09. Fak!

56.9K 5.1K 142
                                    

Alixa berdiri menyandar pada dinding koridor. Sebelah tangannya sibuk memainkan batang lolipop yang sedang ia kemut saat ini.

Matanya tampak fokus menatap gerombolan anak futsal yang sedang bermain. Ternyata anak futsal tak kalah mempesona dengan anak basket.

Goodlooking semua! Beri lima jempol, guys!

Mata bulat Alixa menatap sosok pemuda tinggi dengan kulit kecoklatan khas asia, dengan ban kapten di lengan kanannya. Terlihat keren.

Saat pemuda itu mencetak gol, suasana tampak semakin riuh. Kedua mata Alixa menyipit, rasanya tidak asing. Tapi Alixa tidak ingat dengan sosok pemuda itu.

Saat sedang asik bersantai, tiba-tiba sekumpulan anak futsal yang sedang istirahat di pinggir lapangan menatapnya dengan terkejut dan penasaran.

Tubuh Alixa langsung menegak, ia menoleh kekanan dan kiri, tak ada siapapun. Hanya dia seorang di sini.

Apa mereka menatapnya?

Alixa menelan ludah, pemuda yang sepertinya kapten itu menatapnya datar dan intens dari jauh.

Saat mata mereka bertemua, alis tebal pemuda itu terangkat sebelah.

"Ha?" Beo Alixa bingung.

"Caper lo disini?" Teguran dengan suara serak itu membuat Alixa berjinggit kaget.

Matanya memelototi Jevas yang datang dari arah belakang dengan pakaian berantakan dan wajah bantalnya. Menatap datar Alixa.

"Emang lo beneran setan, ya? Muncul tiba-tiba terus perasaan!" Dumelnya, menatap Jevas tak suka.

"Ga ada setan seganteng gue!" Jelasnya percaya diri sambil menyugar rambutnya kebelakang. Bibir tipis itu tersenyum miring yang semakin membuatnya tampak mempesona.

Alixa berdecih, tangannya tefleks meraup wajah khas bangun tidur Jevas. "Jijik gue. Kurang-kurangin deh sifat narsis lo. Gak baik, serius. Kasihan. Mana masih muda lagi."

Jevas menyentak tangan Alixa, raut wajahnya tampak merah dan marah. "Tangan lo bau dosa!!" Bentaknya.

Alixa menggertakkan giginya, "Mulut lo tuh bau azab!" Balasnya berteriak di depan wajah Jevas sambil berjinjit, sedetik kemudian berlari kabur secepat mungkin. Dengan jurus andalan, seribu bayangan.

Hzzz...

Dada Jevas sudah naik turun. Jevas itu sangat tempramental, apalagi baru bangun tidur. Sangat sensitive sekali, sekali senggol langsung bacok!

Maka, sedetik Alixa melaju kabur, Jevas pun langsung mengejarnya dengan wajah yang menyeramkan andalannya.

Alixa menoleh kebelakang, membelalakkan matanya. "Huahhhhhhhh! Tolong!!" Teriak Alixa spontan saat melihat raja iblis mengejarnya. Bahkan Alixa sesekali menabrak apapun dan siapapun yang menghalangi larinya karena saking paniknya.

"Mati lo, Lix! Mati... siapa suruh gangguin tuh suami meduasa!" Racaunya tak karuan dengan kaki yang semakin gemetar.

Sementara dipinggir lapangan, gerumbulan pemuda futsal yang tadi menatap Alixa kini tertawa sekaligus keheranan. Mereka menertawai wajah konyol Alixa yang biasanya dingin itu terlihat panik dan ketakutan.

Dan mereka keheranan sejak kapan Alixa terlihat dekat dengan Jevas. Si biang onar dan tukang marah di Alexander Internasional School.

🐷🐷🐷

Hufttt

Huffttt

Entah sudah keberapa kali Alixa menghela napas berat. Berat rasanya hidup seperti ini.

TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang