18

96 10 0
                                    

*nggak minta aneh-aneh kok, cuman minta vote dari kalian. Vote kalian sangat berharga bagi kami. Itu adalah sumber semangat kami. Tolong hargai karya kami

Calisa sudah di pindahkan ke ruang inap satu jam yang lalu. Anggota Zcrus masih berada disana menunggu Calisa sadar. Di dalam ruang inap juga terdapat orang tua Calisa.

Sementara di depan ruang inap Calisa. Ada Emiliano yang sekarang merasa bersalah karena jika Calisa tak membantunya maka Calisa tidak akan seperti sekarang.

Zerio yang melihat Emiliano terus murung akhirnya merangkul pundak sahabatnya. "Calisa pasti baik-baik aja, Mil. Jangan khawatir". Ujar Zerio.

Emiliano menghela napas berat. "Semuanya salah gue Zer. Kalo aja gue sadar saat Jay mau mukul mungkin semua ini nggak akan terjadi". Lirihnya.

"Kita semua nggak ada yang tau kapan musibah datang, kita doain aja ya buat Calisa." Timpal Chelsea yang sendari tadi menyimak obrolan kekasihnya dan Emiliano.

Belum kembali berucap ponsel Emiliano berdering menandakan telpon masuk. Saat di lihat nama Natasha tertera disana. Emiliano beranjak dari duduknya dan sedikit menjauh dari teman-temannya.

Zerio menoleh ke arah Chelsea. "Pacarnya?". Tanya Zerio namun gelengan ia dapat dari Chelsea.

"Kalo nggak salah, Kakak tirinya". Zerio mengangguk mendengar jawaban Chelsea. Wajar saja dia belum tahu semua tentang teman-temannya ia hanya pendatang baru.

Emiliano kembali dengan wajah merah menahan kesal membuat semua orang bertanya-tanya. "Kenapa Mil?". Tanya Gian. Ia menyandarkan tubuhnya pada Gean yang kini tengah pasrah jika ia akan merasa pegal nantinya.

"Gue duluan ya". Ia mengambil tas yang masih berada di kursi yang tadi di duduki. "kalo ada apa-apa kabarin gue, sorry".

Zcrus memandang kepergian Emiliano dengan tatapan aneh dan bertanya-tanya.

"Kenapa tu bocah". Heran Elvino.

"Tadi kakaknya nelpon nggak sengaja liat gue". Jawab Chelsea. Ia sedang menikmati elusan di kepalanya oleh Zerio.

"Ini udah mau magrib, gimana kalau pulang dulu besok kesini lagi". Usul Zerio. Ia dapat melihat wajah lelah dari anggotanya.

Gean mengangguk dan menyingkirkan kepala adik kembarannya yang membuat Gian mendengus sebal. Ia sedang enak menyandar.

"Setuju. Kita sama-sama cape istirahat dulu". Gean berucap  di setujui oleh yang lainnya.

"Yaudah yu, nanti biar gua chat nyokapnya Calisa buat pamitan".

Chelsea mengeluarkan handphonenya untuk berpamitan pada orang tua Calisa. Ia tidak enak jika harus masuk ke dalam mungkin itu akan mengganggu istirahat temannya.

***

Emiliano memarkirkan motornya dengan kesal. Masuk ke dalam rumah langsung disambut dengan wajah Erland yang sepertinya marah besar, jangan lupakan Yasila-Ibu tirinya juga berada di sisi suaminya. Natasha juga ada di sana.

"Dari mana saja kamu? Papa suruh kamu pulang dari siang kenapa jam 7 baru pulang?!". Tanya Erland dengan suara lantang namun tetap duduk tenang di sofa.

"Ada urusan". Dengan posisi masih berdiri Emiliano menjawab.

Erland berdecak. "Urusan apa? Seberapa penting? Sampai kamu membantah perkataan Papa!".

"Temen aku masuk rumah sakit Pa, apa nggak boleh aku kesana dulu?". Emiliano mulai tersulut emosi. Ayolah ia sedang banyak pikiran karena Calisa masuk rumah sakit dan sekarang Papa nya sendiri yang menambah beban pikirannya.

ZERIO || JENO NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang