Menggigit kukunya, Alexa baru saja menerima memory yang membuatnya shock. Bagaimana tidak shock jika dirinya masuk kedalam dunia novel yang dia baca sebelum tragedi penculikan terjadi?!
"Astaga... dosa apa gue?" Dada Alexa bergemuruh mengingat sosok Jevas, antagonis kejam dan gila! Kelakuannya 11 12 sama dakjal asal kalian tahu.
Entah sudah berapa kali dia menyakiti banyak orang termasuk tunangannya sendiri, Alixa.
Mengingat Jevas yang sering bermain fisik kepada Lixa membuat Alexa marah. Dia sangat membenci pemuda yang kasar dan bermulut pedas. Dan Jevan mempunyai dua sifat itu.
Alexa memukul kasur brankan yang lembut, mulai saat ini dia tidak akan lagi mudah ditindas Jevas dan akan membalas perbuatan kembaran dakjal itu.
"Entah ini anugerah atau awal siksaan, sekarang gue adalah, Alixa?" Gumamnya dengan pandangan kosong. "Sosok figuran yang menjadi korban dan tunangan Jevas."
Sosok Alixa ini, Alexa tidak tahu bagaimana kepribadiannya. Karena namanya hanya tiga kali muncul itupun sebagai pemanas konflik.
Tapi, dari ingatan yang tiba-tiba muncul, Alixa adalah gadis yang sangat dingin dan penutup. Keluarganya ada, tapi seperti tak ada.
Tangan kurus itu menyentuh kepalanya yang diperban, akibat ulah kembaran dakjal, Jevas, yang melampiaskan kecemburuannya kepada Alixa.
"Emang sialan, bakal gue bales. Liat aja." Desisnya penuh dendam, tapi mengingat jika Jevas sangat kejam membuat nyalinya sedikit menciut. "Apa lebih baik gue menghindar saja ya? Dan membujuk agar pertunangan ini batal?"
Alexa termenung sejenak, mengangguk pelan. "Ide bagus."
***
Sekarang panggil Alexa menjadi Alixa.
***
Sudah dua hari Alixa pulang dari rumah sakit dan hanya berguling-guling bosan di kamarnya.
Mansion ini begitu besar, tapi kosong. Dad and mom sibuk dengan urusannya masing-masing. Sedangkan Alixa hanya memiliki 3 saudara, kakak pertamanya sedang mengurus perusahaan di Dubai, sedangkan dia anak kedua, dan adiknya yang super aktif itu lebih sering main diluar.
"Akhhhhh!" Jerit Alixa kesal, saking gabutnya sampai menggigit tangan boneka monyet pemberian Jevas.
Menelan ludah, Alixa merasa butuh udara segar. Ia akhirnya berjalan-jalan di halaman rumah.
Tak sengaja ia berpapasan dengan Jio, bocah smp yang tengil dan menyebalkan.
"Darimana?" Refleks Alixa bertanya, mencegat jalan Jio. "Lo... ngerokok?" Alixa mengendus tubuh Jio.
Jio mendorong kakaknya dengan tak suka. "Sejak kapan lo peduli?"
"Lo ngerokok?" Tanya Alixa kembali, raut wajahnya seperti tak suka.
"Bukan uruan lo! Minggir." Dengusnya, melewati Alixa yang terdiam.
"Kasihan," lirih Alixa, pasti Jio merasa kesepian dengan semua ini. Kedua orang tua dan kakak pertama yang gila kerja, lalu kakak keduanya yang sangat dingin dan menutup diri.
Alixa pun membalikkan badan, "AKHHHH-- NJIR SETAN!" Teriaknya lalu menampar sosok itu.
Ditampar tiba-tiba membuat sosok tinggi menjulang itu menatapnya tak percaya. Dengan dada kembang kempis ia melemparkan sebuah paper bag besar tepat di wajah Alixa yang jelek menurutnya.
"Lo... berani tampar gue?" Dinginnya, mengepalkan kedua tangannya agar tak bertindak mencekik gadis itu saat ini juga.
Alixa tak menggubris, ia mengusap wajahnya yang sakit. "Kasar banget sih, lo?!"
Sebelah alis tinggi itu terangkat, "Baru tau? Masih kurang?" Tangannya terangkat sebelah.
Refleks Alixa mundur, menatap marah Jevas yang bersiap menamparnya. "Cuma orang pengecut yang berani kasar sama cewek!" Tajamnya berani.
Sudut bibir Jevas terangkat, "Wow, lihatlah puteri buruk rupa ini. Berani menampar dan menasehati ku."
Pemuda itu tertawa sumbang, "Perlu gue lubangi kepala lo? Terakhir cuma gue patahin kan tangan lo? Eh, gue jedotin ke tanah kayaknya."
Wajah Alixa seketika pucat, kedua tanganya meremas paper bag dengan erat. Gawat! Ternayata Jevas benar-benar menyeramkan!
Jevas mendengus keras, "Kalau sampai gue tau lo ngadu ke mami lagi, siap-siap aja." Datarnya, melirik kaki dan leher Alixa sebelum pergi.
Alixa berjalan gontai menuju sofa, mengelus kaki dan lehernya. "Gila-gila... gue harus menjauh dan cepat-cepat membatalkan pertunangan ini kalau masih sayang nyawa kedua."
Mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah, lemparan Jevas tak main-main ternyata. Alixa menggertakkan giginya. "Jevas berengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]
Fantasy17+ Banyak adegan kasar dan absurd. Bijaklah dalam membaca. -- Alexa tak akan pernah menyangka jika dia masuk kedalam novel itu. Apalagi perannya disini adalah sebagai tunangan sang Antagonist gila, Rejavas! Pemuda kejam, berengsek, dan paling sinti...