2. E

220 20 5
                                    

Tak ada kencan di luar. Itulah yang terjadi pada pasangan Soobin dan Beomgyu setelah sang dominan mendapatkan pekerjaan di salah satu kafe paling terkenal di Seoul. Sebelum bekerja di tempat itu, Soobin hanya seorang penjaga warnet yang dapat waktu kerja setengah hari dengan gaji yang juga setengah-setengah.

"Maaf ya bamie, kamu jadi sendirian terus karena dari tadi banyak pelanggan."

Soobin menghampiri beomgyu yang duduk di meja paling pojok dekat dengan jalan raya saat jam makan siang telah tiba.

"Iya gapapa kok. Yang penting kak bin makan siang bareng bamie."

Senyum manis itulah penyemangat hidup Soobin. Dirinya yang semula memiliki pekerjaan dengan gaji sedikit jadi memutuskan untuk mencari tempat kerja dengan penghasilan yang lebih tinggi. Tentunya demi untuk mempertahankan senyuman Beomgyu dan untuk masa depannya bersama sang kekasih kelak. Tentu saja Soobin berniat menikahi Beomgyu setelah ia mengumpulkan banyak uang.

"Mau makan disini aja atau cari restoran di luar?" tanya Soobin. Ia ingin mengetahui apakah sang kekasih bosan makan di kafenya.

Kafe tempat kerja Soobin memang lebih dikenal dengan minumannya, namun disana juga menjual beberapa jenis makanan karena banyaknya jumlah peminat kafe tersebut.

"Diluar boleh?" balas Beomgyu dengan pertanyaan pula, suaranya terdengar pelan seakan ragu. Soobin tersenyum sembari meraih tangan si manis untuk digenggam.

"Apapun buat bamie pasti boleh, jangan takut buat minta apapun sama kakak ya."

Keduanya tersenyum, menyalurkan kasih sayang masing-masing.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Akhir pekan nanti kita kemana?" tanya Beomgyu di sela-sela aktivitas makannya, tentunya seusai menelan makanan tersebut hingga menyisakan mulut yang kosong.

Soobin menoleh, meneguk airnya. Iris matanya terlihat sendu, seakan merasa bersalah. Beomgyu menangkap tatapan tersebut.

"Ah iya bamie lupa kan mau ngerjain tugas kelompok. Mungkin kapan-kapan lagi baru kita bisa kencan berdua," lanjut Beomgyu bertingkah seakan sangat pelupa. Bahkan untuk melancarkan aksinya ia sampai menepuk kepalanya berulang kali.

"Maaf ya kak," cicit Beomgyu kemudian. Sedari tadi hanya pria ini yang menyuarakan isi hatinya.

Soobin tahu, bahkan ia sangat sadar dengan tingkah si manis yang mencoba menjaga hatinya. Ia tahu sang kekasih baru saja tersadar bahwa Soobin ini adalah seseorang yang tak memiliki banyak waktu luang untuk berlibur karena pekerjaannya.

Melihat raut kecewa yang tertahan dari sosok si manis membuat hati Soobin terasa tercubit. Ia merasa amat bersalah karena tak bisa menemani sang kekasih dan menghabiskan banyak waktu dengannya.

"Bam, maaf."

"Hey kenapa kak bin minta maaf? Bamie bener baru inget punya tugas kelompok."

Telapak tangan Soobin menimpa punggung tangan Beomgyu yang berada diatas meja, menggenggam dan juga mengusapnya dengan lembut.

"Maaf karena kakak belum bisa jadi pacar yang baik. Tapi kakak janji bakal cari uang yang banyak biar bisa ajak bamie keliling dunia. Kakak juga pasti bakal nikahin bamie. Jadi bamie bisa sabar kan?"

Beomgyu mengangguk. Entah sejak kapan airmata itu merembes keluar dari tempat persembunyiannya. Si manis menyeka pipinya dengan salah satu punggung tangan yang menganggur.

"Kak bin jangan gitu dong, bamie bahagia banget kok jadi pacarnya seorang Choi Soobin. Jadi jangan pernah merasa bersalah ataupun merasa rendah diri. Bamie cinta banget sama kakak."

Kini Soobin yang menangis haru. Pacar manisnya sangat perhatian. Kurang apa coba si Beomgyu dimatanya. Tampan iya, cantik iya, manis iya, baik iya, pengertian iya, pokoknya semua hal yang Soobin sukai ada di diri Beomgyu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Maaf ya kita makan siangnya cuma dengan menu sederhana, gajian nanti kakak pastiin kita makan enak," ujar Soobin ketika keduanya telah tiba di kafe tempat Soobin bekerja.

Beomgyu melepaskan genggaman tangan yang sedari tadi bertaut. Soobin melirik kedua tautan tangan yang terlepas itu dengan tatapan bingung.

"Kan udah bamie bilang jangan terus minta maaf!" ujar Beomgyu sembari menampilkan wajah kesal. Ia menatap nyalang kearah sang kekasih sembari bersedekap dada. Soobin tertawa renyah.

"Utututu pacar manis aku ngambek nih. Minta cium ya?" goda Soobin sembari mengacak surai sang kekasih dengan gemas. Beomgyu mendelik tak suka, bahkan menepis tangan Soobin.

"Mesum!"

"Loh, kok mesum? Minta cium sama pacar sendiri padahal. Kalau sama pacar orang baru."

"Kak bin mau cium pacar orang?" Beomgyu melebarkan matanya, semakin tercengang dengan ungkapan sang kekasih.

"Kalau bamie izinin sih--akhhhh sakit bam!"

"Makanya jangan genit sama pacar orang!"

"Kan bamie gak mau, makanya sama pacar orang."

"Ih benci Kak Soobin!"

Beomgyu menghentakkan kakinya kuat-kuat selama perjalannya memasuki kafe. Soobin hanya mengikutinya dibelakang sembari menahan tawanya yang mungkin saja akan segera meledak.

Beomgyu terdiam, baru sadar malah masuk ke kafe, harusnya ia pergi keluar meninggalkan Soobin. Akhirnya si manis akan berbalik dan malah bertabrakan dengan dada Soobin.

Makin kesel aja jadinya.

"Jangan marah-marah dong. Kalau marah pacarnya kabur."

"Bodo!"

Beomgyu langsung melenggang pergi dan Soobin kembali memasuki kafe. Soobin tak mengejar karena jam istirahatnya telah usai dan ia harus segera bekerja, sedangkan masalahnya dengan sang kekasih bisa dibicarakan baik-baik lewat telepon.








_________________
TBC
_________________
Series : SooGyu

Chapter Code : E

Soobin X Beomgyu
__________________










Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang