17

94 9 0
                                    

*nggak minta yang aneh-aneh kok, cuma minta vote. Vote kalian sangat berharga bagi kami. Itu adalah sumber semangat kami. Hargai karya kami.


Setelah makan malam dan sesuai kata Elena tadi sore kini keluarga Rajdan sedang berada di rumah sakit untuk kontrol kondisi Zerio.

Sudah satu jam berada di rumah sakit akhirnya Zerio dan Aryandi keluar dari ruangan dokter yang biasa menangani putra bungsu Aryandi itu.

"Bagaimana ? Semua baik kan ?". Tanya Elena yang dari tadi menunggu di depan ruangan bersama Marvel.

Aryandi mengangguk. "Semua baik, cuman katanya Zerio jangan terlalu kecapean aja".

Elena tersenyum mendengarkannya. "Syukur deh kalau semua baik. Sekarang kita pulang ya".

**

Sedangkan di suatu tempat tepatnya di Hongkong. Seorang lelaki kini tengah memandangi kota dengan lampu-lampu gedung yang menyala menambah kesan indah pada malam hari.

Zavier Alexander, mantan ketua Zcrus saat ia masih di Indonesia kala itu dan sekarang ia berada disini untuk pengobatan. Dulu Zavier bilang kalau ia ke Hongkong untuk menemani kakeknya yang sedang sakit namun itu hanya alibinya saja, namun kala itu ada yang tahu alasan mengapa ia pindah yaitu Zerio.

"Vier makan dulu". Zavier menoleh mendengar suara Kakaknya dari pintu.

Zavier meninggalkan balkon kamarnya dan keluar dari kamar untuk makan malam dengan keluarganya.

Sampai di ruang makan Zavier duduk di sebelah Sevilla. Hanya bertiga karena Arenzo adiknya masih diperjalanan dari rumah temannya karena tugas sekolah bersama.

Zavier makan sedikit karena nafsu makannya yang selalu naik turun, mungkin pengaruh dari pengobatan yang ia jalani sekarang.

"Makan yang banyak Vier". Titah Hendrik saat melihat anaknya makan sedikit.

"Nggak nafsu".

Sevilla mengelus kepala belakangan adiknya. "Nggak pa-pa yang penting kamu makan dulu". Zavier mengangguk, menyuapkan kembali makanan itu dengan tak minat.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Sevilla, sepertinya itu Arenzo yang baru pulang.

"Dek, makan dulu!". Teriak Sevilla.

Arenzo yang fokus pada handphone menoleh dan berjalan ke ruang makan. Lelaki tampan itu duduk di hadapan Sevilla.

"Kebiasaan!! Jalan sambil main hp!". Omelnya sedangkan yang terkena omelan hanya terkekeh. Sevilla memberikan piring serta nasi pada adik bungsunya yang langsung diterima.

Keempat orang berbeda usia itu makan dengan nikmat tak ada obrolan hanya suara sendok dan garpu yang menyentuh piring. Semuanya menikmati sampai dimana mendengar kursi di dorong kebelakang dan seseorang berlari mereka langsung berhenti makan.

Zavier berlari ke arah wastafel yang berada di dapur mengeluarkan semua yang baru masuk kedalam perutnya.

Hendrik membantu Zavier dengan mengurut tengkuknya sedangkan Sevilla mengusap punggung adiknya dan si bungsu kini menyiapkan air hangat untuk minum kakak keduanya.

"Sudah?". Tanya Hendrik dan ia mendapat jawaban dari anggukan kepala.

"Abang minum dulu". Arenzo memberikan air hangat dengan telaten Sevilla membantunya untuk minum.

Zavier menyandarkan tubuhnya pada wastafel dan tubuhnya masih di tahan oleh Sevilla dan juga Hendrik. Mungkin jika tidak di tahan ia akan jatuh karena sungguh tubuhnya sangat lemas sekarang.

"Papa bantu ke kamar ya. Kuat jalan nggak ?". Zavier hanya menggeleng pelan. Kamarnya berada di lantai dua dan harus menaiki tangga sedangkan tubuhnya sudah lemas.

ZERIO || JENO NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang