Evanescent

1.8K 131 3
                                    

Tintaku tak akan habis

dan akan ku tulis

bahan pengabdi rasa

alat perakit asa

- nadheadiahayup -

~~~~~

Coretan abstrak yang menghiasi salah satu lembaran bukunya saat ini menandakan bahwa suasana hati Wendy sedang tidak baik-baik saja.

Wajahnya memerah menahan kekesalan yang baru saja ia dapati tadi pagi.

"Kenapa sih lu?". Tanya Yeri sembari menutup buku milik Wendy.

Wendy seketika menoleh kearah Yeri dan Joy yang menghampirinya ditaman kampus.

"Gue lagi kesel banget tau!". Jawabnya masih dengan wajah yang memerah.

"Iya lu itu kesel kenapa? Karna tadi pagi?". Tanya Joy yang berusaha menebak.

"Itu lu tau!". Jawab Wendy sambil menghentakkan pulpen keatas meja yang berada digenggamannya.

Bukannya merasa takut justru kedua sahabat Wendy malah terkekeh karna menganggap ekspresinya kali ini sungguh menggemaskan.

"Udah lah, ngapain dipikirin sih. Kan kak Irene gak nonjok lu juga". Ucap Yeri lalu duduk disebelah Wendy sembari mengusap punggungnya berusaha menenangkan.

"Emang gak nonjok, tapi ini masalah attitude. Masa orang udah minta maaf dijawab judes gitu apaan!". Jawabnya sedikit melotot.

"Hahaha, Wen Wen sejak kapan lu peduli sama attitude orang sih? Anggap aja tadi pagi itu rezeki bisa ditabrak cewek spek bidadari". Tambah Yeri yang semakin membuat Wendy kesal.

"Lu berdua dateng kesini bukannya bikin adem malah tambah bikin panas ya".

"Udah udahh, ini juga si Yeri ngomporin mulu". Ucap Joy menengahi keduanya.

~~~~~

Ditempat berbeda Irene tengah tenggelam dalam suasana hening membaca satu persatu buku yang ia bawa tadi pagi diperpustakaan.

Hingga ketenangannya terganggu oleh satu suara.

"Woy, sendirian aja". Ucap sahabatnya yang bernama Seulgi Elizabeth Kang.

"Ganggu aja deh". Toleh Irene dengan wajah dinginnya.

"Habisnya lu itu kalo lagi baca suka  lupa waktu, ayoo ke kantin laper nih". Ajak Seulgi sambil menarik tangan Irene.

"Ih tapi gue belum selesai".

"Lanjutin nanti aja, cepet kalo gak nanti gue teriak disini".

"I......". Belum sempat Seulgi mengeluarkan teriakannya Irene sudah lebih dulu berdiri sambil menenteng kembali buku-bukunya.

"Nah gitu dong". Ucap Seulgi tertawa mengikuti langkah Irene menuju kantin.

~~~~~

Minggu pertama sebagai mahasiswa mereka lewati dengan baik. Meski harus dihadapkan dengan beberapa tugas yang cukup menguras otak.

"Wen lu punya obat sakit kepala gak?". Tanya Yeri tiba-tiba.

"Ada, kenapa lu?". Tanya Wendy yang bersiap akan berdiri untuk mengambilkan obat.

"Hueee gue pusing ini ngitungnya gimana?". Teriaknya frustasi.

Mendengar hal demikian membuat Wendy tidak bisa menahan tangannya untuk tidak memukul Yeri dengan bantal.

"MELLIFLUOUS" [GxG COMPELETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang