3. E

144 14 1
                                    

Say you love me
Say you love me
Segyeui kkeutkkaji
All or nothing
I want all of you






Sepenggal lirik lagu yang digunakan sebagai nada dering panggilan pada ponsel si manis berbunyi sebanyak sepuluh kali.


Abaikan.


Apalagi yang harus dilakukan saat diri sendiri sedang kesal dengan oknum yang melakukan panggilan? Ya hanya dengan mengabaikan panggilan tersebut.

Jemarinya hendak menekan tombol blokir, tapi sedikit ragu. Mengingat banyaknya jasa dan pengorbanan yang telah sang pacar lakukan.



Kesal tapi rindu.



"Apa?" ketus Beomgyu. Mulutnya seakan jengah, tapi hatinya berkata sebaliknya. Ia amat menantikan panggilan dari sang kekasih. Oleh karenanya dengan amat sangat terpaksa menggeser tombol hijau keatas.

"Masih marah?"

"Menurutmu?"

Jelas masih marah. Bahkan panggilan kakak nya sudah hilang bergantikan dengan 'kamu'.

Diseberang sana menghela nafas lelah. Terdengar sunyi sejenak, namun akhirnya berganti dengan dehaman ragu.

"Hari Minggu nanti hyung libur loh, gamau kencan?" tanya Soobin diseberang sana. Pria ini baru saja pulang dari tempatnya bekerja dan langsung menghubungi Beomgyu, sebab keduanya mengalami sedikit masalah tadi siang. Agak telat tapi tak masalah kan?

Beomgyu nampak berbinar, jelas ia amat menantikan kabar gembira ini. Tetapi sekali lagi harus ditutupi dengan sikap ketusnya. Namanya juga gengsi.

"Gak," balas Beomgyu singkat. Kuku jempolnya digigit, ada rasa gugup dan takut jika sang kekasih langsung menerima keputusannya. Dalam hati terdalamnya Beomgyu sangat ingin pergi kencan dengan sang kekasih yang sudah sangat lama tak mereka lakukan.

"Loh? Kok gitu? Kakak udah mohon-mohon sama pak bos buat cuti sehari loh. Apa kakak main sama temen aja?"

"Kok sama temen sih? Nanti kalo temennya ngajak cewek cantik atau uke gemes gimana?" Beomgyu membelalakkan mata. Makin kesal dengan sang pacar yang suka sekali menjahilinya. Memang pacarnya ini keterlaluan tampannya, makanya harus ekstra dijaga. Bisa-bisa setelah main sama teman sang pacar udah punya gebetan baru.

"Kak bin udah gak suka bamie lagi ya? Hiks" cicit Beomgyu dengan suara lirih. Dirinya seakan pasrah dengan semua keputusan sang pria yang tengah menelponnya. Ia sendiri pun sadar selama berpacaran sering kali menyusahkan Soobin, meskipun ia tak banyak menuntut tapi ia merasakan bahwa sang pacar nampak lelah dengan hubungan keduanya.

Soobin kelabakan. Bukan begini rencananya.

"Eh bamie jangan nangis. Enggak kok engga, kakak mau perginya sama bamie aja. Bamie gak beneran ngerjain tugas kelompok kan? Ayo jalan sama kakak."

Soobin membatalkan rencana mengerjai si manis saja, sebab pacarnya ini agak baperan.

"Jangan keluar sama temen ya. Bamie gak jadi kerja kelompok kok, hiks."

"Iya sayang. Minggu kakak jemput ya."

"Eh engga, kita langsung ketemuan ditempat aja."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pasir putih yang membentang luas menjadi tempat berpijaknya. Dua pasangan sejoli saling bergandengan tangan sembari mengayunkannya dengan riang. Menjadikan suara ombak sebagai alunan musik alami. Menikmati angin yang berhembus kencang meskipun dengan terik mentari yang sudah mulai menghilang.

Tempat yang menjadi penghujung kencan kedua pasangan ini.

"Katanya kalau lihat matahari terbenam disini sambil berdoa bisa cepet dikabulin," tutur pria yang lebih tua. Kedua netranya menatap ke samping, ke arah sang kekasih.

"Eung? Mitos dari mana? Kak bin terlalu kuno kalau masih percaya sama kaya gituan."

Beomgyu, pria manis yang menjadi kesayangan Soobin tertawa lepas. Nampaknya pria ini sangat suka memojokkan sang kekasih.

Tangan Beomgyu masih dalam genggaman Soobin, keduanya tak berniat sekalipun melepaskan tautan tersebut.

"Tapi kakak dengar juga kalau lihat matahari terbenamnya bareng orang yang disayang semisal pacar, hubungan mereka bakal awet sampai tua."

"Eung? Tapi kalau ada pasangan kakek nenek yang masih hidup sampai sekarang dan ternyata belum pernah ke pantai ini berarti apaan dong?"

Soobin tersenyum sembari mengacak surai kesayangannya menggunakan salah satu tangan yang terbebas, "Berarti mereka memang ditakdirkan bersama."

"Lalu kita?" pertanyaan dengan wajah polos Beomgyu mampu membuat Soobin gemas. Kini tangannya berganti alih untuk menyentuh pipi gembul sang kekasih.

"Kita punya kisah sendiri. Kita lebih kuat dari kata orang dan lebih legend dari mitos." Soobin melepas genggaman tangan. Kini kedua tangannya mengapit pipi mulus Beomgyu, sedikit mencubitnya pelan.

"Apapun yang orang lain katakan, apapun yang akan terjadi kedepannya. Kakak pastikan cuma kamu yang bisa genggam tangan kakak dengan romantis, hanya kamu orang yang bisa cium bibir kakak. Hanya kamu yang bisa menguasai seluruh hidup kakak," lanjut Soobin masih dengan tatapan mendambanya. Seakan ia telah terhipnotis dengan manik hazel sang kekasih.

"Eumm tapi kan kita--- eummmhhh"

Belum menyelesaikan kalimatnya, bibir ranum Beomgyu sudah diraup habis. Digigit dengan gemas. Empunya ingin memberontak, mendorong bahu Soobin dengan brutal, tetapi yang didorong malah menarik tengkuk yang lebih muda dengan agresif.

Beomgyu pengen pingsan aja rasanya. Perutnya berasa kaya ada kupu-kupu terbang. Kepalanya terasa seakan mabuk berat, padahal ia tidak sedang meminum alkohol.

Perasaan yang aneh tapi Beomgyu suka. Sepanjang hidupnya selama ia berpacaran dengan Soobin, untuk pertama kali mereka berciuman, di tempat umum pula. Tanpa sadar Beomgyu melingkarkan tangannya di leher Soobin.

"I love you."









_________________
TBC
_________________
Series : SooGyu

Chapter Code : E

Soobin X Beomgyu
__________________









Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang