5. O

141 13 0
                                    

Entah bagaimana ceritanya, tetapi Kai dan Beomgyu akhirnya berkencan. Memang benar Beomgyu itu sangat mudah dirayu, bahkan dengan sogokan es krim dapat meluluhkan hatinya.

"Tapi kan baru kemarin kita makan es krim kak, gak baik buat kesehatan kakak." Nampaknya Kai menyesali mahar yang ia buat. Ia tak takut bangkrut, sungguh, ia hanya takut kesayangannya ini jatuh sakit.

"Hussshh ribut banget sih. Waktu itu kan kamu yang janjiin makan eskrim tiap hari."

"Tapi... gak beneran tiap hari juga kak," ujar Kai frustasi sembari menepuk kening beberapa kali. Sedangkan Beomgyu memilih abai dan terus mengecap rasa manis dan dingin dari eskrim yang ia pesan.

Akhirnya kai memilih mengalah. Ia menumpukan dagunya pada telapak tangan, menatap sang pujaan hati tanpa berkedip.

Jujur Kai gemas sendiri melihat si kakak manis yang sedang fokus pada eskrimnya tanpa mengindahkan presensi Kai. Namun yang namanya bucin bakal bodo amat walaupun diabaikan. Yang penting kesayangannya bahagia.

"Oh iya Kai, kampusmu gimana? Enak gak disana?" tanya Beomgyu tiba-tiba karena eskrim yang ia makan sudah hampir habis.

"Eumm ya kaya gitu, gak ada yang spesial," balas Kai tak bersemangat. Pemuda ini selalu merasa kurang senang jika mengungkit perihal tempatnya menimba ilmu saat ini.

"Kenapa sih? Padahal waktu itu ngerecokin aku mulu buat bantuin supaya bisa masuk kuliah disana."

"Ya habisnya gak ada kak Gyu sih disana, kan jadi gak ada penyemangat hidup," Kai menghela nafas berat. Beomgyu langsung tertawa saat melihat ekspresi menyedihkan kekasihnya itu.

"Kan ayahmu sudah mendaftarkan disana, nikmati saja."

Alasan Kai yang mempertahankan untuk masuk universitasnya saat ini memang karena sudah terlanjur didaftarkan oleh ayahnya. Sebenarnya ia bisa minta ganti universitas karena dengan jumlah biaya pendaftaran yang ia keluarkan tak akan membuat keluarganya langsung jatuh miskin. Tetapi karena saat itu Beomgyu ikut meyakinkan Kai untuk bertahan, anak itu langsung patuh.

"Kapan-kapan aku main ke kampus kakak ya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hampir tiga tahun loh kak, masa aku masih gak boleh ketemu camer." Kai merengek. Anak ini cukup frustasi karena lagi-lagi sang kekasih meminta diturunkan di depan komplek. Bahkan kai bisa menghitung jari kapan saja ia pernah mengantarkan Beomgyu sampai ke depan gerbang rumah.

"Gak bisa Kai, hari ini keluargaku lagi kumpul semua. Kamu mau aku nanti jujur kalo ditanya kenapa nerima kamu jadi pacarku?" tanya Beomgyu sembari memainkan jemarinya, nampak menggemaskan bak anak kecil yang habis kena marah ibunya.

Kai jadi cemas, jika Beomgyu jujur bisa-bisa ia langsung tak direstui karena memberi penyakit tenggorokan pada pria itu.

"Ya jangan dikasih tau yang itu dong kak," balas Kai pelan, wajahnya semakin panik. Hidup matinya serasa sedang diujung tanduk.

"Tapi kan Gyu anak yang jujur," cicit Beomgyu sembari memainkan kakinya, menekan-nekan tanah dengan ujung sepatu.

Mau bagaimana lagi? Jika sudah begini Kai hanya bisa mengalah.

"Yasudah kak, tapi nanti malam kita mabar ya," putus Kai dengan sangat putus asa.

"Siap, invite aja."

Setelahnya Beomgyu berlari memasuki komplek, tentunya setelah memberikan sebuah kecupan di pipi Kai.

Kai langsung merona. Masih di atas motornya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesuai janji yang dibuat sore tadi, malam ini kai dan Beomgyu akan bermain game bersama. Namun sejak pertama kali Kai mengundang akun yang Beomgyu miliki, namun anak itu tak kunjung datang. Bahkan dinyatakan bahwa pemain itu tengah offline. Membuat khawatir.

Memilih untuk menghubungi ponsel si manis namun tak mendapatkan jawaban. Kai menggigit kukunya, pikirannya jadi tak tenang. Ingin sekali langsung meluncur menuju rumah Beomgyu, namun hari sudah sangat malam.

"Semoga kak Gyu baik-baik saja."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kok bisa panas gini, kamu di kampus makan apa aja?" Taeyong mengompres dahi putra ketiganya. Saat menjelang malam tiba-tiba saja anak itu demam. Sedangkan yang ditanya hanya menggeleng.

"Pasti makan yang aneh-aneh itu bu," sahut Jeno, ingin mengompori agar bubu nya marah besar pada si adik sehingga uang jajannya dikurangi. Membayangkannya membuat Jeno bersemangat.

"Eungg.. eng.. gak bu, bam cuma ma.. kan ro.. ti," sahut Beomgyu lirih, tentunya diiringi suara serak yang mampu membuat seisi rumah terkejut.

"Woah, kakak nyemil eskrim bu!" adu Sungchan histeris, bahkan anak itu langsung menggoyangkan lengan bubunya dengan brutal.

"Benar itu bam?"

Beomgyu yang sedang pusing justru diinterogasi, sehingga membuatnya tanpa sadar menangis.

"Hiks.. bam pusing"

Mendengar keluhan itu mampu membuat seisi rumah kepalang panik. Jaehyun dengan sigap langsung menelpon dokter pribadi untuk menangani anaknya. Sedangkan putranya yang lain langsung diam dan memilih keluar kamar, tak ingin mengganggu Beomgyu yang sedang rewel.

"Cup cup cup, maafin bubu ya. Yaudah bam tidur aja ya."

Akhirnya Beomgyu tertidur sebelum dokter panggilan datang.








_________________
TBC
_________________
Series : KaiGyu

Chapter Code : O

Hueningkai X Beomgyu
__________________







Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang