1. L

1.4K 56 21
                                    

"Kesel kesel kesel!"

Itulah kata yang terus menerus dirapalkan oleh sosok pemuda manis setelah dirinya keluar dari sebuah kafe. Tak lupa dengan sepasang kaki yang dihentakkan dengan kasar.

"Bisa-bisanya dengan enteng dia ngomong kaya gitu? Walaupun bercanda tapi kan ngeselin!" sungutnya kesal.

"Dikira aku jadi gak kepikiran apa? Ih kesel banget pokoknya! Awas aja beneran!" unek-unek itu seakan tiada akhirnya. Pria manis yang kini meremat tali tas selempangnya terus saja ngedumel.

Mencak-mencak sendirian dipinggir jalan. Sungguh mengenaskan sosok manis yang dikenal dengan nama Jung Beomgyu itu.

Netra cantik berhiaskan bulu mata panjang nan lentik itu tak pernah berhenti menatapi setiap langkah kakinya yang saat ini sedang menendang-nendang udara diatas aspal.

Beberapa batu menjadi sasaran empuknya.

"Awas aja ka—"

Tuk

Sialan. Ia salah sasaran.

Batu seukuran bola pingpong itu justru melayang cukup tinggi dan mengenai bahu seseorang. Benar-benar hari yang sial.

"Hei kau!"

Baru saja mau kabur, tapi nampaknya ia sudah tertangkap basah. Alhasil membalikkan badan sembari cengengesan.

"Astaga apa yang terjadi? Dasar batu sialan! Sana minta maaf sama om yang kamu pukul!" perintah Beomgyu kepada sebuah batu yang kini posisinya ada di samping sepatu pria yang baru saja memanggilnya untuk dimintai pertanggungjawaban. Tak lupa berjongkok agar posisinya sejajar dengan si batu.

Pria itu hanya melihat si manis dari atas dengan tatapan heran. Anak ini ada riwayat sakit jiwa pikirnya.

Beomgyu masih berjongkok, berakting seakan sedang berceramah. Padahal ia sedang menghindari tatapan tajam si pria yang akan memarahinya. Jantungnya kini berdetak kencang. Kalau ia hanya disuruh bayar uang damai sih gak masalah, uang dia kan banyak. Tapi kalau dia di masukkan ke penjara kan bakal agak tercoreng gitu citra baiknya dia meskipun dalam sekejap aja bakal dibebaskan.

"Hei bocah, minta maaf yang benar!"

Ucapan penuh tuntutan itu mampu membuat Beomgyu semakin bergidik ngeri. Tubuhnya langsung menegang bersamaan dengan getaran yang cukup kentara.

Akhirnya Beomgyu bangkit. Berdiri agar dapat melihat wajah pria yang sedang marah-marah itu. Tapi ia masih setia menunduk.

"Kau gila?" bentak pria itu yang berkali-kali membuat jantung Beomgyu terkejut.

Akhirnya Beomgyu mengangkat kepalanya, mempertemukan iris matanya yang kini terlihat cukup basah. Kedua pipinya pun mengaliri lautan yang cukup deras.

"Hei, kenapa kau malah menangis?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Huh. Baru kali ini saya mengalah dengan orang yang berbuat salah. Baiklah kau dimaafkan, tapi jangan pernah main batu seperti itu lagi. Untung bukan kepala saya yang kena," tutur pria dengan setelan jas mewah.

Nampaknya pria tampan ini merasa iba dengan si pemuda cengeng yang baru saja ditemuinya.

"Makasih om. Saya janji gak nakal lagi."

Pria itu mengusak surai pemuda manis yang lebih pendek darinya. Sebuah senyuman terukir disana.

"Nama saya Yeonjun, panggil kakak saja. Saya belum setua itu." Beomgyu mengangguk sebagai tanda bahwa ia memahami kalimat si lawan bicara dan akan mematuhinya. "Kamu sendiri?"

"Iya kak, eummm aku.. aku sendiri aja."

Yang bernama Yeonjun mengernyit, "oh maaf maksud saya kamu sendiri namanya siapa?"

Beomgyu langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan, tak lupa diiringi mata yang membulat sempurna. Hal itu mampu membuat Yeonjun terkekeh gemas.

"J-jung Beomgyu," cicit Beomgyu dengan perasaan malu yang masih mendera. Kedua pipinya kini menampilkan rona merah.

"Hmm Beomgyu ya? Saya panggil bom boleh?"

Mendengar nama panggilan yang diberikan dari orang asing itu membuat Beomgyu merasa sedikit senang. Entahlah, yang ia pikirkan jika punya nama panggilan artinya dirinya spesial. Bukankah begitu?

Beomgyu mengangguk antusias sebagai jawaban. Wajahnya kini terlihat sumringah bersamaan dengan kedua netra yang berbinar indah.

"Baiklah, kalau begitu bolehkan saya menyimpan nomor ponselmu?" tanya Yeonjun lagi yang tentunya dibalas dengan anggukan yang sama. Saking bersemangatnya surai hitam itu sampai bergoyang diudara.

Dengan cepat Beomgyu mengetikkan nomornya di papan ketik milik Yeonjun, setelahnya langsung mengembalikan pada sang empu.

Yeonjun tersenyum cerah sembari mengusak surai yang mungkin akan menjadi kegiatan candunya.

"Kalau begitu saya harus kembali ke tempat kerja. Senang berkenalan denganmu dan sampai jumpa lagi, baby bom."

Seperti tersengat listrik, tubuh Beomgyu kembali menegang setelah mendengar nama panggilan barunya yang sialnya mendapat imbuhan baru. Lebih brengseknya lagi karena nama panggilan baru itu dibisikkan tepat di telinga Beomgyu sedetik sebelum pria itu melangkah pergi.

Setelah kewarasannya kembali, Beomgyu memutar tubuhnya dan mendapati sosok asing tadi sudah menghilang dari pandangannya. Ia menyunggingkan senyuman tipis.

"Wuah lumayan nih bisa dimanfaatin kalau aku lagi bosen sendirian."

Si manis tersenyum bahagia bersamaan dengan langkah kakinya yang dibawa melompat-lompat di udara.

Saatnya kembali ke rumah. Tentunya dengan perasaan riang yang tiada tara.





_________________
TBC
_________________
Series : YeonGyu

Chapter Code : L

Yeonjun X Beomgyu
__________________

Test test






Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang