Chapter 02

432 51 1
                                    

- 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓸𝓬𝓾𝓶𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝔂 -

Mark menghampiri Ningning yang tampak gelisah. Ia satu-satunya anggota tim Dernier Travail yang belum mengirim artikel mengenai tempat pilihannya, di grup chat. Sepertinya Ningning kebingungan. Entah peristiwa seperti apa yang ingin dicarinya, untuk mereka dokukentasikan ke dalam film.

Sambil berbicara dengan Ningning, Mark sempat melihat ke arah teman-temannya. Mereka bergurau, berdebat dan tertawa bersama. Tentunya kecuali Jisung yang duduk di lantai pojok ruangan, dekat pintu masuk. Matanya terpejam dengan earphone menyumpal telinganya.

"Ya udah ini aja deh Mark." Ningning mengalihkan atensi Mark dari Jisung.

"Hah? This Zoo? Are you sure?"

Ningning mengangguk. "Gue liat yang lain ada tempat nginep, bangunan utuh gitu semua. Kali ini dari gue di tempat terbuka. Jadi kita bikin tenda kaya camping." Ningning tersenyum kecil menyampaikan idenya.

"Oke, send ke grup aja. Kita diskusi lagi abis ini. 15 menit, kalo mau makan-makan dulu aja." Mark bangkit dari duduknya. Menepuk pundak Ningning pelan, dan beranjak menghampiri Chenle yang bermain game bersama Renjun dan Haechan.

"Ganti tempat boleh ga ya?" Karina, teman sekelas Ningning itu menghampiri. "Gue sedikit ragu sih sama pilihan gue, pasar tradisional gitu. Tapi isu yang diangkat ternyata di sana ladang protitusi. Menarik."

Ningning tertawa menanggapi. "Jadi kita tidur di pasar?"

"Ya engga dong! Kita nginep hotel. Makanya gue agak ragu, soalnya kalo kepilih harus keluar uang lebih."

"Alah, orang produsernya Chenle. Dia aja ga ngebolehin kita keluarin dana buat keperluan tim. Katanya uang tim biar dia yang urus."

Karina menggaruk pelipisnya pelan. "Tapi semoga aja ga kepilih deh."

"Kalo gue sih vote ide Jaemin. Dia pilih SLB. Menarik banget ga sih dokumenter soal anak-anak disabilitas di SLB."

Mendengar itu, Karina menoleh ke arah Jaemin yang mengobrol bersama Jeno. Ia tersenyum tipis. Sudah dua bulan ia tidak berkomunikasi dengan Jaemin, atau berada di satu ruangan seperti saat ini. Padahal mereka sepakat untuk berteman biasa. Namun nyatanya sulit. Ketika bertemu Jaemin, Karina akan berbalik badan dan meninggalkan tempat itu.

"Oke guys," seruan Chenle menghentikan keributan dari berbagai penjuru kelas. "Kayanya kita harus pindah. Gimana kalau sambil makan? Kita ke kedai bundanya Haechan aja."

Tanpa mereka menjawab, Chenle tahu teman-temannya setuju. Mereka beranjak dan mengemasi tas masing-masing.

"Siapa yang dijemput? Nebeng gue sini." Ucapan Chenle itu bagaikan magnet untuk Giselle. Perempuan itu segera menghampirinya. Kemudian merengek meminjam ponsel Chenle untuk menghubungi sang papa lagi agar tidak perlu menjemputnya. Tidak sesulit seperti meminta tolong pada Haechan, Giselle langsung mendapatkan ponsel pintar milik Chenle.

"Lo sama gue aja," titah Mark yang diangguki oleh Haechan.

Satu per satu dari mereka mulai berbincang untuk saling menumpang. Jeno memboncengi Renjun seperti biasa, dan Winter menawari Ningning yang hari ini tidak membawa kendaraan melainkan dengan ojek online. Kendaraan miliknya dipinjam oleh sang adik yang sedang mengikuti lomba renang tingkat provinsi.

The Documentary || NCT Dream X AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang