4. O

142 13 7
                                    

Satu Minggu sudah berlalu, Beomgyu dan Kai selalu menyempatkan waktu untuk bertemu. Entah dengan alasan bosan, ingin refreshing, bahkan alasan klasik Kai yang ingin minta arahan agar bisa diterima masuk ke kampus yang ia inginkan.

"Pelajari aja yang itu, kan bukunya udah dibeli. Baca dong!" ketus Beomgyu karena yang lebih muda terus memintanya membantu menjawab soal yang ada. Padahal kalau mau membaca pasti dapat.

"Tapi kak, sistem belajarnya di Seoul sama Hawai kan beda." Dan kalimat itulah yang terus dilontarkan Kai sebagai tamengnya.

Beomgyu menghela nafas kasar, meraih buku yang Kai pegang dan mulai menjelaskan apa yang ia pahami meskipun jurusan yang diambil berbeda. Setidaknya Beomgyu tidak bodoh-bodoh amat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Makasih kak gyu, sebagai gantinya aku traktir es krim deh."

Mendengar penawaran Kai membuat Beomgyu mengembangkan senyuman. Dirinya amat menyukai es krim, mendengar hal itu disebut membuatnya serasa melayang di udara.

"Ayo Kai cepet beresin bukunya, kita berangkat sekarang!"

Kai tersenyum selama membereskan barang-barangnya.

Tak beberapa lama keduanya telah sampai di kedai es krim langganan Beomgyu. Mengambil tempat duduk kesukaan Beomgyu juga setelah melakukan pemesanan.

"Kayaknya hal yang paling kak gyu sukai di dunia itu es krim ya?" tutur Kai membuka percakapan. Sedari tadi hening karena Beomgyu yang fokus memakan es krimnya.

Beomgyu menoleh kemudian mengangguk sembari menerbitkan senyuman manis yang mampu membuat Kai tertegun.

"Terus hal yang paling Kai sukai apa?" Beomgyu jadi ikut masuk ke dalam percakapan yang baru saja Kai bangun. Melirik sekilas ke arah sang lawan bicara dan kembali memakan es krimnya dengan khidmat.

"Kak Beomgyu."

"Uhukk uhukk." Tiba-tiba saja Beomgyu batuk, membuat Kai panik. Untung saja ia menyimpan air di dalam tasnya, dengan segera memberikannya pada Beomgyu.

Dengan rakus Beomgyu meminum air pemberian Kai, setelahnya meraup nafas dengan terburu. Jujur saja rasa tersedaknya seperti tak mau hilang.

Kai beralih duduk di kursi samping Beomgyu, yang awalnya di kursi depan Beomgyu.

"Kak gyu tak apa?" Tangan besar itu menepuk punggung Beomgyu dengan lembut, sesekali memijat tengkuknya.

Beomgyu menggeleng pelan sembari menepuk dada, berharap pernafasannya kembali normal. Setelah beberapa saat barulah ia menoleh ke arah Kai sembari menatap tajam pada kedua netra yang kini menatapnya bersalah.

"Kamu!" Beomgyu menuding dada Kai dengan jari telunjuk, "gak ramah lingkungan."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mengantar Beomgyu pulang menjadi suatu kewajiban yang mulai Kai terapkan selama mengajak si kakak manis keluar rumah.

Saat ini belum sampai di rumah megah itu, Beomgyu diturunkan di taman komplek rumahnya. Padahal Beomgyu tidak minta diturunkan disana, tapi bagus juga lah karena akan meminimalisir pertemuan antar pemuda blasteran itu dengan keluarganya.

"Makasih Kai, baliknya hati-hati." Beomgyu melepaskan helm dan menyerahkan kepada pemilik aslinya.

Kai ikutan melepas helm serta turun dari motor yang mampu membuat Beomgyu terheran melihatnya.

"Emang siapa yang mau nganter sampai sini? Aku mau ngajak singgah dulu kak," tutur Kai yang seperti mengetahui isi hati pria manis dihadapannya.

"Loh.. tapi--" belum selesai mengutarakan protesan, tangan itu sudah terlebih dahulu ditarik. Dibawa menuju bangku yang saat itu menjadi saksi pertemuan pertama antar keduanya.

Kai mendudukkan Beomgyu dengan hati-hati setelah mengelap bangku dengan ujung lengan hoodienya. Yang diperlakukan manis seperti itu langsung salah tingkah.

"Emm.. Kai.. emmm.. aku pulang aja ya," cicit Beomgyu sembari menundukkan kepala. Wajahnya bersemu merah tanpa sebab, itulah yang membuatnya malu.

"Kenapa kak? Aku kan belum selesai." Tanpa aba-aba langsung menarik dagu si manis agar menghadap padanya. Beomgyu mendelik, rasanya ingin menghilang dari bumi karena wajah merahnya itu tertangkap basah oleh pria dihadapannya.

"Kakak cantik deh."

Beomgyu langsung menggeplak wajah Kai.

"A-apaan sih? Gak jelas," cibir Beomgyu yang lagi-lagi mengalihkan wajahnya ke sembarang arah. Pokoknya jangan sampai melihat wajah Kai.

"Kak, jadi pacarku yuk. Nanti aku belikan es krim setiap hari," ujar Kai. Tangannya meraih tangan Beomgyu untuk digenggam, kemudian mengelus punggung tangan itu dengan lembut.

"Ngajak pacaranmu kayak om pedo mau nyulik bocah, lagian uang daddy aku bisa buat beli tokonya langsung," cetus Beomgyu. Padahal kalau mau beli es krim sendiri dia bisa, beli pabriknya aja dia bisa tanpa harus menunggu kai.

"Ya tapi kan es krim dari pacar rasanya beda."

"Apanya yang beda?" Beomgyu menatap remeh si pria muda dihadapannya. Terlihat Kai yang menyunggingkan senyuman.

"Bisa sekalian dapet ini," tutur Kai sembari menepuk bibir dengan jari, "rasa es krimnya bakal lebih enak."

Hallo, gimana kabar jantung Beomgyu?








_________________
TBC
_________________
Series : KaiGyu

Chapter Code : O

Hueningkai X Beomgyu
__________________








Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang