02. Jio

74.4K 6.2K 36
                                    

Alixa bangun dengan semangat hari ini, karena dia akan bersekolah di sekolah Internasional. Membayangkannya membuatnya tak bisa untuk berhenti tersenyum.

Ia memandang tubuhnya yang mengenakan seragam cantik dan mahal pada kaca besar. Gadis itu tampak manis mengenakan seragam putih dengan rok tantan berwarna abu-abu merah. Tak lupa kaos kaki selututnya dan sepatu hitam.

"Badan Alixa kalau sedikit gemuk lagi pasti bagus. Mana tinggi pula." Decaknya kagum. Bisa dikatakan tinggi Alixa itu 165 cm.

Alixa bergegas turun menuju ruang makan, yang ternyata kosong. "Pagi, Bi. Jio mana?"

Bibi tersebut terdiam, sangat terkejut. Sejak kapan nona muda ini mau mengeluarkan suaranya dan menanyakan soal Jio?

"D-- den, Jio.. masih tidur, non."

"Masih tidur?" Beonya, melirik jam tangan putihnya. "Tapi ini kan udah hampir siang dan waktunya sekolah. Nanti dia bisa terlambat bukan?"

"Iya, nona."

"Kenapa gak bibi bangunkan dia?"

"Saya mana berani, nona." Ringisnya takut.

Gerakan tangan Alixa yang mau makan pun terhenti. "Coba aku bangunkan bocah itu."

Bibi itu segera mencegat, wajahnya pucat sekali. "Jangan! Jangan, non. Nanti kena amuk den Jio."

Dahi Alixa berkerut, mengibaskan telapak tangannya. "Aku amuk balik nanti kalau perlu aku smackdon!" Setelah mengatakan itu, Alixa langsung berlari menuju lift, kamar Jio  berada di lantai tiga.

Alixa menyentuh gagang pintu, ternyata tak di kunci. Dan benar saja waktu pintu di buka lebar terlihat sosok manusia yang sedang tengkurap di atas kasur hanya mengenakan celana training.

Alixa masuk, aroma tiramisu seketika menyeruak. Ternyata, Jio menyukai aroma manis itu.

Alixa sedikit membungkuk, memperhatikan wajah Jio. Sangat tampan dan teduh, namun ada lebam biru yang memudar di sudut kening dan rahangnya.

Pasti dia habis berkelahi!

"Jio, bangun!"

Hening.

"Jio, bangunn!!"

Hening.

"JIO BANGUN!"

Hening.

Alixa menegakkan tubuhnya. Oke, sepertinya butuh tenaga ekstra kali ini.  "JIO KEBAKARAN! KEBAKARANN! TOLONG!" Teriaknya tepat di telinga pemuda itu.

Oke, sepertinya Alixa berlebihan? Tapi nyatanya ampuh. Anak itu seketika bangun dan berlari dengan linglung.

Alixa tak bisa menahan tawanya, ia terbahak keras melihat wajah Jio yang bodoh. Rambutnya yang memanjang tampak berantakan dengan mata merah yang melotot panik.

"APA-APA AN SIH? KETERLALUAN!" Bentaknya marah.

"Hah... capek ketawa."

"Gak lucu!" Sarkasnya, melemparkan bantal pada Alixa.

"Iuhh, bau jigong."

"Mana ada, ya! Mulut lo tuh yang bau! Bau azab."

"Dih, gue mah udah mandi."

"Terus gue harus bilang wow gitu? Keluar!"

"Gak! Sebelum lo mandi dan bersiap ke sekolah."

"Gue gak mau! Gue mau tidur! Keluar!" Jio bersiap untuk kembali berbaring, tapi Alixa langsung mencegatnya. Menariknya menjauhi kasur besar bermotif batman itu.

TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang