39

34.4K 3.2K 894
                                    

Long time no see,🕰
.
.
.

Bibir tebal itu menghisap kuat putung rokok yang menyala ditangannya. Matanya menyorot datar jalanan didepan. Kedua alis tebal dan kokoh miliknya terlihat menyatu dengan kerutan dahi yang bergelombang. Tanda jika pemuda itu sedang memikirkan sesuatu.

Jevas membuang rokoknya kemudian mendesah kesal. Tangannya mengacak-acak rambutnya hingga berantakan, yang sayangnya semakin membuat penampilannya lebih menggoda.

"Sialan!" Umpatnya kesal. Ini semua karena keputusan sepihak yang mommy nya utarakan tadi. Dimana hal ini bersangkut dengan Alixa.

Dia benci semua hal yang berhubungan dengan gadis itu! Membuat hidupnya menderita!

Tiba-tiba ponsel Jevas bergetar, sedetik kemudian dia langsung mengangkat panggilan itu dan langsung bergegas pergi setelah telpon dimatikan.

Motor besar Jevas yang semula melaju kencang kini melaju pelan. Kedua ujung bibirnya tertarik membentuk lengkungan indah saat kedua matanya melihat sosok gadis mungil yang duduk disebuah halte seorang diri.

"Jevas!" Panggilan riang dan menyenangkan itu membuat dada Jevas berdebar. Matanya menatap lembut Cellin yang berjalan kearahnya dengan senyumnya yang mengembang manis.

"Hai!"

"Hai juga, mau pulang sekarang?"

Cellin mengangguk cepat, saat dirinya akan menaiki motor Jevas, lengan kecilnya ditahan oleh pemuda itu. "Iya... kenapa?"

Jevas mengacak pelan rambut halus Cellin karena gemas. Kemudian pemuda itu melepas jaketnya dan menyerahkan kepada Cellin. "Pakai, biar hangat."

"Cellin gapapa kok. Nanti Jev--"

"Tidak ada bantahan. Oke?"

"Tap--"

"Pakai, Cellin."

Bibir Cellin cemberut, dengan malas memakai jaket Jevas. Sehingga tubuhnya yang hanya memakai kaos tipis merasa hangat. "Baiklah,"

"Good girl. Sekarang naik,"

"Iya, captain!" Setelah memberi hormat, Cellin menaiki motor dan duduk dibelakang Jevas.

Motor melaju pergi.

Dibelakang Jevas, Cellin nampak memejamkan matanya sambil memeluk tubuhnya sendiri, karena memakai jaket besar Jevas, membuatnya merasakan bau khas Jevas. Sangat candu dan memabukkan. Entah parfum apa yang pemuda itu pakai.

Cellin merasa jika aroma parfum Jevas sangat berbeda dengan aroma Elgara yang lebih soft dan menenangkan.

"Cellin!"

Cellin membuka matanya dan sedikit memajukan tubuhnya, "Kenapa?"

"Pegangan!"

Cellin mengangguk patuh, kedua tanganya melingkar di perut Jevas karena takut terjatuh.

Jevas tersenyum dibalik helmya, semakin menambah kecepatan motornya karena hari semakin larut.

~~

Jevas mengajak Cellin makan disalah satu restoran cepat saji. Keduanya duduk berhadapan sambil menunggu makanan datang.

TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang