"Sekarang bamie emang sibuk banget ya? Kayaknya agak jarang nemenin kakak di kafe," tutur Soobin tiba-tiba setelah sesi ciuman usai. Kini keduanya memutuskan untuk berdiam diri ditepi pantai sampai langit benar-benar berubah gelap.
"Iya kak, maaf ya. Tugas kampus makin banyak," balas Beomgyu dengan nada sendu. Ia meletakkan kepalanya pada pundak yang lebih tua.
"Di semester dua tugas udah sebanyak itu?"
Beomgyu mengangguk, yang juga dirasakan oleh Soobin sebab pundaknya menjadi sandaran.
"Kan udah mau naik semester kak, udah mendekati ujian akhir semester."
"Oh gitu ya, kakak gak tau karena belum pernah kuliah, hehe. Maaf ya."
"Tuh kan maaf lagi!" Beomgyu mengangkat kepalanya sembari menggeser duduknya agar bisa berhadapan dengan Soobin. "Kakak gak punya salah apa-apa sama bamie, kakak gak kuliah juga karena untuk kerja buat bamie kan? Jadi apa yang salah? Kakak udah paling sempurna tanpa kesalahan bagi bamie."
Mendengarnya memberikan efek mellow. Dengan cepat Soobin meraih tubuh kecil kekasihnya untuk dibawa dalam dekapan hangat, setidaknya untuk menghalau angin laut yang terasa semakin dingin dimalam hari.
"Kakak janji akan bahagiakan kamu, kakak akan menikahimu."
Tanpa sadar Beomgyu meneteskan air mata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Enggak kak, bamie takut kakak dimarah daddy kalau tau ngebawa bamie pulang malam. Bamie minta dijemput pak supir aja gapapa."
"Gapapa bam, ini udah malem banget loh. Kakak gak tenang kalau gak anter kamu, kakak gak masalah dimarah kok," bantah Soobin dengan paksa, sebab ia memang sekhawatir itu dengan kekasihnya.
Beomgyu kembali menggeleng sembari menunjukkan chat room nya dengan pak supir.
"Sebentar lagi datang. Gapapa kok kak, karena tadi yang anter bamie ke sini pak supir, jadi dia juga yang tanggung jawab jemput," tutur lembut Beomgyu, tangannya menggenggam tangan pria yang lebih tua darinya sembari tersenyum hangat.
Soobin jadi luluh.
"Oke deh, tapi hangatin tanganmu dulu disini ya sambil nunggu jemputan." Tangan dalam genggaman itu diarahkan ke dalam saku jaket yang Soobin kenakan. Jemari yang saling bertaut itu kini bersembunyi didalamnya.
Keduanya diam tanpa suara, masih memandang hamparan laut yang nampak gelap karena memang hari sudah berganti malam. Sedangkan angin masih saja berhembus kencang, dan bahkan lebih kuat lagi.
"Bam.." lirih Soobin, sedangkan yang dipanggil langsung menoleh untuk memastikan bahwa panggilan itu memang terucap, sebab terdengar sangat kecil bahkan kalah dengan hembusan angin.
"Kak bin memanggilku?" tanya Beomgyu memastikan. Soobin mengangguk pelan.
"Ayo kita menikah."
"Hah? Tiba-tiba?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sepanjang perjalanan pulang, Beomgyu terus saja terpikirkan dengan percakapan terakhirnya bersama Soobin. Memang selama ini ajakan untuk menikah sudah sering kali diucapkan pria itu, tetapi entah mengapa hari ini berbeda. Kalimatnya terdengar lebih serius dari biasanya.
"Menikah ya?" gumam Beomgyu. Bukan ragu, hanya saja kesiapan itu belum ada pada dirinya. Yang merasa belum pantas atas segala hal, terlebih dirinya yang masih terbilang baru memasuki dunia perkuliahan.
"Woy!" Gebrekan pada pintu mobil mampu membuat Beomgyu berjengit kaget. Ia langsung menoleh ke arah sumber perusuh dan menemukan kakak keduanya berdiri disisi.
"Bengong aja, kaga turun?"
"Apaan sih Jeno, ribut amat." Ketus Beomgyu, dengan kesal membuka keras pintu mobil lalu menutupnya dengan tempo serupa.
"Kamu ya bam, dari tadi pak supir udah nyuruh turun malah gak turun-turun. Mikirin apa sih?" Jeno berjalan mengikuti adiknya yang sudah keluar dari mobil. Keduanya memasuki rumah bersamaan.
"Kepo."
"Dih, diperhatiin dibilang kepo, gak diperhatiin dibilang ga peduli," cibir Jeno yang kalimatnya sama sekali terabaikan, sebab orang yang dicibir langsung berlari menuju kamar. Semua penghuni rumah hanya bisa menghela nafas lelah akan sikap kurang beradab satu-satunya putra submissive di rumah ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Iya kak, bamie udah nyampe rumah." Baru saja Beomgyu merebahkan tubuhnya di kasur, ponselnya langsung berdering. Meskipun lelah ia terima saja sambungan telpon tersebut karena pastinya si penelpon memang sedang mengkhawatirkan dirinya.
"Kamu istirahat ya sekarang. Hmmm.. untuk yang kakak bahas tadi jangan dipikirin dulu, kakak cuma asal ngomong kok hehe. Kakak juga tau kalau bamie emang lagi fokus kuliah. Maaf ya bikin kamu kepikiran." Diseberang sana, terdengar suara canggung yang dipastikan adalah milik Soobin.
"Iya kak, makasih udah ngertiin bamie. Bamie sayang kakak. Pokoknya jangan bosen sama bamie ya."
"Iya sayang, kakak gak pernah bosen sama bamie. Malahan nih setiap hari sayangnya makin nambah-nambah terus kaya keuntungan belanja di supermarket pake kartu member."
Terdengar gelak tawa antar keduanya. Beomgyu sampai memukul bantal saking tak paham lagi dengan kekasihnya itu.
"Kalo gitu cintanya kakak bisa di diskon dong."
"Ya gak boleh dong. Buat kamu gak bisa setengah-setengah."
Cekikikan gereget kembali terdengar di dalam kamar Beomgyu berbarengan dengan pintu yang dibuka dengan cepat.
"Telponan sama siapa tuh?"
_________________
TBC
_________________
Series : SooGyuChapter Code : E
Soobin X Beomgyu
__________________Salam kecup cinta manjah
Bie

KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E Series ☑️
RomanceCuma kisah cintanya Beomgyu yang penuh variasi. TXT BL STORY L=YeonGyu O=KaiGyu V=TaeGyu E=SooGyu Ini lapaknya BL guys, yg ga suka menyingkir ae. Jangan salah alamat yaw. Jangan lupa vote dan commentnya untuk mengetahui kapal siapa yang paling dici...