Part Empat

7.8K 1K 92
                                        


Virjinia Laura Hane 30 tahun

Raddine sedang membekali Cyra beberapa hal yang harus wanita itu ketahui agar tak kesulitan selama Raddine tak datang langsung ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raddine sedang membekali Cyra beberapa hal yang harus wanita itu ketahui agar tak kesulitan selama Raddine tak datang langsung ke kantor. Karena berikutnya Raddine mungkin hanya datang seminggu sekali, itu juga hanya untuk memeriksa usahanya saja. Tak ikut bekerja, karena ia ingin benar-benar fokus di rumah, melayani Tyaga yang beberapa kali suka mengeluh karena dirinya yang cukup sibuk jadi jarang bisa bepergian berdua karena hari Minggu sering Raddine gunakan untuk istirahat di rumah.

"Ibu beneran berhenti, nih? Nanti kalau aku ada salah-salah gimana?"

Menggambar desain di lembar kerja miliknya, Raddine menatap Cyra yang duduk di hadapan. "Kalau kamu bingung, kamu bisa telepon aku." Lalu menyerahkan lembar kerja pada Cyra. "Ini yang klien kemaren minta. Kamu kirimkan ke WA, kalau ada beberapa revisi kamu sampaikan ke aku."

Bibir Cyra maju, terlihat tak rela jauh dari Raddine apalagi ada yang tak suka akan posisinya saat ini. "Bu...."

Raddine tersenyum menenangkan. "Ngga apa-apa. Kamu pasti bisa." Ia genggam tangan Cyra di atas meja. "Aku mau program hamil, Cyra. Ngga mau terlalu sibuk karena mau fokus sama kehamilan aku nantinya."

Ya ... Cyra tahu selama ini Raddine menunda kehamilan karena tak mau kesibukan mengganggu kehamilan wanita itu atau waktu berinteraksi dengan anaknya.

"Ya udah, deh. Nanti aku yang main rumah ibu kalau kangen."

"Harus dong," jawab Raddine lantas melihat jam di layar ponselnya.

Dia ada janji dengan temannya untuk makan siang ini.

"Kalau gitu aku pergi sekarang, ya? Nanti kalau ada apa-apa kamu hubungi aku aja."

"Eh tapi, mba."

Raddine yang baru berdiri menatap pada Cyra yang terlihat memberi senyum penuh arti. "Mba datang ngga ke undangan nanti malam?"

Raddine tampak mengingat-ingat undangan apa yang Cyra maksud sebelum ia buka mulut saat ingat pelanggan yang memesan gaun dengan tema negeri dongeng namun ketika ditanyai ingin bagaimana detial gaunnya dan dijawab terserah itu memberi ia undangan untuk turut datang ke pesta yang pastinya akan digelar dengan megah. "Kamu aja yang datang." Ia buka laci untuk mengambil undangan. "Bisa berdua, nih."

Cyra nyaris loncat kegirangan mengingat pesta pertunangan itu akan dimeriahkan dengan seorang penyanyi papan atas bernama Langit. Dia menyukai pria berambut gondrong dengan tubuh gagah itu.

"Makasiiih, Bu." Cyra akan pergi bersama temannya.

Ya ampun, hatinya menjadi berdegup tak karuan karena nanti malam akan bertemu penyanyi idola tanpa harus membayar. Malah dapat makanan gratis pula.

"Eh." Teringat sesuatu, Cyra berhenti dengan lamunan membahagiakannya. "Bawa apa ya, bu?" Masa ia yang harus menyiapkan kadonya?

Tapi mau memberi apa? Seprei?

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang