Ku lihat sinar redup dimatamu
Tergores luka yang amat dalam
Remuk redam sakit terhantam
Tercerai berai hampir semu
~~~~~
Pagi yang cerah kembali datang, secerah harapan orang-orang yang pernah terluka.
Rajutan binar tekad menjadi alasan untuk terus bangkit.
"Nghhh, siapa sih?". Lenguh Wendy saat suara ponselnya membangunkan tidurnya yang lelap akibat bergadang menjaga Irene.
"Halo..."
"Iya gue gak masuk dulu"
"Titip absen ya"
"Thank you Joy, see u"."Hoaammh".
Wendy kembali menguap setelah meletakkan kembali ponselnya.
Sedetik kemudian senyum manis menghiasi bibirnya saat melihat Irene tidur begitu damai dalam pelukannya.
Tadi malam sebenarnya Wendy sudah tertidur diranjang lain yang tersedia didalam ruang rawat Irene.
Akan tetapi saat ia bangun untuk minum, ia melihat Irene masih terjaga sambil menatap ke layar tv.
Alhasil Wendy langsung menyuruhnya untuk tidur, namun Irene mengatakan bahwa ia sedikit merasa cemas dan meminta agar Wendy tidur bersamanya dikasur itu.
Entah seperti apa ceritanya, saat ini lengan mungil Irene begitu nyaman melingkar diatas perut rata milik Wendy.
"Tidur yang nyenyak yaa nenek lampir". Wendy terkekeh saat mengucapkan kalimat tersebut lalu perlahan menarik tangannya yang menjadi bantalan Irene agar tidak terusik.
Wendy memutuskan untuk mandi dan sarapan terlebih dahulu sambil meminum cappuccino kesukaannya.
"Wendy, Wen ...." Mendengar satu suara halus memanggil namanya membuat Wendy bergegas menghampiri si pemilik suara.
"Kenapa hum?".
Wajah Irene terlihat panik dengan keringat mengucur dikeningnya membuat Wendy khawatir.
"Hmhh gue pikir lu ninggalin gue". Ucap Irene yang menggenggam tangan Wendy erat.
"Enggak lah, gamungkin gue ninggalin lu, tenang yaa". Jawab Wendy sambil mengelus kepala Irene.
"Lu mau apa? Sarapan dulu ya".
Irene menggeleng masih tetap menatap mata Wendy yang begitu meneduhkan hatinya.
"Gue mau mandi". Jawab Irene.
"Di lap dulu aja ya, takut nanti luka lu kena air".
"Tapi kan lukanya ditangan, bisa diangkat gini nih... aduhh". Ringisnya saat mencoba mengangkat tangan kirinya keatas.
"Nah kan, gue bilang apa, udah jangan bandel. Gue panggil perawat dulu ya".
"Wen...". Langkah Wendy tertahan saat Irene kembali menarik tangannya.
"Lu aja yang ngelap badan gue".
"Hah?". Ekspresi melongo Wendy membuat Irene tidak bisa menahan tawanya.
"Ih kenapa ketawa sih?". Tanya Wendy sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Muka lu lucu, yaudah ayo lapin gue". Ucap Irene lagi.
"Duhh jangan gue, perawat aja ya". Bujuk Wendy.
"Kalo bukan lu yaudah gak usah dilap, biarin aja gue gerah". Ancam Irene seperti anak kecil.
"Hishh, iyaiya yaudah". Jawab Wendy lalu berlalu untuk menyiapkan air hangat.
Perlahan Wendy membantu Irene melepaskan pakaiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
"MELLIFLUOUS" [GxG COMPELETED]
Любовные романыGXG story "Mellifluous" adalah sebuah kata sifat yang berarti; sebuah suara yang manis dan lembut yang menyenangkan saat didengar. Highest rank : #1 cerita lesbi #1 gxglesbianlgbt #1 rainbow #3 wenrene