- 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓸𝓬𝓾𝓶𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝔂 -
"Ini yang lo cari?" Ningning menenteng sepasang tali sepatu yang terikat oleh satu simpul.
Giselle segera menghampirinya dan merebut tali sepatu itu. "Kok bisa ada di sini?"
Bagaimana mungkin? Giselle yakin ia sudah memasukkan tali sepatu itu ke dalam tas khusus miliknya. Namun malah Ningning menemukannya di tangga menuju lantai tiga.
"Jatoh kali," komentar Ningning kemudian.
"Guys, gercep ya. Gue minta satu dari kalian buat nyambi jadi Gaffer¹⁵, kita butuh pencahayaan yang bagus." Chenle datang dari arah lantai dua dan menyelinap di antara kedua gadis yang terdiam di tangga itu.
Mereka harus sudah menyiapkan peralatan shooting sebelum pukul enam pagi. Dan saat ini persiapan sudah hampir matang, tinggal menunggu para petugas selesai memasak dan kemudian mengantarkan sarapan untuk seluruh pasien.
Jisung tidak menyambut uluran tangan Jeno yang berniat membantunya turun dari pinggiran jendela, setelah membentangkan tali khusus untuk menggantung kamera. Karena ini di dalam ruangan, mereka tidak bisa menggunakan jimmy jib¹⁶ ataupun drone untuk long shot ¹⁷ sehingga Jaemin akhirnya meminta untuk menggunakan tali khusus yang dibentang dengan kemiringan tipis, agar kamera bisa meluncur sesuai yang diharapkan.
"Kita pernah pakai teknik ini di majeur kan." Jaemin menepuk bahu Renjun, menyemangati rekannya itu.
Dirinya hanya akan menjadi sinematografer sungguhan, dan Renjun yang menjadi kameramen utama. Jika Mark sutradara yang mengarahkan para aktor, maka Jaemin adalah sutradara yang mengarahkan kameramen dengan tata letak kamera mereka.
"Kalau kita kasih ikatan di titik berhenti, bisa?" Renjun bertanya sambil memperhatikan tali yang sudah dipasang Jisung dan Jeno.
"Nope, bakal bergetar kalau kamera di beri penghalang," jawab Mark yang baru selesai memberi instruksi pada Ningning, sang pemegang reflektor dadakan.
"Ini gampang, Renjun. Lo tinggal ikutin kameranya, di titik yang pas baru tangkap pelan-pelan. Sisanya nanti gue yang arahin." Na Jaemin kembali meyakinkan Renjun.
"Sorry kalau gue ngacau nanti," gumam Renjun pada Mark yang langsung tertawa.
"Take it easy. We are here to have fun, okay?"
Beralih ke sisi lain, ada juga Winter dan Karina tengah bergurau sambil duduk menunggu take, mereka sedang latihan. Tepatnya Winter membantu Karina latihan script nya untuk scene mengantar sarapan dan membangunkan para pasien ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Documentary || NCT Dream X Aespa
FanfictionMereka hanya sebelas orang remaja yang berniat menyelesaikan tugas akhir dari sebuah Akademi Film, tempat mereka menuntut ilmu perfilman. Sayangnya, tugas ini sungguhan akan menjadi akhir dari segalanya. NCT Dream X Aespa Misteri ; Sedikit Horror