Ephemeral

1.2K 128 10
                                    

Untukmu sang sinar senja

Termenung aku menatap warnamu

Menghangat hati saat ku tatap jinggamu

Letih pijak ingin berdiri

Ku tahan sejenak untukmu yang mengisi hati

~~~~~

Gedung bernuansa artistik Jepang saat ini sedang dipenuhi oleh suara-suara khas olahraga karate.

Terlihat beberapa kubu yang berlatih sesuai dengan warna sabuknya.

Wendy berada dikumpulan orang-orang yang memakai sabuk hitam.

Tidak heran, ia memang sudah menggeluti karate sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Huhhh". Wendy menghela nafas sembari duduk diatas lantai menghapus jejak keringat yang membasahi keningnya.

"Latihan yang bagus". Ucap salah satu teman karatenya.

"Thank you". Wendy membalas sambil tersenyum tipis.

"Sampai ketemu jum'at depan ya Wen." Pria satu angkatan yang berbeda jurusan dengannya ini menepuk pundak Wendy pelan lalu pergi setelah memberikan senyum manisnya.

Tanpa menjawab apa-apa Wendy pun turut berdiri lalu mengambil tasnya bersiap untuk pulang.

~~~~~

"Wen...". Saat akan memasuki mobil ada seseorang yang memanggilnya.

"Kak Yuna". Jawab Wendy setelah menoleh.

"Mau pulang? Temenin ke gedung seni bentar dong".

"Mm okay". Jawab Wendy mengiyakan lalu menutup kembali pintu mobilnya.

"Mau ngapain emang lu kak?". Tanya Wendy.

"Gue mau ambil charger ketinggalan, tapi karna sekarang pasti udah sepi dan kebetulan liat lu, jadi gue minta temenin deh, hehe".

Wendy mengangguk-angguk pelan karna hari juga sudah mulai gelap. Dengan santai ia mengikuti langkah Yuna menuju gedung seni tepatnya diruang tari.

Langkah mereka berdua semakin dekat menuju ruangan, namun sebelum sampai sayup terdengar ditelinga Wendy suara orang sedang berteriak meminta tolong.

"Kak bentar deh, lu denger suara gak?".

Yuna turut menghentikan langkahnya lalu mempertajam pendengarannya.

~~~~~

Beberapa saat yang lalu ukm tari baru saja menyelesaikan latihan.

Satu-persatu dari mereka mulai meninggalkan ruangan kecuali sang ketua yaitu Irene tanpa sepengetahuan anggota yang lain.

Ia masih asik menghafal gerakan yang nanti akan ia tampilkan saat ulang tahun kampus.

Clip!

Ruangan yang awalnya terang seketika menjadi gelap.

Irene yang terkejut pun langsung berlari kepinggir panggung untuk mengambil ponselnya.

Namun belum sempat ia menyalakan flashlight, tiba-tiba ada satu tangan yang menariknya.

"Aaaaa siapa lu?". Teriak Irene kencang.

"Sssttt tenang sayang, aku gak bakal nyakitin kamu".

"Rey? Lu Rey ya?". Ucap Irene yang mengenali suara tersebut.

Rey adalah Ketua himpunan dari FEB.

"Hahaha, ternyata kamu hafal suara aku". Ucapnya yang semakin mengintimidasi Irene agar terpojok.

"MELLIFLUOUS" [GxG COMPELETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang