20

126 9 3
                                    

Mobil berwarna hitam baru saja masuk ke pekarangan, pemilik mobil keluar dengan membawa ransel di punggung dan juga tas laptop di tangan kirinya. Itu Marvel yang baru saja pulang dari kampus.

Marvel melihat orang di bawah motor ninja berwarna hitam dan sedikit merah itu, namun tidak jelas siapa orang itu karena posisi motor dan mobil Marvel lumayan jauh.

Marvel curiga itu adalah maling soalnya di pos satpam tidak ada orang, dan orang gabut mana yang diam di bawah motor ?.

Akhirnya Marvel mendekat mengendap-endap secara perlahan. Namun begitu semakin mendekat Marvel malah mendengar suara ringisan.

"Loh dek".

Marvel terkejut orang yang ia sangka maling ternyata adiknya sendiri yang sedang menahan sakit.

"Ma! Mama!".

Elena yang berada di dalam rumah keluar setelah mendengar teriakan putra pertanyaannya disusul oleh Lisa, kekasih Marvel.

"Astaga adek! Kenapa sayang!". Elena buru-buru menyanggah kepala Zerio dengan pahanya.

"Ma bawa kedalam dulu, biar Kakak yang angkat". Elena mengangguk ia kembali berteriak kepada satpam yang sedang berada di dapur untuk membantu mengangkat Zerio.

"Astagfirullah den Rio kenapa". Pak satpam langsung mengangkat Zerio bersama Marvel.

Lisa membawa tas yang tadi Marvel bawa juga menenangkan calon ibu mertuanya yang terlihat panik.

"Mama jangan panik dulu ya biar Lisa bantu tangani". Elena mengangguk pelan.

Zerio di baringkan terlebih dulu di sofa yang lumayan luas.

"Bi tolong bawa Moli ke belakang dulu". Bi Santi mengangguk lalu membawa Moli ke belakang.

Moli adalah kucing peliharaan Lisa yang akan di titipkan pada Zerio selama ia bertugas di luar kota.

Lisa membantu membuka sepatu Zerio dan dua kancing kemeja putih. Lisa mulai memeriksa keadaan Zerio mulai dari detak jantung sampai pada pernafasannya.

"Kayaknya adek lupa minum obat, Mah". Jelas Lisa setelah memeriksa keadaan Zerio.

"Kak coba cek obatnya di tas apa masih ada". Titah Elena dan Marvel segera melihat stok obat yang biasa Zerio bawa.

Marvel menemukan botol kecil yang sering adiknya bawa ternyata sudah kosong tidak ada satu butir pun obat di dalamnya.

"Habis, Ma".

Elena menghela nafas, ia duduk di sebelah anaknya yang masih terbaring di sofa. Tak lama Bi Santi datang dengan selimut dan bantal untuk Zerio.

"Bu ini selimut dan bantal nya".

"Terimakasih ya Bi. Tolong buatkan bubur dan sayur sop". Bi Santi lalu mengangguk dan pergi pamit untuk ke dapur lagi. Pak Nanang juga sudah kembali pada posnya.

Marvel dan Lisa masih berada di rumah keluarga menemani Elena yang masih mengusap kepala anak bungsunya.

"Kamu bersih-bersih dulu sana". Titah Lisa pada kekasihnya yang masih duduk dan memeluk pinggangnya, Marvel tak memang tak segan memperlihatkan keromantisan nya di depan Elena bahkan  di depan Aryandi sekalipun.

"Sebentar lagi aja masih enak begini". Marvel mengeratkan pelukannya pada pinggang Lisa membuat Lisa semakin dekat dengan Marvel.

Lisa memukul pelan dada bidang kekasihnya. "Ayo aku bantu nyiapin baju nya". Ucap Lisa membuat Marvel tersenyum senang.

"Baiknya calon istri". Goda Marvel lalu mengecup singkat pipi Lisa.

"Ma, aku bantu Marvel nyiapin baju dulu mau bersih-bersih nggak apa-apa?". Tanya Lisa dan Elena mengangguk, Elena percaya anaknya tidak akan macam-macam.

ZERIO || JENO NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang