12. Kembalinya protagonis

55.2K 5.1K 134
                                    

Alexi berjalan dengan santai melewati koridor sekolah yang masih lenggang. Dengan bibir pink tipis yang sibuk menyesap susu kotak di tangannya.

Gadis dengan cardigan hitam itu seketika terkejut saat ada seseorang yang menarik tangannya lembut dari belakang.

"Eh--" Kedua matanya membola, "Lo udah sembuh?" Tanyanya spontan, melihat gadis mungil didepannya saat ini. Pasalnya sudah dua hari sepertinya Cellin tidak masuk sekolah.

Cellin tersenyum manis dengan mata yang menyipit. "Udah. Makasih ya waktu itu mau nolongin aku."

Alexi hanya mengangguk. Netranya meneliti penampilan sederhana Cellin yang terlihat kalem. Dan sekelibat adegan dimana raut kesakitan wajah protagonis waktu itu membuat Alexi bergidik ngilu.

"Ini, sapu tangan kamu." Cellin menyodorkan sapu tangan berwarna tosca. "Terimakasih."

"Iya, sama-sama." Gumam Alexi, menatap kasihan tangan Cellin yang diperban. "Tangan lo..."

Cellin langsung menarik tangannya, dan menggerakkan kedua tangan mungil itu cepat. "O--oh.. udah gapapa kok. Hehe."

"Iy--"

"Cellin!" Panggilan dengan suara berat itu membuat kedua gadis itu menoleh.

Jevas, pemuda tinggi dengan seragam berantakan itu terlihat di ujung koridor, melangkah lebar mendekati sang objek.

Setelah sampai, Jevas langsung menarik lembut tangan kecil Cellin. Menatap sendu wajah Cellin. "Kamu kan masih sakit, kenapa maksa masuk?"

"Aku udah sembuh, Jevas. Serius."

Dahi Jevas mengerut, "Tapi-- hah... Kan bisa aku jemput tadi. Jangan suka bikin aku khawatir."

"Maafin, Cellin ya."

"Iya," Jevas mengusap lembut rambut hitam Cellin. "Udah makan?"

Alexi mendengus, merasa jadi setan yang tembus pandang. Apalagi melihat bagaimana tatapan hangat dan suara lembut Jevas yang hanya diberikan kepada Cellin seorang, hati Alexi makin dongkol.

Masalahnya, disini yang menjadi 'tunangan' Jevas itu Alexi, tapi yang mendapatkan semua kehangatan dan kelembutan itu Cellin. Bukan dirinya.

Bukannya cemburu, hanya saja... ini tidak adil bukan? Alexi menjadi korban disini. Selalu menjadi sasaran keganasan Jevas saat pemuda itu kalut. Tapi, inilah alurnya. Nasib seorang figuran yang mengenaskan.

"Belum. Nanti aja makan di kantin, Jev."

"Yaudah, sam--" Jevas refleks menghentikan ucapannya saat baru menyadari ada Alexi disini. Dan gadis itu sekarang sudah melangkah pergi.

Cellin juga ikut menoleh, baru tahu atau baru sadar jika disini sedari tadi ada Alexi dan mereka mengacuhkannya.

Poor of Cellin.

"Cell--"

"Ayo kantin." Jevas menyela cepat, menarik lembut tangan Cellin kedalam genggamannya. Lalu keduanya pun pergi.

🦖

Alexi menaiki tangga menuju kelasnya. Wajahnya datar dengan mata dingin. Langkahnya memelan saat di arah berlawanan ada sang Antagonis juga sedang berjalan sambil menatapnya tak kalah datar dan angkuh.

Keduanya seperti seorang musuh.

Semakin dekat, semakin menusuk pula mata elang Rebecca yang ditakuti semua murid. Apalagi saat gadis itu melipat kedua tangannya di dada dengan dagu yang terangkat tinggi, membuat aura Queen nya menguar seketika.

Alexi menghela, dia sedang malas mencari keributan. Jadi dia berhenti sejenak untuk memberi jalan Becca agar masuk terlebih dahulu.

Yang membuat gadis nomer satu itu semakin besar kepala.

TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang