05. Pengemis tampan

62.2K 6K 61
                                    

Bosan.

Alixa memilih untuk pergi dari rumah. Meskipun tak punya teman yang bisa dia ajak main, tapi tak apa. Dia kan cewek terkuat di muka bumi ini. Bahkan hulk aja sampai minder.

Astaga... semakin lama otak Alixa semakin ngawur.

Gadis berhoodie coklat itu memberhentikan motor maticnya di mini market. Membeli minuman.

Tangan Alixa terulur untuk mengambil dua onigiri di meja kasir.

"Berapa mbak?" Tanyanya.

"Lima puluh ribu, Alixa."

Mendengar namanya disebut, Alixa langsung mendongak. Matanya melotot seketika. "Cellin?"

"Iya... aku Cellin."

"Astaga." Alixa mengerjabkan matanya lambat. Senyum Cellin manis sekali sampai bikin meleleh. Benar-benar berdamage pemirsa! Pantas saja semua orang memujanya.

"Sekalian snack nya, Lix? Lagi promo loh. Hehe..."

"Hah. Oh.. boleh deh boleh." Alixa mengangguk cepat, bisa-bisanya dia ikut terpesona dengan gadis di depannya ini.

"Totalnya jadi tujuh puluh ribu."

Alixa menyerahkan uangnya lalu mengambil barang belanjaannya. "Gue duluan ya, semangat kerjanya."

Cellin tak membalas, tapi melempar senyum manisnya yang tulus.

"Gila! Gila! Tuh cewek bisa bikin gue belok! Astaga... sadar Alixa! Lo normal. Sangat normal!" Alixa berceloteh sambil menampar pipinya beberapa kali.

>.<'

Alixa menjalankan motornya dengan lambat, karena sedang ingin menikmati suasana malam sambil minum ice bobanya.

Dia memang pecinta boba nomer satu.

Dahi Alixa mengkerut melihat di depan sana. Terlihat ada dua orang pemuda yang sedang berdebat di pinggir jalan seperti orang tolol.

Semakin dekat, semakin jelas pulas wajah kedua orang tolol itu.

Astaga!

"Elga? Jus tai?" Kaget Alixa, memberhentikan motornya di samping mereka. "Kalian lagi ngemis?" Tanyanya polos.

Mendengar itu, Justin yang memang punya penyakit tempramental menjadi berang. "NGEMIS MATA LO!"

"Astaga... ngegas. Bikin gue kaget aja!"

Justin mendengus keras, "Alay."

"Astaga... lo udah jelek makin jelek kalau marah. Apalagi lo sekarang lagi ngemis disini. Ya kan, Elga?"

Elga yang ditanya hanya mengangguk singkat dengan bibir melengkung.

"ALIXA!" Bentak Justin. "Pertama gue gak jelek! Kedua, gue gak lagi ngemis. Ketiga, gue gak tau lo secerewet ini!"

Alix merotasikan matanya malas, "Nyenyenye."

Justin mengepalkan kedua tangannya. Saat hendak menerjang gadis itu, Elga menahannya.

"Apasi, Ga! Lepas! Gue mau bikin nih anak peritungan."

"Gak usah aneh-aneh. Pikirin aja gimana kita bisa balik." Balas Elga tenang. Memang di novel juga diceritakan jika Elgara itu sebenarnya baik hati dan paling tenang di antara semua sahabatnya. Bahkan paling baik, cuma kadang suka lepas kendali membentak Becca saat gadis itu berulah.

Tapi satu yang membuat Alixa salut, Elga tak suka main fisik kepada perempuan. Hem... membuat Alixa semakin menyukainya saja.

"Dih, dih... mata lo bisa gak biasa aja natap sahabat gue?" Sengsi Justin sambil mengangkat kedua jarinya seakan akan mencolok mata Alixa yang berbinar menatap sosok Elgara.

Alixa seketika tersadar, "Sialan lo!" Desisnya malu, bahkan dia yakin kini kedua pipinya pasti memerah.

Jus-tai sialan emang!

Elga sendiri tegelak pelan, apalagi Alixa yang dia kenal sangat dingin dan acuh itu kini sedang salah tingkah. Menyedot es bobanya dengan kuat.

"Lo kenapa sendirian?" Tanya Elga yang terdengar lembut di telinga Alixa. Sangat sangat berbanding balik dengan Justin yang daritadi memakinya.

"Em.. beli jajan di depan sana."

"Malam-malam gini?" Heran Elga, pasalnya kini sudah jam sepuluh malam mau jam sebelas.

"Y-- ya... soalnya pingin aja."

"Hati-hati. Bahaya cewek keluar malam-malam apalagi sendirian."

Ih! Pegang tangan Alixa sekarang. Cepat....

Anjing! Gue berasa mau terbang!

"Ya..." jawab Alixa seadaanya.

"Idih... salting ya lo! Buahahaha. Lagian, mana ada sih preman yang berani culik dia. Ga--"

"Bacot lo, jus! Tai!" Umpat Alixa, mencodongkan tubuhnya agar berhasil mencubit lengan Justin.

"Aw--- kejam banget si lo!"

"Bodo amat, wlee!" Alixa menjulurkan lidahnya.

"Alixa?"

Alixa menoleh, menatap Elga yang begitu tampan dengan hoodie hitamnya dan rambutnya yang kini tampak sedikit berantakan. Tak seperti biasanya yang disisir rapi.

"Ya?"

"Lo tau tempat jual bensin gak?"

"Nggak."

"Emang gak guna lo." Sahut justin pedas.

Alixa menghela, "Tau, dah. Mending gue pulang daripada harus menghirup udara satu lingkungan sama anak babi macam lo. Bye!" Tak mau kena amuk, Justin, Alixa langsung mengegas motornya kencang.

"Asu! Bangke! Tolol! Gue dendam banget ya sama tuh cewek. Gue tandain asli. Elga.. gu--"

Elga berdecak, "Mending lo diem cari tempat bensin atau warung buat cas hp minta bantuan anak-anak daripada lo nyerocos disini."

Justin menghembuskan napas panjang dengan wajah memelas. "Kamu jahat, mas! Kita putus!"

TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang