08

126 17 0
                                    

*nggak minta yang aneh-aneh kok, cuma minta vote. Vote kalian sangat berharga bagi kami. Itu adalah sumber semangat kami. Hargai karya kami.

Besok adalah dimana acara perkemahan akan di laksanakan. Zerio sebenarnya sudah berbicara pada kedua orangtuanya agar bisa mengikuti acara ini. Jika Aryandi ia setuju saja karena ini juga kali pertamanya untuk Zerio. Sejak kelas sepuluh ia tidak pernah mengikuti acara apapun. Berbeda dengan Elena yang langsung menolak keras, ia takut jika anaknya kenapa-kenapa.

Kali ini Zerio akan mencobanya kembali untuk meminta izin. Jujur saja Zerio sangat ingin mengikuti acara ini, ia ingin tahu bagaimana rasanya. Ia hanya pernah melihat di film atau mendengarkan cerita Marvel.

Zerio duduk di sofa ruang keluarga semuanya sedang berkumpul di sana. "Pa,Ma". Panggil Zerio.

Elena dan Aryandi menoleh begitu pula dengan Marvel. "Kenapa sayang ?". Tanya Elena.

"Kalau Zerio ikut kemah gimana ? Boleh nggak ?". Zerio menunduk takut. Takut jika Elena akan marah.

"Bukannya Lo udah bilang tentang ini ?". Marvel bersuara. Zerio mengangguki ucapan Marvel.

"Kan Mama sudah bilang, Mama tidak mengizinkan kamu untuk pergi kemah itu Zerio". Tegas Elena.

"Ma, sudahlah biarkan Zerio mengenal dunia luar. Zerio juga butuh dunia luar Ma". Aryandi memang sudah mengizinkan hanya tinggal Elena yang belum.

"Zerio mau tau gimana kemah itu, aku juga mau tau gimana suasana di sana". Cicit Zerio pelan.

"Jika kamu ingin berkemah kita bisa buat tenda di taman belakang". Bukan itu yang Zerio maksud. Ia ingin mengenal alam lebih jauh lagi bukan hanya sekedar pohon yang ada di rumahnya.

"Tapi -

"Sekali tidak tetap tidak Azerio!". Sentak Elena, Zerio terkejut dengan suara tinggi dari Elena ia menghela nafas pelan.

"Yaudah kalau nggak boleh. Zerio ke kamar dulu mau istirahat".

Setelahnya Zerio berlalu pergi menuju lantai dua untuk ke kamarnya. Sedangkan di ruang keluarga Aryandi menghela nafas berat.

"Sayang. Izinkan Zerio untuk kemah ya, aku tahu kamu khawatir sama dia tapi Zerio juga butuh dunia luar".

"Benar kata Papa Ma. Zerio terlalu banyak di rumah, Marvel takut kalau nantinya Zerio malah takut dengan dunia luar karena tidak terbiasa". Ucapan Marvel di angguki oleh Aryandi.

"Tapi bagaimana jika-

"Papa tahu apa yang di pikiran Mama. Kita bisa menghubungi gurunya untuk menjaga Zerio di sana". Potong Aryandi. Marvel mengangguk setuju.

"Benar kata Papa, Ma. Kasih Zerio sedikit kebebasan".

Elena menghela. "Yasudah mama akan izinin Zerio ikut kemah". Ujar Elena pasrah.

"Baik. Papa akan bicara sama Zerio". Aryandi sudah mengambil ancang-ancang untuk bangun dari duduknya.

"Biar Mama aja yang bicara sama Zerio". Aryandi kembali duduk. Membiarkan sang istri yang berbicara.

"Yasudah".

Elena segera berdiri. Lalu pergi menuju kamar sang putra. Elena yakin bahwa sang putra marah kepadanya karena bentakan tadi karena tidak pernah sekalipun Elena membentak Zerio baru hari ini ia membentak anaknya. Elena pun tidak tahu kenapa ia bisa membentak anaknya tadi.

Pintu terbuka menampilkan Elena dengan senyum yang selalu menghiasi wajah cantiknya.

Zerio yang sedang tiduran sambil memainkan handphone nya tersentak mendengar suara pintu terbuka. Ia segera bangun dari tidurannya dan menoleh ke asal suara dan mendapati sang mama yang tersenyum kepadanya. Tidak tahu kenapa Zerio sekarang malah agak sedikit takut melihat Elena karena sang mama membentak nya tadi.

ZERIO || JENO NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang