buru, udah aku shareloc."








_________________
TBC
_________________
Series : SooGyu

Chapter Code : E

Soobin X Beomgyu
__________________








Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang