21

150 14 2
                                    

*nggak minta yang aneh-aneh kok, cuma minta vote. Vote kalian sangat berharga bagi kami. Itu adalah sumber semangat kami. Hargai karya kami.

*Maaf banyak typo

Saat tengah malam Zerio sempat terbangun karena tangannya yang terasa kebas akibat di pasangkan selang infus, namun tak lama Zerio kembali terlelap. Tubuhnya sangat lelah untuk saat ini yang Zerio butuhkan hanya tidur.

Paginya Zerio bangun karena Elena membuka gorden kamar membuat cahaya nya masuk dan Zerio terusik akibat itu.

"Ma..". Panggil Zerio dengan lirih

Elena menoleh. "Iya? Kenapa?".

"Mau ke kamar".

Elena duduk di sebelah Zerio yang masih terbaring dengan infus yang masih menempel pada telapak tangannya.

"Kan ini udah di kamar". Elena mengelus rambut hitam anaknya.

Zerio menggeleng. "Kamar aku". Pintanya dengan lirih.

"Disini aja ya". Zerio menggeleng.

Elena menghela nafas. "Yasudah, Mama panggil Papa sama Kakak kamu dulu".

Elena keluar namun tak lama kembali datang dengan Aryandi dan Marvel. Bukan hanya Marvel dan Aryandi yang datang tapi Lisa juga. Semalam yang harusnya jadwal Lisa untuk berangkat ke kota tujuannya ia alihkan menjadi nanti sore karena takut terjadi sesuatu pada calon adik iparnya.

Lisa memeriksa keadaan Zerio terlebih dahulu sebelum Aryandi dan Marvel membantu Zerio pindah ke kamar atas.

Di kamar Zerio masih ada Elena dan Lisa yang menemani karena Marvel ada urusan keluar dan Aryandi ke kantor.

"Dek, Kakak harus ke luar kota karena tugas kuliah. Kakak titip Moli sama kamu, nanti kakak juga kasih obat alergi nya sekalian ya biar kamu bisa main sepuasnya".

Zerio itu alergi bulu kucing tapi dia suka kucing jadi kalau ada kucing pasti gatal-gatal atau bersin.

"Tenang aja, Moli aman sama aku. Kakak pulang badannya udah kaya sumo nanti". Kedua perempuan berbeda usia itu terkekeh mendengar jawaban Zerio.

"Ada-ada aja kamu". Elena mengusap keringat yang mengalir di sekitar dahi anaknya.

"Istirahat lagi ya, Mama sama Kak Lisa mau nyiapin sarapan dulu". Zerio mengangguk.

"Handphone aku mana?".

"Mama charger, udah jangan main handphone dulu nanti pusing".

"Belum izin sekolah, Ma".

"Udah tadi Mama kasih kabar ke wali kelas kamu, sekarang istirahat. Mama sama Kakak kebawah dulu".

Zerio kembali mengangguk membiarkan dua perempuan itu keluar dari kamarnya. Ia juga memilih untuk diam dan kembali memejamkan matanya karena lemas dan sedikit pusing meskipun sakit di area dadanya sudah sedikit mereda.

•••

"Zerio kemana sih, ko belum ngabarin ya". Chelsea yang sedang sarapan selalu menyempatkan untuk melihat ke handphone nya berharap Zerio memberikan kabar atau membalas pesannya.

"Dek makan yang bener ah jangan main handphone terus". Jengah Hana yang melihat chelsea.

"Kenyang Ma". Rengek chelsea dengan bibir yang ditaupkan kebawah.

"Abisin Ces, Lo sekolah sampe sore nanti sakit". Ujar Devano, Chelsea memutar bola matanya malas.

"Istirahat bisa makan lagi nanti". Jawab Chelsea.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZERIO || JENO NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang